Benarkah Media Sosial Bisa Sebabkan Depresi?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   07 Desember 2020
Benarkah Media Sosial Bisa Sebabkan Depresi?Benarkah Media Sosial Bisa Sebabkan Depresi?

Halodoc, Jakarta – Penggunaan media sosial dapat memengaruhi aktivitas fisik mulai dari kurang tidur, konsentrasi yang terganggu, sampa dengan depresi akibat tekanan ataupun bullying. Melansir dari Psychology Today, membatasi penggunaan media sosial kurang dari 30 menit sehari dapat membantu meningkatkan mood lebih positif. 

Journal of Social and Clinical Psychology juga menyatakan bahwa salah satu pemicu depresi adalah kebiasaan membandingkan kehidupan sendiri dengan orang lain. Perilaku negatif tersebut dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri dan pada akhirnya memicu depresi. Informasi selengkapnya bisa dibaca di sini!

Baca juga: 4 Penyakit Mental yang Tanpa Sadar Dialami Wanita

Media Sosial Bisa Mengurangi Rasa Bahagia?

Remaja dan pengguna dewasa muda yang menghabiskan waktu paling banyak di Instagram, Facebook, dan platform lainnya terbukti memiliki tingkat depresi yang signifikan. Apakah itu berarti Instagram dan Facebook benar-benar menyebabkan depresi? 

Sebenarnya bukan penyebab, tapi memang ada korelasinya. Salah satu alasan kenapa disebut korelasi karena peningkatan depresi terjadi seiring dengan peningkatan penggunaan media sosial. Remaja zaman sekarang lebih banyak menghabiskan waktu di media sosial ketimbang bertemu langsung dengan teman-teman sebayanya. 

Beberapa ahli menilai hubungan secara daring ini kurang memuaskan dari sisi emosional, sehingga dapat meningkatkan depresi ketika remaja merasa terisolasi secara sosial. Semakin sedikit seseorang terhubung dengan manusia lain secara mendalam dan empatik, maka semakin sedikit pula kamu mendapatkan manfaat dari interaksi sosial.

Namun, sebenarnya kondisi ini tidak berlaku secara umum. Untuk beberapa kondisi justru keterhubungan daring dapat membantu orang-orang yang kesulitan membangun interaksi sosial tatap muka. Depresi menjadi sesuatu yang relevan bagi pengguna media sosial ketika mereka tidak melakukannya dibarengi dengan aktivitas fisik ataupun hal-hal lain yang menimbulkan rasa pencapaian.

Ketika media sosial digunakan untuk mempelajari keterampilan baru dan mengembangkan bakat, korelasi buruk seperti depresi dapat terhindarkan. Memang ada perasaan senang ketika ada penambahan like dan follower, tapi hal-hal tersebut memang bikin ketagihan dan sifatnya memberikan kepuasan semu. 

Baca juga: 5 Alasan Kenapa Wanita Lebih Gampang Stres Ketimbang Pria

Cara Mengurangi Dampak Buruk Media Sosial

Untuk terhindar dari dampak buruk media sosial, ada beberapa hal yang bisa lakukan yaitu: 

1. Fokus pada keseimbangan. Pastikan anak remaja terlibat dalam interaksi sosial secara offline, dan punya waktu untuk aktivitas yang membantu membangun identitas dan kepercayaan diri.

2. Nonaktifkan pemberitahuan. Pengembang aplikasi menjadi semakin agresif dengan pemberitahuan untuk memikat pengguna agar menghentikan apa pun yang mereka lakukan untuk terus terlibat dengan ponsel mereka. Di satu sisi notifikasi penting, tapi juga bisa mengganggu dan mengikat, menciptakan ketergantungan.

Baca juga: Moody pada Wanita, Kelainan Mental atau Hormon?

3. Perhatikan jika penggunaan media sosial mengganggu rasa percaya diri. Efek negatif media sosial dapat berdampak lebih besar ketika kepercayaan diri menurun.

4. Ajarkan penggunaan media sosial dengan penuh perhatian. Dorong remaja untuk jujur ​​dengan diri mereka sendiri tentang bagaimana waktu yang dihabiskan di media sosial membuat mereka merasa, dan melepaskan diri dari interaksi yang meningkatkan stres atau ketidakbahagiaan.

5. Menjadi contoh pengguna media sosial yang baik. Berikan contoh kepada anak remaja bagaimana seharusnya menggunakan media sosial. Penting untuk dipahami, melepaskan diri dari media sosial itu perlu supaya bisa menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga. 

Ketergantungan pada media sosial dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental. Jika butuh bantuan medis, tanyakan langsung ke Halodoc. Kamu bisa menanyakan masalah kesehatan apapun dan dokter terbaik di bidangnya akan memberikan solusi. Caranya cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bahkan bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2020. Does Social Media Cause Depression?
Child Mind Institute. Diakses pada 2020. Does Social Media Cause Depression?
Healthline. Diakses pada 2020. The FOMO Is Real: How Social Media Increases Depression and Loneliness.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan