Benarkah PTSD Sebabkan Gangguan pada Tumbuh Kembang Anak?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   05 Agustus 2020
Benarkah PTSD Sebabkan Gangguan pada Tumbuh Kembang Anak?Benarkah PTSD Sebabkan Gangguan pada Tumbuh Kembang Anak?

Halodoc, Jakarta – PTSD (post-traumatic stress disorder) adalah gangguan mental yang bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Secara umum, kondisi ini bisa muncul akibat kejadian traumatis yang pernah disaksikan atau dialami sendiri. Lantas, benarkah gangguan ini bisa menyebabkan gangguan pada tumbuh kembang anak? 

Jawabannya iya. Nyatanya, PTSD bisa menjadi pemicu terjadinya gangguan dalam jangka panjang, baik dari segi kesehatan fisik maupun mental. Trauma ini bisa mengganggu tumbuh kembang anak, yaitu memicu komplikasi berupa depresi, gangguan makan, hingga gangguan kecemasan. Tidak hanya itu, PTSD juga bisa meningkatkan risiko penyakit jangka panjang, seperti asma, diabetes, hingga stroke. 

Baca juga: 4 Gangguan Mental yang Terjadi Tanpa Disadari

Gejala PTSD pada Anak 

PTSD menyebabkan pengidapnya tidak dapat melupakan trauma yang pernah dialami atau dilihat. Ada beberapa kejadian yang bisa menyebabkan trauma, seperti kecelakaan lalu lintas, bencana alam, tindak kriminal seperti perampokan, pelecehan seksual, atau pemerkosaan. Namun, bukan berarti orang-orang yang mengingat kejadian trauma masa kecil pasti mengidap PTSD. 

Gangguan PTSD masuk dalam kategori kecemasan yang membuat pengidapnya sulit untuk melupakan kejadian traumatis yang pernah dialami atau disaksikan. Pada tingkat yang parah, gangguan ini bisa menyebabkan pengidapnya selalu berpikiran negatif terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Pikiran-pikiran seperti itu bisa memengaruhi pandangan hidup, dan pada akhirnya membuat gejala PTSD rentan muncul. 

Ayah dan ibu sebaiknya waspada jika Si Kecil menunjukkan gejala PTSD, seperti sering mengingat kejadian traumatis yang pernah dialami atau dilihat, mengalami mimpi buruk, sering bertindak impulsif, mengaku mendengar suara yang tidak didengar orang lain, sering berpikiran negatif, terlihat putus asa, serta tidak memiliki ketertarikan atau semangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari. 

Baca juga: Emosi Meledak-Ledak, Tanda Mental yang Tidak Stabil?

Gejala PTSD yang memburuk sebaiknya ditangani segera. Tujuannya untuk meringankan gejala dan menghindari hal-hal buruk terjadi. Salah satunya kemungkinan muncul komplikasi seperti depresi, gangguan makan, atau gangguan kecemasan. Pengobatan yang dibutuhkan merupakan kombinasi terapi psikologis dan pemberian obat khusus. 

Jika anak-anak menunjukkan gejala PTSD, peran orangtua sangat penting untuk membantunya pulih. Jika hal ini yang terjadi, pastikan untuk mendampingi anak dalam upaya menerima trauma. Secara perlahan, bantu Si Kecil mengerti bahwa semua itu sudah terjadi dan sebaiknya mulai diterima. Bertindak seakan tidak ada yang terjadi, atau berpura-pura tegar nyatanya tidak membantu. 

Semakin lama, trauma yang pernah terjadi malah akan semakin menghantui. Selain itu, membiasakan diri dan anak untuk berpura-pura bahwa semua baik, malah bisa memicu terjadinya gangguan mental lain. Sebab, semakin lama rasa depresi dan ketakutan yang dibiarkan terpendam tentu akan mencuat dan bisa berakibat fatal. 

Baca juga: Orang Bisa Kena PTSD Tanpa Disadari

Cari tahu lebih lanjut mengenai PTSD dan gangguan mental lain dengan bertanya pada psikolog di aplikasi Halodoc. Ahli psikologi bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi paling lengkap dan terpercaya dari dokter berpengalaman. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play! 

Referensi 
American Psychiatric Association. Diakses pada 2020. What is Posttraumatic Stress Disorder?
Stanford Children’s Health. Diakses pada 2020. Posttraumatic Stress Disorder (PTSD) in Children.
Verywell. Diakses pada 2020. Treating the Effects of Childhood Trauma.
Healthline. Diakses pada 2020. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan