Benarkah Sindrom Pramenstruasi Hanya Mitos?

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   11 Juli 2022

“Sindrom pramenstruasi atau PMS nyatanya bukan sekadar mitos. Kondisi ini adalah hal yang benar-benar dapat terjadi dan dialami oleh wanita sebelum mereka memasuki siklus menstruasi.”

Benarkah Sindrom Pramenstruasi Hanya Mitos?Benarkah Sindrom Pramenstruasi Hanya Mitos?

Halodoc, Jakarta – Wanita akan mengalami siklus menstruasi setiap bulannya dan kadang kondisi ini menyebabkan adanya perubahan dalam tubuh yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini dikenal juga sebagai sindrom pramenstruasi (PMS). Namun, seorang psikolog wanita yang bernama Robin Stein Deluca menyebutkan bahwa PMS adalah mitos yang dilebih-lebihkan dan menjadi alasan bagi seorang wanita untuk tidak menjalankan kegiatannya.

PMS adalah kondisi kesehatan yang nyata dan dialami oleh wanita sebelum menjalani menstruasi. Kondisi ini bukanlah mitos belaka, meski setiap wanita akan mengalami gejala yang berbeda-beda. Nah, agar kamu lebih mengerti mengenai kondisi PMS, sebaiknya simak ulasannya berikut ini!

Mengenai Sindrom Pramenstruasi atau PMS

Sindrom pramenstruasi bisa menyebabkan berbagai gejala pada wanita. Mulai dari gejala yang terasa ringan hingga gejala berat. Melansir Mayo Clinic, 3 dari 4 wanita yang memasuki siklus menstruasi mengalami sindrom ini, tetapi umumnya gejala akan dirasakan berbeda-beda.

Bukan hanya pada fisik, tetapi gejala PMS juga bisa menyebabkan perubahan pada emosi wanita. Nah, berikut ini gejala yang umum dialami wanita saat mengalami sindrom pramenstruasi atau PMS:

  • Nyeri sendi.
  • Sakit kepala.
  • Kelelahan.
  • Kenaikan berat badan akibat penambahan cairan dalam tubuh.
  • Perut kembung.
  • Payudara yang membesar.
  • Munculnya jerawat.
  • Kram perut.

Selain perubahan pada fisik, PMS juga menyebabkan gejala pada emosi, seperti menjadi lebih sering marah, mudah tersinggung, insomnia, gelisah, depresi, hingga gairah seksual yang meningkat.

Pada beberapa wanita, gejala PMS yang memicu perubahan pada fisik dan emosi dapat menyebabkan gangguan aktivitas sehari-hari. Hal ini yang kemudian kerap dikira sebagai alasan agar mereka menunda aktivitas. 

Padahal, gejala PMS yang dialami harus diatasi dengan tepat. Gejala PMS yang ringan bisa diatasi dengan istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan bernutrisi, hingga memperbanyak asupan cairan pada tubuh.

Sedangkan, gejala PMS yang cukup berat perlu ditangani secara medis menggunakan pengobatan hormonal hingga obat antidepresan untuk mengurangi gejala.

Penyebab Sindrom Pramenstruasi

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa yang memicu seorang wanita mengalami PMS menjelang menstruasi. Namun, ada beberapa faktor yang bisa memicu perubahan ini pada wanita, seperti:

  1. Perubahan Siklus Hormon

PMS bisa terjadi akibat adanya perubahan terhadap kadar hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini akan berfluktuasi sepanjang siklus mentruasi.

Selama memasuki fase luteal, hormon akan mencapai puncaknya kemudian turun dengan cepat yang dapat memicu gejala PMS, seperti perubahan suasana hati.

  1. Adanya Perubahan Kimia pada Otak

Neurotransmitter serotonin dan norepinefrin memiliki fungsi yang cukup penting dalam tubuh. Keduanya berfungsi untuk mengatur suasana hati, emosi, hingga perilaku. 

Nah, penurunan kadar estrogen yang terjadi ketika PMS mendorong pelepasan norepinefrin yang menyebabkan penurunan produksi dopamin dan serotonin. Hal ini yang membuat munculnya gejala PMS, seperti susah tidur.

  1. Riwayat Gangguan Kesehatan Mental

Jika kamu memiliki riwayat dengan gangguan kesehatan mental, seperti stres, depresi, atau gangguan cemas, hal ini dapat meningkatkan risiko kamu mengalami PMS.

  1. Gaya Hidup

Gejala PMS bisa muncul akibat kebiasaan gaya hidup yang kurang sehat, seperti merokok, terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak, gula, dan garam, kurang melakukan aktivitas fisik, hingga kurangnya waktu tidur.

Itulah berbagai fakta mengenai sindrom pramenstruasi atau PMS yang sering dialami oleh wanita. Jangan ragu untuk bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc ketika gejala PMS yang kamu alami telah mengganggu kamu beraktivitas. Tunggu apa lagI? Segera download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play untuk mendapatkan cara penanganan yang tepat dari dokter terpercaya!

Referensi:

Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Premenstrual Syndrome.
Healthline. Diakses pada 2022. PMS: Premenstrual Syndrome Symptoms, Treatments, and More.
Better Health. Diakses pada 2022. Premenstrual Syndrome (PMS).

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan