Berjuang Hasilkan Vaksin COVID-19, Ini Kandidatnya

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   17 September 2020
 Berjuang Hasilkan Vaksin COVID-19, Ini Kandidatnya Berjuang Hasilkan Vaksin COVID-19, Ini Kandidatnya

Halodoc, Jakarta – Dunia masih menunggu kabar baik tentang penemuan Vaksin COVID-19. Hingga kini, sejumlah negara dan peneliti masih berjuang untuk mengembangkan dan menghasilkan vaksin yang bisa memutus mata rantai penularan virus Corona. Meski masih membutuhkan waktu, setidaknya sudah ada sejumlah kandidat vaksin yang tengah dipersiapkan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setidaknya mencatat ada lebih dari 170 calon Vaksin COVID-19 yang tengah dikembangkan. Ada sejumlah tahap yang nantinya harus dilewati sampai akhirnya vaksin dinyatakan aman dan bisa diterima. Vaksin baru akan diproduksi secara masal jika sudah memenuhi beberapa kriteria, seperti lulus tahapan uji klinis, aman digunakan, serta memiliki tingkat efektivitas yang cukup untuk mencegah virus. 

Baca juga: Alasan Pandemi Belum Tentu Usai Meski Vaksin Corona Ditemukan

Daftar Calon Vaksin Corona di Dunia

Hingga kini, COVID-19 sudah menginfeksi puluhan juta manusia di dunia. Jumlahnya masih terus bertambah, sebab hingga kini belum ditemukan vaksin maupun pengobatan yang ampuh untuk mencegah penyakit. Normalnya, sebuah vaksin baru membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diuji efektivitasnya. Ditambah lagi waktu untuk memproduksinya. 

Namun, para peneliti di dunia berharap vaksin bisa segera ditemukan dalam rentang waktu 12-18 bulan. Hingga saat ini, sudah ada beberapa kandidat vaksin yang selesai memasuki fase-fase uji klinis dan kelayakan sebagai pengobatan. Sebelum disetujui dan diproduksi untuk manusia, calon vaksin harus melewati beberapa tahap pengujian terlebih dahulu, di antaranya: 

  • Pra Klinis, pada tahap ini vaksin diuji coba pada hewan. Tujuannya untuk melihat ada atau tidak perubahan imun.
  • Fase 1 pengujian Klinis, vaksin akan diberikan kepada sekelompok kecil manusia. Nantinya akan dilihat apakah vaksin cukup aman dan akan dipelajari respons imun yang muncul. 
  • Fase 2 pengujian klinis, vaksin mulai diberikan pada kelompok orang yang lebih besar, hingga ratusan orang, sehingga peneliti bisa mempelajari lebih banyak tentang keamanan dan dosis vaksin yang tepat.
  • Fase 3 uji klinis, merupakan tahap terakhir sebelum disetujui. Pada tahap ini, vaksin diberikan pada ribuan orang dan dicari tahu apakah ada efek samping yang muncul serta menilai sejauh mana vaksin bisa melindungi dari serangan virus. 

Baca juga: Uji Coba Vaksin Corona Lemah pada Lansia, Apa Alasannya?

Dari data WHO, ada sejumlah Vaksin yang sudah mulai diuji coba dan melewati beberapa tahap pengujian klinis, antara lain: 

  1. AstraZeneca/Oxford University.
  2. BioNTech/Pfizer/Fosun Pharma.
  3. Wuhan Institute of Biological Products/Sinopharm. 
  4. Moderna/NIAID.
  5. Sinovac.
  6. Beijing Institute of Biological Products/Sinopharm.
  7. CanSino Biologics Inc./Beijing Institute of Biotechnology.
  8. Novavax.
  9. Kentucky Bioprocessing, Inc.
  10. Arcturus/Duke-NUS.
  11. Cadila Healthcare Limited.
  12. Osaka University/ AnGes/ Takara Bio.
  13. Bharat Biotech.
  14. Inovio Pharmaceuticals/ International Vaccine Institute.
  15. Janssen Pharmaceutical Companies.
  16. Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical/Institute of Microbiology, Chinese Academy of Sciences.
  17. Genexine Consortium.
  18. Institute of Medical Biology, Chinese Academy of Medical Sciences.
  19. Curevac.
  20. University of Queensland/CSL/Seqirus.
  21. Vaxine Pty Ltd/Medytox.
  22. People's Liberation Army (PLA) Academy of Military Sciences/Walvax Biotech.
  23. Medicago Inc.
  24. Imperial College London.
  25. Institute Pasteur/Themis/Univ. of Pittsburgh CVR/Merck Sharp & Dohme.
  26. Instituto Finlay de Vacunas, Cuba.
  27. Medigen Vaccine Biologics Corporation/NIAID/Dynavax.
  28. Clover Biopharmaceuticals Inc./GSK/Dynavax.
  29. ReiThera/LEUKOCARE/Univercells.
  30. Gamaleya Research Institute.
  31. University of Melbourne/Murdoch Children’s Research Institute.
  32. The Murdoch Children’s Research Institute.

Meski menjanjikan, harus disadari bahwa setelah Vaksin COVID-19 ditemukan, masih dibutuhkan waktu untuk menyatakan bahwa pandemi sudah berakhir. Sebab, distribusi dan pemberian vaksin untuk seluruh manusia di dunia bukanlah hal yang mudah. Selain itu, efektivitas vaksin masih harus diamati pada setiap individu. Namun, bukan berarti tidak ada yang bisa dilakukan. Untuk mengurangi risiko tertular virus, pastikan untuk selalu menaati dan menjalankan protokol kesehatan, menjaga jarak, rutin cuci tangan, isolasi diri, dan selalu mengenakan masker saat keluar rumah. 

Baca juga: Ketahui Perkiraan Harga Vaksin Corona di Indonesia

Kalau muncul gejala penyakit, bisa gunakan aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Kamu juga bisa membeli obat melalui aplikasi yang sama. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store atau Google Play!


Referensi 
WHO. Diakses pada 2020. 172 countries and multiple candidate vaccines engaged in COVID-19 vaccine Global Access Facility.
The Guardian. Diakses pada 2020. Covid vaccine tracker: when will a coronavirus vaccine be ready?
John Hopkins Medicine. Diakses pada 2020. Coronavirus, Social Distancing and Self-Quarantine.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan