Bisakah Patologi Anatomi Digunakan pada Tindakan Medis Kuretase?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   05 April 2019
Bisakah Patologi Anatomi Digunakan pada Tindakan Medis Kuretase?Bisakah Patologi Anatomi Digunakan pada Tindakan Medis Kuretase?

Halodoc, Jakarta - Patologi anatomi merupakan cabang kedokteran yang mempelajari penyakit yang terjadi pada struktur organ tubuh, baik secara keseluruhan, maupun secara mikroskopis. Patologi anatomi sendiri punya fungsi utama yaitu untuk mengidentifikasi adanya kelainan yang dapat membantu dokter melakukan diagnosis penyakit. Nah, bisakah patologi anatomi digunakan pada tindakan medis kuretase?

Baca juga: Begini Penanganan Medis untuk Atasi Blighted Ovum

Ini Penjelasan dari Patologi Anatomi

Salah satu guna patologi anatomi adalah untuk membantu mengidentifikasi berbagai jenis tumor atau kanker, tapi tes ini juga membantu dalam mendiagnosis penyakit lainnya, seperti penyakit ginjal dan hati, gangguan autoimun, dan infeksi. Pemeriksaan dalam metode ini akan melibatkan pemeriksaan spesimen bedah yang diambil dari tubuh atau bahkan kadang pemeriksaan seluruh tubuh (otopsi) untuk menyelidiki adanya suatu penyakit.

Ini Penjelasan dari Metode Kuretase

Kuretase atau yang lebih dikenal dengan kuret merupakan suatu prosedur yang bertujuan untuk mengeluarkan jaringan dalam rahim. Kuret biasanya diawali dengan tindakan yang dinamakan dilatasi, untuk melebarkan leher rahim atau serviks, sehingga sering kali disebut sebagai dilatasi dan kuretase.

Kuret bisa dilakukan dengan metode pengerokan menggunakan alat berbahan logam ataupun metode isap yang menggunakan alat khusus. Prosedur ini dilakukan oleh dokter kandungan, dan biasanya akan memakan waktu kurang lebih 10-15 menit. Sebelum kuretase dilakukan, pengidap kondisi kesehatan yang akan melakukan metode ini akan dibius terlebih dahulu.

Baca juga: Ini yang Terjadi pada Tubuh Saat Alami Blighted Ovum

Apakah Patologi Anatomi Digunakan pada Tindakan Medis Kuretase?

Pemeriksaan patologi anatomi bertujuan untuk memeriksa jaringan di bawah mikroskop untuk mengetahui apa jaringan yang akan dikuret. Seseorang yang menjalani ini tidak perlu mengkhawatirkan hasil patologi anatomi, karena setelah keguguran atau setelah menjalani prosedur kuretase, wajar apabila haid tidak langsung datang. Pasalnya, masih ada sisa hormon kehamilan hingga beberapa minggu, dan perlu waktu bagi tubuh untuk menyesuaikan kembali hormon-hormon reproduksi agar terjadi haid teratur kembali.

Kondisi penyesuaian hormon ini akan membutuhkan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan. Jika haid sudah datang, ini menandakan kalau masa subur telah kembali. Jika seseorang yang menjalani prosedur ini ini memulai program hamil setelah kuretase, sebaiknya diskusikan dengan dokter ahli. Namun, jika setelah melakukan prosedur kuretase haid menjadi tidak lancar, kondisi ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti:

  • Stres.
  • Penggunaan alat kontrasepsi.
  • Gangguan hormon reproduksi.
  • Perubahan berat badan drastis.
  • Kekurangan gizi.
  • Gaya hidup yang kurang sehat.
  • Gangguan hormon tiroid.

Untuk itu, sebaiknya usahakan untuk kontrol kembali pasca kuretase, sehingga dapat diperiksa apakah ada jaringan yang tersisa atau ada masalah kesehatan lain. Apabila setelah melakukan prosedur kuret terjadi mulas, perdarahan hebat, keputihan berbau, atau demam, sebaiknya segera diskusikan dengan dokter ahli.

Ini Risiko Menjalani Tindakan Medis Kuretase

Meski relatif aman, setiap prosedur operasi pasti memiliki risiko. Kuret sendiri mempunyai beberapa risiko, seperti infeksi dalam rahim, perdarahan yang hebat, luka parut pada dinding rahim, nyeri atau gangguan haid, bahkan kemandulan. Beberapa risiko kuret yang jarang terjadi adalah kerusakan atau terbentuknya lubang pada leher rahim, rahim, kandung kemih, atau pembuluh darah. Selain itu, lubang pada leher rahim dapat terbentuk karena cedera akibat alat operasi pada wanita menopause atau wanita yang baru saja melahirkan.

Baca juga: Kenali 5 Fakta Penting Mengenai Blighted Ovum

Apakah kamu ingin menjalani prosedur ini? Jika iya, ada baiknya kamu pelajari dengan jelas prosedur-prosedur apa yang akan kamu jalani. Dalam hal ini, kamu bisa berdiskusi dengan dokter ahli di aplikasi Halodoc melalui Chat atau Voice/Video Call. Enggak hanya itu, kamu juga bisa membeli obat yang sedang kamu butuhkan. Tanpa perlu repot, pesanan kamu akan diantar ke tempat tujuan dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya di Google Play atau App Store!

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan