Awas, Jangan Berlebihan Asupan Manis Ketika Berbuka

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   07 Mei 2018
Awas, Jangan Berlebihan Asupan Manis Ketika BerbukaAwas, Jangan Berlebihan Asupan Manis Ketika Berbuka

 Halodoc, Jakarta – Setelah menahan dahaga selama kurang lebih 12 jam, mengasup minuman manis saat berbuka puasa memang amat menggoda. Mulai dari es teh manis, es kelapa, kolak, cendol, dan minuman lainnya biasanya sudah ada di list menu berbuka puasa. Namun, bagi kamu yang gemar mengonsumsi minuman manis saat berbuka, harus tahu aturannya. Pasalnya, terlalu banyak menenggak minuman manis untuk berbuka puasa justru bisa menimbulkan masalah bagi tubuh, lho.

Melonjakkan Insulin

Pada dasarnya kadar gula dalam tubuh orang yang berpuasa akan turun, sehingga akan membuat tubuh terasa lemas. Nah, makanan dan minuman manis memang cukup oke untuk mengembalikan kadar gula. Namun, kalau asupannya berlebihan justru akan menjadi bumerang bagi tubuh.

Kata ahli spesialis gizi, berbuka secara berlebihan dengan minuman manis seperti es teh manis, cendol, atau kolak bisa menimbulkan masalah. Minuman yang terlampau manis bisa membuat kadar gula darah melonjak dengan cepat sehingga memberatkan kerja pankreas dalam menghasilkan insulin. Padahal, fungsi insulin ini membantu penyerapan gula darah ke sel-sel tubuh. Nah, coba bayangkan, apa jadinya selama kurang lebih 30 hari tubuh terus-terusan “dicekoki” oleh asupan manis? Enggak menutup kemungkinan akan timbul sederet masalah kesehatan.

Oleh sebab itu, para ahli hanya menyarankan berbukalah dengan minuman jus atau hanya sari buah yang secara alami mengandung fruktosa dan glukosa. Minuman jenis ini bisa mengembalikan gula darah, tapi tidak menyebab lonjakan yang drastis. Dengan begitu enggak membebani kerja pankreas.

Kata ahli, untuk berbuka tubuh hanya memerlukan sekitar 100-200 kalori. Nah, setelah itu barulah kolorinya ditambah dari menu utama. Dari teh manis (dua sendok teh gula pasir) saja tubuh sudah bisa mendapatkan sekitar 120 kalori. Selain teh manis, dua butir kurma pun sudah mengandung 200 kalori. So, cukuplah air putih atau teh manis dengan dua butir kurma. Enggak perlu ditambah dengan es buah, cendol, atau minuman-makanan manis lainnya.

Yang perlu diketahui, lonjakan insulin itu bisa membahayakan tubuh. Kondisi inilah yang bisa meningkatkan risiko terjadinya resistensi insulin atau diabetes tipe 2. Apalagi, bagi kamu yang memiliki kadar gula tinggi.

(Baca juga: Waspada Gula Sebabkan Anak Jadi Hiperaktif)

Tahan Nafsu, Pilih yang Aman

Menurut pakar gizi dan nutrisi, setidaknya ada beberapa buah yang tepat dikonsumsi saat berbuka puasa. Misalnya, kurma, pepaya, dan pisang karena teksturnya lembut sehingga gampang dicerna oleh usus. Nah, sedangkan buah yang memiliki kandungan asam yang tinggi, sebaiknya dikesampingkan dulu. Alasannya, buah-buah yang mengandung asam ini bisa membuat lambung perih, bahkan bisa menimbulkan rasa sakit dan perasaan yang enggak nyaman.  

Jika kamu enggak tertarik mengonsumsi buah, ada alternatif lain yang ahli tawarkan. Contohnya, kolak. Buatlah kolak dengan isi yang lembut dan tidak keras biar mudah dicerna. Sebagian orang terkadang memang cemas dengan kandungan santan di dalamnya, sebab bisa memengaruhi lambung.

Enggak perlu risau, kata ahli, santan yang sudah tercampur dalam kolak cenderung encer, sehingga aman bagi lambung. Beda cerita dengan santan yang ada pada gula atau kari yang cenderung lebih kental. Namun, sekali lagi, jangan berlebihan mengonsumsinya, ya.

So, berbuka dengan minuman manis memang sah-sah saja. Enggak ada yang ngelarang kok. Namun, cobalah lebih bijak untuk mengonsumsinya agar tubuh tetap sehat selama beribadah puasa.

(Baca juga: Konsumsi 3 Makanan Sehat Ini Saat Sahur dan Buka Puasa)

Masih bingung menu sehat apa yang bisa kamu konsumsi untuk berbuka puasa? Kamu bisa mendiskusikannya dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan