Supaya 17 Agustusan Tetap Seru, Waspada Risiko 3 Cedera Ini

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   15 Agustus 2018
Supaya 17 Agustusan Tetap Seru, Waspada Risiko 3 Cedera IniSupaya 17 Agustusan Tetap Seru, Waspada Risiko 3 Cedera Ini

Halodoc, Jakarta - Hari Kemerdekaan RI tinggal menghitung hari. Di banyak daerah, perayaan Kemerdekaan RI ini sering dirayakan dengan beragam perlombaan. Banyak orang menyebutnya dengan lomba “17 Agustusan”. Mulai dari panjat pinang, bakiak, balap karung, hingga menangkap belut siap meramaikan ajang perlombaan tersebut.

Nah, di balik keseruan lomba yang mulai jamak dilakukan sekitar tahun 1950-an ini, kamu mesti waspada dengan risiko cedera yang bisa mengintai. Berikut risiko cedera yang perlu diwaspadai dari perlombaan “17 Agustusan” yang perlu kamu ketahui!

 

1. Bisa Tersedak

 

Keluhan medis yang satu ini biasanya disebabkan oleh makanan. Salah satu perlombaan 17 Agustusan yang biasa digelar adalah lomba makan kerupuk atau lomba makan cepat lainnya. Nah, lomba makan cepat ini enggak menutup kemungkinan bisa membuat pesertanya tersedak. Dalam dunia medis, benda asing yang “tersangkut’ di saluran pernapasan bisa membahayakan orang yang mengalaminya.

Baca juga: Back Hug, Pertolongan Pertama saat Tersedak

Kasus tersedak bisa membuat seseorang kesulitan untuk bernapas. Pasalnya, makanan yang berada di saluran udara itu bisa menghambat aliran udara di tenggorokan. Ingat, komplikasi tersedak ini juga bisa mengancam nyawa, lho. Kasus tersedak sendiri biasanya sering terjadi ketika seseorang menelan makanan secara tergesa-gesa.

Nah, kamu bisa membantu seseorang yang tersedak menggunakan teknik manuver heimlich. Caranya cukup sederhana, pertama posisikan korban secara berdiri atau duduk, dan berdirilah di belakangnya. Lalu, lingkarkan kedua tangan kamu di sekitar pinggang korban seperti posisi memeluk.

Lalu, kepalkan salah satu tangan dan pastikan ibu jari masuk ke dalam kepalan. Kemudian, letakan kepalan itu sedikit di atas pusar orang yang tersedak, tapi di bawah tulang dada. Yang mesti diingat, posisikan sisi luar dari ibu jari menghadap perut korban, dan genggam kepalan tangan kamu dengan rapat dengan tangan satunya.

Nah, dengan kepalan itu, sentakan kuat-kuat ke dalam perut dengan keras dan cepat, lalu ke arah atas. Ingat, ke arah dalam lalu ke arah atas, dengan cepat. Kata ahli, gerakan itu dilakukan untuk memberikan suatu tekanan, dan diharapkan bisa mengeluarkan kembali objek yang tersangkut di tenggorokan.

Ingat, menurut riset dari Injury Fact 2016, tersedak merupakan penyebab utama keempat kematian yang tak disengaja. Untungnya, manuver heimlich bisa menjadi cara tercepat dan sederhana untuk mengatasi kasus tersedak. Di AS saja, setidaknya lebih dari 50.000 orang terselamatkan karena prosedur ini.

2. Hati-Hati Terkilir

Lomba seperti tarik tambang, bakiak, dan balap karung masih menjadi jenis lomba 17 Agustusan yang banyak dipertandingkan di beberapa daerah. Selain menyenangkan, lomba ini membutuhkan kekuatan, kecermatan, kelincahan, dan kerja sama tim. Namun, di balik keseruan lomba ini, kamu mesti hati-hati dengan risiko cedera yang bisa mengintai. Pasalnya, bila tak dilakukan dengan hati-hati, ketiga lomba tersebut bisa rentan membuat cedera peserta lomba, lho. Salah satunya, terkilir atau keseleo.

Keseleo atau terkilir juga biasa dikenal dengan cedera sprain. Kata ahli, cedera ini bisa terjadi pada sisi luar pergelangan kaki, ketika posisi telapak kaki berubah tiba-tiba ke dalam, atau di sisi dalam karena telapak kaki yang mengarah ke luar. Terkilir merupakan cedera yang terjadi pada ligamen, yaitu jaringan ikat yang menghubungkan antara tulang dan menyokong sendi.

Baca juga: Begini Pertolongan Pertama untuk Mengatasi Terkilir

Gejala cedera sprain ini berupa bengkak dan nyeri pada pergelangan kaki. Selain itu, cedera ini juga bisa menimbulkan memar, membuat gerak kaki jadi terbatas, dan ketidakstabilan pada pergelangan kaki. Melansir Mayo Clinic, cedera sprain yang tak ditangani dengan tepat bisa saja menimbulkan berbagai komplikasi. Misalnya, menyebabkan nyeri kronis pada pergelangan kaki, artritis sendi pergelangan kaki, dan ketidakstabilan kronis pada sendi pergelangan kaki. Oleh sebab itu, atlet profesional mesti dievaluasi oleh seorang ahli medis profesional untuk menentukan langkah penanganan yang tepat, mulai dari perawatan dan rehabilitasi.

3. Awas Patah Tulang

Cedera yang satu ini tak main-main, lho. Dari banyaknya lomba 17 Agustusan, panjat pinang termasuk cabang lomba yang amat riskan dengan cedera ini. Bagaimana tidak? Terjatuh saat melakukan panjat pinang, sama halnya terjatuh dari ketinggian 3-4 tingkat bangunan gedung. Nah, pastinya risiko cederanya bisa terbilang serius. Seperti patang tulang, misalnya.

Kata ahli, patah tulang merupakan cedera trauma yang enggak jarang dijumpai. Yang perlu diketahui, bila enggak ditangani dengan tepat, patah tulang ini amat berisiko. Bahkan, jika tidak ditangani dengan tepat bisa menimbulkan dampak yang fatal.

Baca juga:  5 Gangguan Kesehatan yang Diatasi dengan Fisioterapi

Patah tulang umumnya dalam dunia medis disebut dengan fraktur. Cedera ini digolongkan menjadi dua macam, yaitu fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Perbedaannya, fraktur tertutup tulang yang patah enggak sampai melewati kulit. Sementara fraktur terbuka, sebagian atau seluruh tulang yang patah terlihat menembus kulit

Nah, agar lomba 17 Agustusan berlangsung seru dan aman, lakukanlah lomba tersebut dengan cermat dan hati-hati. Bila kamu, anggota keluarga, atau orang di sekitar kamu mengalami keluhan kesehatan karena  lomba 17 Agustusan, enggak perlu panik.

Kamu bisa kok berdiskusi langsung dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan