BPD dan Bipolar, Serupa tetapi Tidak Sama

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   01 September 2020
BPD dan Bipolar, Serupa tetapi Tidak Sama BPD dan Bipolar, Serupa tetapi Tidak Sama

Halodoc, Jakarta - Borderline Personality Disorder (BPD) dan gangguan kepribadian bipolar adalah dua jenis gangguan kesehatan mental yang nyaris sama. Keduanya cukup mirip sehingga agak sulit membedakannya. Pasalnya, kedua kelainan ini memiliki gejala impulsif dan perubahan suasana hati.

Namun, jika kamu menelaah lebih dalam lagi, dua gangguan kejiwaan ini adalah hal yang berbeda. Mereka pun memiliki pengobatan yang berbeda juga. Mari pahami perbedaan keduanya melalui ulasan berikut!

Baca juga: Kaitan Antara Gangguan Kepribadian Ambang dengan Binge Eating

Gangguan Bipolar

Gangguan ini juga dikenal sebagai depresi manik. Gangguan bipolar menyebabkan perubahan suasana hati, energi, dan kemampuan untuk berfungsi sepanjang hari. Seseorang yang mengidap penyakit ini akan mengalami gejala yang didefinisikan sebagai periode depresi dan mania yang dapat berlangsung dari hari ke bulan. 

Tidak seperti gangguan kepribadian ambang, perubahan suasana hati gangguan bipolar tidak dipicu oleh konflik antarpribadi, berlangsung selama berhari-hari hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Perubahan suasana hati ini bisa terjadi dalam beberapa menit hingga berjam-jam. Episodenya pun bisa disertai dengan perubahan dalam tidur, energi, ucapan, dan pemikiran

Selama masa mania, gejala dari gangguan bipolar mungkin termasuk:

  • Suasana hati yang sangat senang atau marah, dan kesal.
  • Lebih banyak energi dan aktivitas fisik dan mental daripada biasanya.
  • Berbicara lebih banyak dan lebih cepat
  • Kadang suka membuat rencana besar.
  • Kerap mengambil resiko.
  • Jadi lebih impulsif (penyalahgunaan zat, seks, pengeluaran, dan lain-lain)
  • Kurang tidur, tapi tidak merasa lelah.
  • Sementara selama periode depresi, gejalanya mungkin termasuk:
  • Penurunan energi.
  • Kesedihan yang tak kunjung usai.
  • Lebih sedikit aktivitas dan energi.
  • Gelisah dan mudah tersinggung.
  • Gangguan konsentrasi dan pengambilan keputusan.
  • Khawatir dan cemas.
  • Tidak tertarik dengan aktivitas yang biasanya digemari. 
  • Perasaan bersalah dan putus asa; pikiran untuk bunuh diri.
  • Perubahan nafsu makan atau pola tidur.

Kebanyakan orang dengan gangguan bipolar membutuhkan perawatan seumur hidup untuk menjaga kondisi mereka tetap terkendali. Ini biasanya termasuk obat-obatan seperti penstabil suasana hati, dan terkadang juga antipsikotik atau antidepresan. Terapi juga dapat membantu orang dengan gangguan bipolar untuk memahaminya dan mengembangkan keterampilan untuk menanganinya.

Baca juga: Kenali Fase Gejala Gangguan Bipolar

Borderline Personality Disorder 

BPD adalah jenis gangguan kepribadian yang menyebabkan orang merasa, berpikir, berhubungan, dan berperilaku berbeda dengan orang tanpa kondisi tersebut. Orang dengan BPD mengalami siklus berkelanjutan dari berbagai citra diri, suasana hati, dan perilaku. Perilaku ini biasanya dipicu oleh konflik dalam interaksi dengan orang lain. 

Orang dengan gangguan kepribadian ambang juga akan mengalami respons emosional yang terlalu kuat terhadap peristiwa kehidupan yang menjengkelkan dan sering kali mencoba melukai diri sendiri. Mereka sering kali memiliki hubungan yang kacau dengan orang lain.

Orang dengan gangguan kepribadian ambang juga lebih cenderung memiliki masalah kesehatan mental lainnya juga. Mereka juga lebih mungkin mengalami beberapa jenis trauma sebagai seorang anak dibandingkan orang dengan gangguan bipolar, meskipun trauma itu sendiri tidak menyebabkan gangguan kepribadian ambang. Mereka sering kali juga memiliki masalah dengan kecanduan, gangguan makan, citra tubuh, dan kecemasan.

Orang dengan BPD mengalami ketidakstabilan dalam citra diri, suasana hati, dan perilaku mereka. Gejala-gejala ini dapat menyebabkan tindakan impulsif dan masalah dengan hubungan interpersonal. Nah, gejala BPD meliputi:

  • Ketidakpastian tentang peran seseorang di dunia.
  • Sering mengubah minat dan nilai.
  • Kecenderungan untuk melihat segala sesuatu sebagai semua baik atau semuanya buruk.
  • Mengubah pendapat tentang orang lain dengan cepat, misalnya, menganggap seseorang sebagai teman suatu hari dan musuh di hari berikutnya.
  • Pola hubungan yang intens dan tidak stabil dengan keluarga dan teman-teman, di mana perasaan bergantian antara kedekatan dan cinta menjadi benci dan marah.
  • Citra diri atau perasaan diri yang tidak stabil, terdistorsi.
  • Upaya untuk menghindari sumber pengabaian yang dibayangkan atau nyata, misalnya, menghentikan komunikasi dengan seseorang untuk mengantisipasi mereka memutuskan hubungan.
  • Perilaku yang merugikan diri sendiri, seperti memotong, membakar, atau overdosis.
  • Kesulitan mempercayai orang, terkadang karena ketakutan irasional terhadap niat mereka.
  • Perasaan disosiasi, seperti perasaan tidak nyata, merasa terputus dari tubuh seseorang, dan melihat diri sendiri dari luar tubuh.
  • Pikiran berulang tentang bunuh diri.
  • Perilaku impulsif atau sembrono, seperti seks yang tidak aman, penyalahgunaan narkoba, mengemudi sembrono, dan berbelanja secara berlebihan.
  • Episode intens depresi, kemarahan, dan kecemasan.
  • Perasaan kosong yang kronis.
  • Takut sendirian.

Namun, tidak semua orang dengan BPD mengalami semua gejala ini. Beberapa orang mungkin hanya memiliki sedikit gejala kecil, sementara yang lain mengalami gejala yang parah dan sering.

Perawatan jangka panjang biasanya diperlukan untuk orang-orang dengan gangguan kepribadian ambang. Perawatan terutama melibatkan bentuk psikoterapi tertentu, seperti terapi perilaku dialektis (DBT) atau psikoterapi yang berfokus pada transferensi (TFP) yang bertujuan membantu orang mengelola impuls, perasaan tertekan atau kemarahan, dan kepekaan emosional yang berlebihan terhadap interaksi dengan orang lain. Pengobatan juga kadang-kadang digunakan untuk membantu gejala-gejala ini, meskipun tidak selalu efektif dan tidak dianggap sebagai fokus utama pengobatan pada gangguan kepribadian ambang. 

Baca juga: Apa yang Membedakan Gangguan Bipolar dengan Depresi?

Itulah perbedaan antara bipolar disorder dan borderline personality disorder. Jika kamu masih ingin tahu lebih banyak tentang dua gangguan kesehatan mental ini, jangan sungkan untuk bertanya pada psikolog di Halodoc. Kamu bisa manfaatkan fitur chat di Halodoc untuk menanyakan semua hal tentang kesehatan mental. Yuk download aplikasi Halodoc sekarang!

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2020. Borderline Personality Disorder vs. Bipolar Disorder.
Health Matters. Diakses pada 2020. Understanding the Difference Between Bipolar and Borderline Personality Disorder.
Medical News Today. Diakses pada 2020. What's the Difference Between Borderline Personality Disorder and Bipolar Disorder?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan