Bukan Hanya Penyakit Jantung, Ini 4 Penyebab Nyeri Dada

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   20 Desember 2020
Bukan Hanya Penyakit Jantung, Ini 4 Penyebab Nyeri DadaBukan Hanya Penyakit Jantung, Ini 4 Penyebab Nyeri Dada

Halodoc, Jakarta - Pernah mengalami nyeri dada pada bagian sebelah kanan, kiri, atau bagian tengah dada? Umumnya sebagian orang mengira nyeri dada disebabkan oleh penyakit jantung. Memang tidak salah anggapan tersebut, maka sebaiknya jangan sekali-kali mengabaikan kondisi ini. Nyeri dada bisa menjadi gejala serangan jantung atau masalah jantung lainnya. 

Hal yang perlu ditegaskan, nyeri dada sebenarnya tidak hanya dipicu oleh masalah jantung saja. Masih ada beragam kondisi medis yang bisa memicu terjadinya kondisi ini. Lantas, apa saja penyebab nyeri dada yang perlu diwaspadai? 

Baca juga: 7 Penyebab Nyeri Dada Sebelah Kiri

Penyakit Jantung dan Nyeri Dada 

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, tak ada salahnya mengenal lebih jauh mengenai hubungan antara nyeri dada dengan penyakit jantung. Di Indonesia, penyakit jantung menjadi “pembunuh” kedua terbanyak. Sementara itu, di Amerika Serikat penyakit jantung menjadi penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak. 

Penyebab paling umum dari penyakit jantung adalah penyempitan atau penyumbatan pada arteri koroner, pembuluh darah yang memasok darah ke jantung. Kondisi ini disebut penyakit arteri koroner. Penyakit ini bisa berkembang dari waktu ke waktu, bahkan bisa dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja. Lalu, bagaimana dengan gejala penyakit jantung yang satu ini? 

Menurut American Heart Association, ada gejala khas yang mesti diwaspadai. Pada kebanyakan kasus, penyakit arteri koroner ini membuat pengidapnya nyeri dada, sesak napas, jantung berdebar, dan kelelahan. Namun, ingatlah penyebab nyeri dada buka hanya dipicu oleh penyakit jantung saja. 

Baca juga: 3 Jenis Serangan Jantung yang Perlu Diwaspadai

Masalah Paru hingga Kondisi Lainnya

Penyebab nyeri dada memang sering dikaitkan dengan masalah jantung. Sebut saja serangan jantung, penyakit jantung koroner, miokarditis (radang pada otot jantung), perikarditis (radang pada membran jantung), hingga kardiomiopati (penyakit akibat otot jantung yang lemah). 

Meski begitu, masih terdapat beberapa kondisi lainnya yang bisa menyebabkan nyeri dada, antara lain:

  1. Penyakit paru-paru. Contohnya abses paru, emboli paru, atelektasis, radang pada selaput yang membungkus paru-paru (pleuritis), atau tekanan darah yang tinggi pada pembuluh darah di paru-paru (hipertensi pulmonal).
  2. Gangguan sistem pencernaan. Penyebab nyeri dada bisa dipicu oleh penyakit refluks asam lambung (GERD), pankreatitis, batu empedu, atau radang kantung empedu. 
  3. Gangguan pada otot tulang dada. Radang tulang rawan yang menghubungkan tulang rusuk dan tulang dada, atau patah pada tulang rusuk.
  4. Kondisi medis lainnya. Nyeri dada bisa dipicu oleh kondisi medis lainnya seperti herpes zoster atau serangan panik. 

Sebaiknya jangan sekali-kali memandang remeh nyeri dada. Alasannya kondisi tersebut bisa menandai adanya masalah serius dalam tubuh. Oleh sebab itu, segera temui dokter bila nyeri dada semakin parah. Misalnya, bila merasakan nyeri dada seperti ditekan, menjalar ke rahang, lengan, leher, atau tembus ke belakang. 

Ada pula beberapa kondisi lainnya yang mesti diamati, seperti:

  • Pusing;
  • Mual dan muntah;
  • Keringat dingin;
  • Jantung berdebar;
  • Sesak napas.

Baca juga: Bukan Cuma Nyeri Dada, Ini 13 Gejala Serangan Jantung Lainnya

Segeralah temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat ketika mengalami nyeri dada disertai keluhan di atas. Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa bertanya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan? 

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2020. What's Causing My Chest Pain?
American Heart Association. Diakses pada 2020. Warning Signs of a Heart Attack
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases & Conditions. Chest Pain.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan