Cairan di Sekitar Mr P Enggak Mengurangi Kesuburan Pria

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   01 Februari 2019
Cairan di Sekitar Mr P Enggak Mengurangi Kesuburan PriaCairan di Sekitar Mr P Enggak Mengurangi Kesuburan Pria

Halodoc, Jakarta - Kesuburan pria tidak terpengaruh dengan adanya cairan di sekitar Mr P atau yang disebut dengan hidrokel. Namun, hal yang menjadi masalah adalah adanya beberapa penyakit serius yang dapat ditandai dengan kemunculan hidrokel. Salah satunya adalah hernia inguinal, yaitu terperangkapnya sebagian usus dalam dinding perut dan dapat menimbulkan komplikasi yang fatal. Selain itu, hidrokel juga dapat menjadi tanda awal adanya infeksi atau tumor.

Hidrokel terjadi karena terkumpulnya cairan di sekeliling testis (buah zakar), yang biasanya tidak sakit dan tidak berbahaya. Walaupun begitu, penumpukan cairan ini dapat membuat skrotum (kantung buah zakar) membengkak dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Pria dewasa yang mengalami hidrokel biasanya tidak merasa nyaman, karena membesarnya ukuran skrotum dan bobotnya juga semakin berat.

Seorang pria akan semakin berisiko mengalami hidrokel setelah memasuki usia 40 tahun. Selain itu, pria yang mengalami infeksi (termasuk infeksi menular seksual) atau memiliki riwayat cedera skrotum juga berisiko terkena penyakit ini. Sedangkan pada bayi, risiko hidrokel akan meningkat jika terlahir prematur.

Baca juga: Awas Bahaya Hidrokel yang Bikin Testis Nyeri

Umumnya pada banyak kasus, tidak ada gejala-gejala tertentu yang menandakan terjadinya hidrokel. Namun, ada pula yang merasakan nyeri, kulit skrotum menjadi merah, dan rasa tertekan pada bagian pangkal Mr P. Biasanya, rasa sakit baru terasa ketika ukuran skrotum bertambah besar. Ukuran pembengkakan dapat berubah-ubah dalam sehari. Pada bayi, biasanya pembengkakan hidrokel akan hilang dengan sendirinya.

Kebanyakan penyebab hidrokel tidak dapat diketahui. Pada bayi, kondisi ini dapat terbentuk sebelum lahir. Hidrokel juga bisa menjadi tanda adanya celah terbuka antara perut dan skrotum. Dalam kandungan, testis bayi yang berada di bagian perut akan turun ke dalam skrotum melalui celah antara rongga perut dan skrotum. Kedua testis terbungkus dalam kantung yang berisi cairan. Normalnya, celah antara perut dan skrotum akan menutup sebelum bayi lahir, atau segera sesudah lahir.

Baca juga: Kenali Cara Penyebaran Filariasis

Lalu, cairan dalam kantung tersebut akan diserap oleh tubuh dengan sendirinya. Namun, cairan bisa saja tetap bertahan setelah celah tertutup, ini dinamakan hidrokel non-komunikan. Cairan ini biasanya akan terserap secara perlahan pada tahun pertama setelah bayi lahir. Ada pula kemungkinan kalau celah tersebut tidak menutup dan cairan tetap mengalir dari rongga perut atau terdapat aliran balik ke rongga perut jika skrotum sudah penuh. Keadaan ini disebut hidrokel komunikan, dan dapat disertai dengan hernia inguinalis.

Pada orang dewasa, hidrokel dapat muncul sebagai akibat infeksi pada skrotum. Filariasis atau kaki gajah, sebuah infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing Wuchereria bancrofti, menjadi penyebab terbanyak hidrokel pada orang dewasa di seluruh dunia.

Filariasis merupakan salah satu penyebab hidrokel. Untuk menghindari penyakit filariasis, cara terbaik adalah menghindari gigitan nyamuk yang merupakan pembawa cacing tersebut, misalnya dengan memakai kelambu.

Baca juga: Ini 3 Stadium Filariasis yang Harus Diketahui

Apabila kamu merasakan nyeri secara tiba-tiba pada skrotum meskipun tidak ada pembengkakan, sebaiknya segera lakukan tanya jawab dengan dokter melalui aplikasi Halodoc untuk untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan