Cara Ajarkan Anak Belajar Introspeksi Diri sejak Dini

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   03 Oktober 2022

“Membuat jurnal memori adalah cara anak untuk belajar introspeksi diri sejak dini. Anak-anak pun bisa menambahkan gambar atau membuat tanda menggunakan teks dan gambar untuk mengekspresikan perasaan, pendapat, ingatan, dan pemikiran mereka.”

Cara Ajarkan Anak Belajar Introspeksi Diri sejak DiniCara Ajarkan Anak Belajar Introspeksi Diri sejak Dini

Halodoc, Jakarta –   Mengajarkan pentingnya introspeksi sejak dini merupakan bagian pembelajaran penting dalam mengajarkan proses kedewasaan pada anak. Mengajarkan introspeksi diri akan membantu anak menjadi lebih percaya diri untuk mengambil keputusan. 

Introspeksi diri juga dapat membantu anak mengembangkan keterampilan sosial-emosional, pembelajaran akademik, penyelesaian tugas fungsional, organisasi, dan kesejahteraan di masa dewasa kelak. Lantas, bagaimana cara mengajarkan anak introspeksi diri sejak dini? Baca selengkapnya di sini!

Pentingnya Mengajarkan Introspeksi Diri pada Anak

Introspeksi diri adalah kemampuan untuk memahami pikiran, emosi, dan nilai, serta mengetahui bagaimana faktor-faktor tersebut memengaruhi perilaku. Introspeksi diri adalah kapasitas untuk secara terbuka dan realistis menilai kekuatan dan kelemahan sambil mempertahankan kepercayaan diri, dorongan, dan keinginan untuk tumbuh berkembang. 

Nah, anak-anak sangat membutuhkan kemampuan ini dalam masa pertumbahan anak. Lantas, bagaimana mengajarkan anak kemampuan demikian? Ini tipsnya:

1. Pentingnya Anak Mengidentifikasi Emosi

Anak harus mampu mengidentifikasi perasaan dan mempelajari perbedaan antara frustasi dan kemarahan. Dengan mengenali hubungan antara perasaan, pikiran, dan tindakan, anak baru bisa mengatasi perasaan ini dan bereaksi dengan tepat.

2. Membiasakan Diri untuk Jujur

Mengajari anak untuk melihat diri secara jujur dapat membantu anak untuk menanggapi pujian, umpan balik, dan kritik secara terbuka dan sungguh-sungguh. Kejujuran ini akan membantu anak melihat dan mengakui hal-hal positif dan negatif yang terjadi dalam kehidupan sehari-harinya.

3. Mengenalkan Kekuatan dan Kelemahan Anak

Anak perlu tahu apa yang menjadi kekuatan dan kelemahannya. Kemampuan anak untuk melihat diri sendiri dan mengakui kelemahannya dapat membantu anak memilah apa yang harus dan tidak harus dilakukan. 

4. Membantu Anak Menemukan Potensi Diri

Mengajarkan anak untuk introspeksi diri adalah juga membantu anak menemukan potensi diri. Orang tua perlu menyemangati anak untuk mendapatkan pertumbuhan aktif dan positif, serta mendorong anak mencapai apa yang diinginkan anak sesuai dengan kebutuhannya.

Permainan Pengenalan Diri pada Anak

Selain memberikan pemahaman demikian, orang tua juga bisa menerapkan permainan yang lebih praktikal dalam rangka mengajarkan introspeksi diri sejak dini kepada anak. Nah, beberapa di antaranya adalah:

1. Membuat Jurnal Memori

Anak-anak dapat dengan mudah menambahkan gambar atau membuat tanda menggunakan teks dan gambar untuk mengekspresikan perasaan, pendapat, ingatan, dan pemikiran tentang hari mereka sehari-hari.

Jika ibu atau ayah melihat kalau aktivitas ini adalah sesuatu yang benar-benar dinikmati anak, tanyakan kepada anak bagaimana membuat kegiatan ini lebih menyenangkan. Caranya dengan menjelajahi topik yang anak minati lebih rinci. 

2. Memainkan Kartu Emosi

Permainan menggunakan kartu bergambar emosi ini adalah pengenalan yang sangat baik untuk kesadaran diri mengenai emosi. Ada baiknya ayah dan ibu memiliki kartu dengan beragam emosi tertuang di dalamnya, sehingga anak bisa memiliki beberapa pilihan untuk menggambarkan emosinya. 

Sebarkan kartu emosi di lantai dengan banyak jarak di antara setiap kartu sehingga anak-anak dapat melihatnya dengan mudah. Perlihatkan kepada anak-anak foto dari suatu kegiatan atau pengalaman yang pernah terjadi, kemudian tanyakan bagaimana kegiatan itu bisa memberikan perasaan tertentu kepada anak. 

3. Bermain Cermin

Bisa dilakukan dengan bermain cermin atau sticky notes. Orang tua bisa mengajak anak untuk bercermin di kaca dan melihat refleksi apa yang anak lihat. Apa yang anak amati dari yang tampak di kaca. Kesedihan? Kesenangan? Setelah anak mendapatkan menceritakan mengenai refleksi yang dilihatnya, orang tua bisa melanjutkan dengan komentar anak mengenai sosok tersebut. 

Cobalah untuk mengajak anak bermain cermin di segala momen, baik saat anak sedih, senang, suka dan lain-lain. Selain bermain cermin, media yang bisa dilakukan orang tua lainnya adalah dengan sticky notes. Anak bisa menuliskan mengenai apa yang dirasakan anak terkait kejadian sehari-hari ataupun sesuatu yang membuatnya kesal. 

Itulah informasi mengenai cara mengajarkan anak introspeksi diri sejak dini. Punya masalah kesehatan anak, ibu dan ayah bisa buat janji pemeriksaan ke rumah sakit lewat aplikasi Halodoc. Belum punya aplikasinya, download sekarang juga!

Referensi:
The Empowered Educator. Diakses pada 2022. 16 Ways Educators can help young children self-reflect & why it’s important!
The Ottol Box. Diakses pada 2022. Self-Reflection Activities for Kids.
Positive Action.net. Diakses pada 2022. Teaching Self-Awareness to Students: 5 Effective Activities.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan