Dampak Rubella Terjadi pada Anak

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   13 Maret 2020
Dampak Rubella Terjadi pada AnakDampak Rubella Terjadi pada Anak

Halodoc, Jakarta - Rubella merupakan infeksi yang sebagian besar memengaruhi kulit dan kelenjar getah bening. Rubella menyebar saat seseorang menghirup cairan yang terinfeksi virus. Misalnya tetesan yang disemprotkan ke udara ketika seseorang dengan rubella bersin atau batuk atau berbagi makanan atau minuman dengan seseorang yang terinfeksi. Penularan juga dapat terjadi pada aliran darah wanita hamil untuk menginfeksi anaknya yang belum lahir. 

Rubella merupakan penyakit yang biasanya terjadi pada anak-anak. Bahaya medis utama dari rubella adalah infeksi pada wanita hamil karena dapat menyebabkan sindrom rubella bawaan pada bayi yang sedang berkembang. Rubella kebanyakan terjadi pada anak-anak berusia 5 hingga 9 tahun. Apa saja dampak yang bisa terjadi pada anak? Berikut ulasannya!

Baca juga: Kenali Gejala dan Penyebab Anak Terserang Virus Rubella

Dampak yang Akan Terjadi Jika Rubella Menyerang Anak

Rubella lebih berbahaya jika terjadi pada bayi di dalam rahim. Ini biasanya menyebabkan wanita hamil juga mengalami keguguran. Bayi dalam kandungan juga bisa mendapatkan rubella dari ibunya selama kehamilan. Ini dapat menyebabkan cacat lahir yang parah yang dikenal sebagai sindrom bawaan. 

Tanda-tanda sindrom rubella bawaan dapat meliputi:

  • Katarak di mata.

  • Tuli.

  • Masalah jantung.

  • Masalah belajar.

  • Keterlambatan pertumbuhan.

  • Hati dan limpa membesar.

  • Lesi kulit.

  • Masalah perdarahan.

Diperlukan waktu 14 hingga 21 hari bagi seorang anak untuk memiliki tanda-tanda rubella setelah kontak dengan virus. Gejala dapat terjadi sedikit berbeda pada setiap anak. Gejala umum biasanya adalah:

  • Merasa tidak enak badan.

  • Demam rendah.

  • Hidung beringus.

  • Diare.

  • Muncul ruam. Ruam terjadi pada wajah sebagai ruam merah muda dengan area lesi kecil. Kemudian menyebar ke badan, lengan, dan kaki saat ruam wajah hilang. Ruam dapat pudar dalam 3 hingga 5 hari. 

Baca juga: Fakta yang Perlu Diketahui Tentang Penyakit Rubella

Anak mungkin juga mengalami pembesaran kelenjar getah bening di leher. Anak yang lebih besar mungkin akan mengalami nyeri sendi yang meradang. Dapat menularkan penyakit ketika ruam muncul. Namun, ada juga anak yang mungkin menular dari 7 hari sebelum ruam hingga 7 hari setelah ruam muncul. 

Oleh karena itu, seorang anak dapat menularkan virus kepada orang lain sebelum ibu tahu bahwa Si Kecil sakit. Gejala-gejala selain gejala di atas mungkin ada. Pastikan ibu memeriksakan Si Kecil pada dokter melalui aplikasi Halodoc untuk didiagnosis lebih lanjut. 

Penanganan Rubella pada Anak

Sebagian besar kasus rubella biasanya dirawat di rumah. Dokter mungkin meminta  Si Kecil untuk beristirahat di tempat tidur dan mengonsumsi obat acetaminophen (Tylenol), yang dapat membantu meredakan ketidaknyamanan akibat demam dan sakit. Dokter juga mungkin merekomendasikan agar Si Kecil tidak pergi ke sekolah atau bermain untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain. 

Baca juga: Jangan Salah, Ini Perbedaan Rubella dan Campak

Pada wanita hamil, rubella dapat diobati dengan antibodi yang disebut globulin hiperimun yang dapat melawan virus. Ini dapat membantu mengurangi gejala juga. Namun, masih ada kemungkinan bayi akan mengalami sindrom bawaan rubella. Bayi yang lahir dengan rubella akan memerlukan perawatan khusus. 

Referensi:
Kids Health. Diakses pada 2020. Rubella.
Healthline. Diakses pada 2020. German Measles (Rubella).

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan