Deteksi Akalasia dengan Pemeriksaan Ini

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   03 Maret 2021
Deteksi Akalasia dengan Pemeriksaan IniDeteksi Akalasia dengan Pemeriksaan Ini

Halodoc, Jakarta - Pernahkah kamu mendengar penyakit akalasia? Kondisi ini merupakan gangguan di mana pengidapnya akan mengalami kesulitan menelan. Tidak hanya itu saja, akalasia yang tidak diatasi dengan baik dapat meningkatkan risiko kanker esofagus!

Baca juga: Akalasia Bisa Terjadi Saat Sistem Imun Terancam

Namun, bukan hanya akalasia, nyatanya kesulitan menelan juga dapat dipicu oleh berbagai gangguan kesehatan. Nah, untuk memastikan penyebab kesulitan menelan yang kamu rasakan, sebaiknya lakukan beberapa pemeriksaan yang bisa mendeteksi penyakit akalasia.

Kenali Gejala Akalasia

Akalasia merupakan salah satu gangguan kesehatan yang cukup langka. Kondisi ini terjadi akibat otot kerongkongan tidak mampu makanan dan cairan masuk ke dalam lambung. Dalam kondisi normal, otot bagian bawah kerongkongan akan berkontraksi saat seseorang makan atau minum. Kontraksi ini terjadi untuk mendorong makanan atau cairan masuk ke dalam lambung.

Namun, pada pengidap akalasia, otot bagian bawah kerongkongan menjadi kaku dan cincin otot tidak terbuka. Kondisi ini menyebabkan makanan dan cairan yang masuk menumpuk bahkan kembali naik menuju kerongkongan.

Hingga saat ini penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa gangguan kesehatan yang diduga memicu kondisi ini. Mulai dari kondisi autoimun, infeksi virus, penurunan fungsi saraf, hingga faktor genetik.

Gejala akalasia umumnya berkembang secara perlahan. Namun, jika tidak diatasi kondisi ini dapat memburuk. Ada beberapa gejala utama dari akalasia:

  1. Kesulitan menelan.
  2. Regurgitasi atau kembalinya makanan menuju kerongkongan yang memicu rasa pahit.
  3. Nyeri dada.
  4. Sensasi panas pada area dada.

Gejala ini umumnya akan disertai dengan gejala lain. Mulai dari batuk terus-menerus pada malam hari, penurunan berat badan, dan juga muntah. Meskipun sangat jarang terjadi, tetapi akalasia juga dapat menyebabkan mata dan mulut kering.

Baca juga: Bagaimana Cara Mengobati Akalasia

Pemeriksaan untuk Mendeteksi Akalasia

Sayangnya, beberapa gejala yang dialami oleh pengidap akalasia hampir serupa dengan penyakit GERD. Nah, untuk memastikan penyebab keluhan kesehatan yang kamu alami. Tidak ada salahnya lakukan beberapa pemeriksaan yang bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit akalasia.

1.Manometri Esofagus

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur kontraksi otot di kerongkongan saat menelan, memastikan fungsi otot pada bagian bawah kerongkongan berjalan baik, hingga mengetahui fungsi cincin otot kerongkongan saat terbuka untuk menelan.

2.Esophagram

Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan sinar-X untuk mengetahui kondisi saluran pencernaan bagian atas. Biasanya, sebelum melakukan pemeriksaan ini, pengidap akalasia akan diminta untuk minum cairan khusus yang dapat membantu pemeriksaan. Dengan begitu dokter bisa melihat siluet pencernaan bagian atas, perut, hingga usus.

Terkadang, sebelum tindakan pengidap akalasia juga diminta untuk mengonsumsi pil barium. Hal ini dilakukan untuk membantu dokter menunjukkan lokasi penyumbatan esofagus.

3.Endoskopi

Endoskopi dilakukan untuk memeriksa kondisi kerongkongan hingga perut. Pemeriksaan ini juga bisa dilakukan untuk proses biopsi atau mengumpulkan sampel jaringan untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan di laboratorium.

Jika kamu dipastikan mengalami akalasia, tentunya ada pengobatan yang bisa dilakukan untuk melemaskan otot bagian bawah kerongkongan. Dengan begitu, makanan dan minuman akan lebih mudah masuk menuju lambung.

Pengobatan bisa dilakukan dengan beberapa cara. Mulai dari tindakan bedah, laparoscopic esophagomyotomy, balloon dilation, atau pemberian obat yang mampu melemaskan otot. 

Baca juga: Awas, Akalasia Bisa Timbulkan Komplikasi Ini

Kini, dengan Halodoc kamu bisa menggunakan layanan beli obat melalui aplikasi. Tak perlu repot antre di apotek, kamu bisa gunakan resep yang diberikan oleh dokter melalui aplikasi dan menunggu obat diantar ke rumah.

Praktiskan? Dalam waktu 60 menit, kamu sudah bisa mendapatkan obat yang dibutuhkan. Yuk, download Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Achalasia.
National Organization for Rare Disorders. Diakses pada 2021. Achalasia.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Achalasia Overview.
Cedars Sinai. Diakses pada 2021. Achalasia.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan