Disebabkan Karena Kadar Kalium Rendah, Ini Fakta Hipokalemia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   06 Juli 2019
Disebabkan Karena Kadar Kalium Rendah, Ini Fakta HipokalemiaDisebabkan Karena Kadar Kalium Rendah, Ini Fakta Hipokalemia

Halodoc, Jakarta – Hipokalemia adalah kondisi ketika kadar kalium dalam darah di bawah batas normal. Pada kondisi normal, kadar kalium dalam darah berkisar 3,6-5,2 milimolar per liter (mmol/L).

Namun pada kasus hipokalemia, kadar kalium dalam darah kurang dari 2,5 mmol/L. Kondisi ini tidak boleh dianggap sepele, karena menyebabkan kematian jika tidak segera mendapat penanganan yang tepat.

Baca Juga: Hal yang Terjadi pada Tubuh Ketika Kadar Kalium Tinggi

Gejala Hipokalemia

Kamu perlu segera bicara pada dokter jika mengalami gejala hipokalemia seperti berikut ini:

  • Kram perut dan sembelit.

  • Kesemutan hingga mati rasa.

  • Mual dan muntah.

  • Perut kembung.

  • Jantung berdebar-debar (palpitasi).

  • Frekuensi buang air kecil meningkat.

  • Sering merasa haus.

  • Kelelahan.

  • Kram otot, terutama di lengan dan kaki.

  • Mengalami gangguan psikologis, seperti bingung, halusinasi, dan depresi.

  • Penurunan kesadaran saat tekanan darah rendah.

Pada kasus hipokalemia berat, gejalanya berupa kelumpuhan, kegagalan napas, kerusakan jaringan otot, dan tidak ada pergerakan saluran pencernaan. Itu mengapa kamu dianjurkan segera bicara pada dokter jika mengalami gejala tersebut.

Baca Juga: 5 Faktor Risiko Seseorang Terkena Hiperkalemia

Penyebab Hipokalemia

Kekurangan kalium disebabkan karena beberapa faktor. Secara umum, hipokalemia terjadi akibat konsumsi obat-obatan diuretik, termasuk obat pencahar dan antibiotik. Faktor lainnya berupa penggunaan obat pencahar, minum alkohol berlebihan, terlalu banyak berkeringat, keracunan barium, gangguan penyerapan kalium, dan kekurangan asam folat.

Masalah kesehatan juga meningkatkan risiko hipokalemia, seperti gagal ginjal kronis, diare, ketoasidosis diabetik, sindrom Bartter, sindrom Gitelman, hipertiroidisme, dan sindrom Cushing.

Diagnosis dan Pengobatan Hipokalemia

Diagnosis hipokalemia dilakukan melalui tes darah, tes urine, dan elektrokardiogram (EKG). Setelah diagnosis ditetapkan, pengidap hipokalemia menjalani pengobatan berikut ini:

  • Mengatasi penyebab kekurangan kalium. Misalnya, dokter meresepkan obat-obatan untuk mengatasi gejala diare dan muntah. Jika kalium banyak terbuang melalui urine, jenis obat yang diresepkan meliputi: obat golongan diuretik hemat kalium, golongan aldosteron antagonis selektif, penghambat enzim pengubah angiotensin, dan penghalang reseptor angiotensin II.

  • Mengembalikan kadar kalium. Misalnya konsumsi suplemen kalium, baik secara oral atau infus. Bagi pengidap hipokalemia yang mengalami batu kalsium atau asidosis berat, dianjurkan untuk konsumsi kalium sitrat sebagai pengganti kalium klorida.

  • Merekomendasikan pola makan sehat tinggi kalium, seperti pisang, kentang, ubi, tomat, kacang merah, alpukat, makanan laut, dan susu.

Cara Mencegah Hipokalemia

Hipokalemia terjadi ketika kekurangan kalium. Maka itu, cara terbaik untuk mencegah hipokalemia adalah dengan memperbanyak asupan makanan sumber kalium. Di antaranya adalah alpukat, pisang, buah ara, kiwi, jeruk, bayam, tomat, susu, kacang-kacangan, selai kacang, dan gandum.

Baca Juga: 5 Jenis Pengobatan untuk Mengatasi Hiperkalemia

Itulah fakta hipokalemia yang perlu diketahui. Kalau kamu punya keluhan mirip gejala hipokalemia, jangan ragu berbicara dengan dokter ahli untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Tanpa harus antre, sekarang kamu bisa langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan di sini. Kamu juga bisa tanya jawab sama dokter dengan download aplikasi Halodoc via fitur Tanya Dokter. 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan