Halodoc, Jakarta – Ketika menghadapi infeksi atau penyakit, kelenjar getah bening menumpuk puing-puing, seperti bakteri dan sel-sel mati atau berpenyakit. Pembengkakan kelenjar getah bening sebenarnya dapat dicegah dengan gaya hidup tertentu. Salah satu cara mencegah kelenjar getah bening adalah rutin membersihkan gigi, gusi, dan mulut.

Kelenjar getah bening menyimpan sel darah putih, yang bertanggung jawab untuk membunuh organisme yang menyerang tubuh. Ia juga bertindak seperti “pos pemeriksaan”. Ketika bakteri, virus, dan sel-sel abnormal atau berpenyakit melewati saluran getah bening, mereka berhenti di kelenjar getah bening. 

Lantas, gaya hidup seperti apa yang dapat mencegah pembengkakan kelenjar getah bening?

Cara Mencegah Pembengkakan Kelenjar Getah Bening

Satu-satunya cara mencegah pembengkakan kelenjar getah bening adalah dengan mencegah kondisi yang dapat memicunya. Beberapa gaya hidup yang bisa kamu lakukan sebagai pencegahan yaitu:

• Menerapkan kebersihkan gigi yang tepat untuk membantu menjaga kesehatan gigi dan gusi.
• Sering mencuci tangan.
• Mendapatkan vaksinasi terhadap kondisi seperti herpes zoster, TBC, dan flu.
• Hindari berbagi makanan, minuman, atau barang-barang pribadi seperti handuk, dengan siapa saja yang memiliki infeksi menular seperti pilek. 
• Gunakan kondom atau metode penghalang lainnya selama aktivitas seksual.
• Hindari kucing liar atau biarkan kucing peliharaan bermain di luar ruangan.

Perlu diketahui, pembengkakan kelenjar getah bening bisa mengecil dengan sendirinya tanpa pengobatan apa pun. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin hanya memantau pengidapnya tanpa pengobatan.

Dalam kasus infeksi, kamu mungkin akan diberi resep antibiotik atau obat antivirus untuk menghilangkan kondisi yang menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Dokter mungkin merekomendasikan obat-obatan seperti acetaminophen (Tylenol) dan ibuprofen untuk membantu menghilangkan rasa sakit dan mengurangi peradangan. 

Sementara itu, pembengkakan kelenjar getah bening yang disebabkan oleh kanker mungkin tidak menyusut kembali ke ukuran normalnya sampai kanker diobati. Perawatan kanker mungkin melibatkan pengangkatan tumor atau kelenjar getah bening yang terkena. Pengobatan mungkin juga memerlukan kemoterapi untuk mengecilkan tumor.

Penyebab Terjadinya Pembengkakan Kelenjar Getah Bening

Pembengkakan kelenjar getah bening adalah salah satu tanda bahwa sistem limfatik bekerja untuk membersihkan tubuh dari infeksi dan penyakit.

Infeksi

Kelenjar getah bening membengkak ketika infeksi terjadi di area tempat mereka berada. Misalnya, kelenjar getah bening di leher bisa menjadi bengkak sebagai respons terhadap infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu biasa. Pembengkakan kelenjar getah bening di kepala dan leher juga bisa disebabkan oleh infeksi seperti:

• Infeksi telinga.
• Infeksi sinus.
• Flu.
• Radang tenggorokan.
• Mononukleosis.
• Infeksi gigi, termasuk gigi abses.
• Infeksi kulit.
• HIV.
• Infeksi menular seksual (IMS) seperti sifilis atau gonore dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening di daerah selangkangan. 

Kemungkinan penyebab lainnya termasuk:

• Demam cakaran kucing.
• Tonsilitis.
• Toksoplasmosis.
• Herpes zoster.

Penyebab Tidak Menular

Kondisi serius seperti gangguan sistem kekebalan atau kanker, dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh. Gangguan sistem kekebalan yang menyebabkan kelenjar getah bening membengkak termasuk lupus dan rheumatoid arthritis. 

Setiap kanker yang menyebar di dalam tubuh dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Ketika kanker dari satu area menyebar ke kelenjar getah bening, tingkat kelangsungan hidup menurun. Limfoma, yang merupakan kanker sistem limfatik, juga menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. 

Nah, itulah yang perlu diketahui mengenai pembengkakan kelenjar getah bening dan pencegahannya. Jika kamu merasakan adanya gejala pembengkakan kelenjar getah bening, tanyakan pada dokter di aplikasi Halodoc untuk penanganannya. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:

Healthline. Diakses pada 2022. What You Need to Know About Swollen Lymph Nodes (Lymphadenopathy)

Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Swollen Lymph Nodes.