Halodoc, Jakarta - Kata siapa alergi merupakan masalah medis yang terbilang ringan? Ingat, dalam beberapa kasus alergi bisa berakibat fatal, bahkan mematikan. Tuh, seram kan? Kondisi ini biasanya dipicu akibat reaksi yang ditimbulkan oleh syok anafilaktik. 

Syok anafilaktik merupakan reaksi alergi yang bisa menyebabkan kehilangan kesadaran, atau bahkan kematian pada pengidapnya. Hal yang bikin resah, reaksinya bisa terjadi dalam hitungan detik atau menit dari paparan alergen. Tekanan darah orang yang mengalami syok anafilaktik akan turun secara tiba-tiba dan saluran udara terhambat sehingga mengganggu pernapasan. Nah, inilah kondisi yang bisa mengancam nyawa pengidapnya. 

Hati-hati, reaksi alergi yang satu ini tergolong amat berat. Oleh sebab itu, orang yang mengalaminya sangat membutuhkan penanganan medis segera ketika terjadi. Mereka perlu segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan suntikan epinefrin. 

Pertanyaannya, apa saja sih hal atau faktor pemicu syok anafilaktik?

Baca juga: Mengalami Syok Anafilaktik, Ini Pertolongan Pertama yang Bisa Dilakukan

Makanan sampai Debu Lateks

Syok anafilaktik tak pandang bulu, enggak mengenal usia dan jenis kelamin. Dengan kata lain, bisa menyerang siapa pun. Hanya dalam hitungan menit sistem kekebalan tubuh bisa bereaksi dan membuat pembengkakan pada wajah, jantung berdebar, ruam dan gatal, sampai susah bernapas.

 Lalu, sebenarnya apa yang pemicu syok anafilaktik?

Nah, biang keladi dari semua ini adalah alergen. Alergen sendiri merupakan zat apa pun yang dapat menjadi penyebab terjadinya reaksi alergi dalam tubuh seseorang. Reaksi anafilaksis ini akan terjadi ketika sistem imun merespons alergen yang dianggap berbahaya secara berlebihan. Alhasil, bisa mengakibatkan tekanan darah yang turun secara tiba-tiba (syok).

Nah, berikut beberapa alergen yang bisa jadi pemicu syok anafilaktik

1. Makanan. Beberapa makanan seperti hidangan laut (ikan, kerang, udang, dan lain-lain), susu, telur, kacang-kacangan, atau buah-buahan bisa jadi pemicu syok anafilaktik.
2. Sengatan serangga. Syok ini juga bisa dipicu oleh sengatan, seperti lebah, tawon, atau semut api.
3. Obat-obatan. Beberapa obat-obatan juga diduga bisa menyebabkan syok ini. Terutama penicillin atau obat-obatan, seperti anti-inflamasi nonsteroid, antibiotik, dan obat bius. 
4. Lain-lain. Misalnya menghirup debu lateks. 

Baca juga: Cara Mendeteksi Syok Anafilaktik Sejak Dini

Selaim empat hal di atas, ada juga faktor lainnya yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami syok ini. Misalnya, mereka yang mengidap asma dan alergi, riwayat syok anafilaktik sebelumnya, baik pada dirinya maupun anggota keluarga. 

Faktor pemicunya sudah, bagaimana dengan gejalanya? 

Beragam Gejala Serius Bisa Muncul

Pada awalnya sih gejala syok ini memang terlihat seperti gejala alergi biasa. Pengidapnya akan mengalami ruam pada kulit dan pilek. Akan tetapi, setelah 30 menit berlalu, barulah ada sejumlah gejala serius yang mulai terlihat. 

Nah, berikut ini gejala syok anafilaktik yang perlu diperhatikan:

• Pembengkakan pada bibir dan lidah.
• Sakit perut. 
• Mual, muntah, dan diare.
• Timbulnya sensasi kesemutan pada kepala, mulut, tangan, dan kaki.
• Bengkak di tenggorokan atau kesulitan menelan.
• Sesak atau mengi.
• Kebingungan dan gelisah.
• Terasa melayang, ingin pingsan, bahkan sampai kehilangan kesadaran.
• Jantung berdebar-debar, keringat dingin, pucat, dan denyut nadi lemah. 

Baca juga: Begini Metode Pengobatan Syok Anafilaktik

Nah, segeralah temui dokter bila dirimu atau orang di sekitarmu mengalami gejala-gejala di atas. 

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:

Medscape. Diakses pada 2020. Anaphylaxis.

Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases & Conditions. Anaphylaxis. Healthline. Diakses pada 2020. Anaphylactic Shock: What You Need to Know.