Hubungan Trikotilomania dan Kesehatan Mental yang Perlu Diketahui

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   22 November 2018
Hubungan Trikotilomania dan Kesehatan Mental yang Perlu DiketahuiHubungan Trikotilomania dan Kesehatan Mental yang Perlu Diketahui

Halodoc, Jakarta – Trikotilomania adalah gangguan mental yang diklasifikasikan di bawah obsesif kompulsif dan gangguan terkait yang melibatkan pengulangan. Pada trikotilomania terjadi dorongan tak tertahankan untuk menarik rambut dari kulit kepala, alis mata, kelopak mata, dan area lain dari tubuh.

Rambut yang ditarik dari wajah dapat menyebabkan kehilangan sebagian alis dan bulu mata. Sementara penarikan rambut dapat menyebabkan kebotakan. Tidak hanya kehilangan rambut, para pengidap trikotilomania juga dapat mengganggu fungsi sosial dan pekerjaannya.

Trikotilomania sangat berhubungan dengan kesehatan mental. Pengidapnya kerap diiringi gangguan kecemasan ketika tidak menarik rambutnya. Selain menarik rambut berulang, gejala lain yang menjadi penanda gangguan ini:

  1. Merasa tegang sebelum menarik rambut atau ketika mencoba menahan dorongan untuk menarik rambut

  2. Merasa lega, puas, ataupun senang setelah bertindak atas dorongan untuk menarik rambut

  3. Perilaku, seperti memeriksa akar rambut, memutar-mutar rambut, menarik rambut di antara gigi, mengunyah rambut, ataupun makan rambut

  4. Banyak orang yang memiliki trikotilomania mencoba untuk menyangkal bahwa mereka memiliki masalah dan mungkin berusaha menyembunyikan kerontokan rambut mereka dengan mengenakan topi, syal, dan bulu mata palsu dan alis.

Bagi orang-orang dengan trikotilomania, menarik rambut bisa menjadi fokus. Sebagian orang menarik rambut dengan sengaja untuk menghilangkan ketegangan atau kebosanan. Sebagian lainnya mungkin mengembangkan ritual lain setelah menarik rambut, seperti menemukan rambut yang tepat atau menggigit rambut yang ditarik. Beberapa orang malah menarik rambut tanpa disadarinya sambil membaca atau menonton TV.

Penyebab pasti trikotilomania tidak diketahui. Ini mungkin terkait dengan kelainan di jalur otak yang menghubungkan area yang terlibat dalam pengaturan emosi, gerakan, pembentukan kebiasaan, dan kontrol impuls.

Trikotilomania didiagnosis berdasarkan keberadaan tanda dan gejalanya. Tidak ada tes khusus untuk memeriksanya. Seorang dokter mungkin merujuk seseorang yang memiliki gejala trikotilomania ke psikiater atau psikolog serta mewawancarai orang tersebut untuk mengetahui apakah mereka mungkin memiliki gangguan kontrol impuls.

Perawatan utama untuk gangguan ini adalah jenis terapi perilaku yang disebut pelatihan pembalikan kebiasaan. Pada dasarnya, ini berarti mengganti kebiasaan buruk dengan hal lain yang tidak berbahaya.

Dengan pendekatan ini, orang-orang dengan trikotilomania pertama kali belajar mengidentifikasi kapan dan di mana mereka memiliki dorongan untuk menarik rambut. Mereka juga belajar untuk rileks dan melakukan hal lain. Aktivitas yang tidak menyakiti menjadi cara untuk membantu meredakan ketegangan ketika merasakan dorongan untuk menarik rambut.

Obat-obatan juga dapat menjadi bagian dari program perawatan. Jenis antidepresan yang disebut inhibitor reuptake serotonin selektif bisa berguna dalam membantu mengekang dorongan yang sangat kuat. Antipsikotik atipikal seperti olanzapine atau aripiprazole juga kadang-kadang dapat digunakan, baik sendiri atau kombinasikan dengan SSRI.

Infeksi, kerusakan kulit, dan kerontokan rambut permanen merupakan komplikasi dari trikotilomania. Kerontokan rambut dan kerusakan kulit dapat menyebabkan masalah dengan kepercayaan diri dan citra tubuh. Dalam kasus ekstrem, beberapa orang mungkin menghindari situasi sosial untuk menyembunyikan kerontokan rambut. Mempelajari manajemen stres juga merupakan sesuatu yang dianjurkan, karena stres sering memicu perilaku menarik rambut.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai trikotilomania serta penanganannya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Baca juga:

 

 

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan