Halodoc, Jakarta – Obesitas pada anak bisa dicegah dengan beberapa cara. Hal ini penting dilakukan untuk menurunkan risiko Si Kecil mengalami berbagai gangguan kesehatan jangka panjang. Saat anak mengalami obesitas alias kelebihan berat badan yang tidak terkontrol, risiko terjadinya diabetes, kolesterol tinggi, serta hipertensi di kemudian hari akan menjadi lebih besar. 

Secara umum, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan anak mengalami kelebihan berat badan. Kondisi ini bisa terjadi akibat faktor genetik, mengidap penyakit tertentu, hingga penerapan pola makan yang tidak sehat. Namun jangan khawatir, faktanya hal ini bisa dihindari sehingga anak menjadi lebih sehat. Ketahui beberapa langkah mencegah obesitas yang bisa dilakukan! 

Beragam Cara Mencegah Obesitas pada Anak 

Obesitas alias kelebihan berat badan pada anak adalah hal yang bisa mengancam. Pasalnya, kondisi ini bisa meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit jangka panjang. Maka dari itu, lakukan beberapa cara pencegahan di bawah ini agar Si Kecil tidak mengalami kelebihan berat badan: 

1. Mengajarkan dan menerapkan gaya hidup sehat di rumah.
2. Memastikan anak mendapat waktu tidur yang cukup dan berkualitas.
3. Ajak anak untuk lebih aktif dalam melakukan aktivitas fisik, termasuk olahraga.
4. Batasi “waktu diam” anak, seperti menonton televisi atau bermain game.
5. Jauhkan camilan yang memiliki kandungan gula, natrium, dan kalori tinggi.
6. Tanyakan apakah ada masalah yang membuatnya memiliki pola makan berlebihan. 
7. Sajikan makanan yang sehat dan mengandung gizi seimbang.

Untuk mencegah obesitas, ibu juga bisa mengajak anak untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin di rumah sakit. Hal ini juga bisa dimanfaatkan untuk menghitung IMT Si Kecil sehingga risiko obesitas bisa terdeteksi segera. Biar lebih mudah, ibu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk menemukan daftar rumah sakit dengan dokter anak atau ahli gizi terbaik. Download Halodoc sekarang di App store atau Google Play! 

Ketahui Risiko Obesitas dengan Menghitung IMT 

Pada pemeriksaan kesehatan, mintalah dokter untuk melakukan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT). Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah berat badan anak masuk dalam kategori berat badan kurang, normal, berlebih dengan risiko, obesitas, dan obesitas II. Cara penghitungan IMT dilakukan dengan rumus berat (dalam kilogram) dibagi tinggi badan kuadrat (dalam m2).

Dari hasil penghitungan di atas, bisa diketahui apakah berat badan anak cukup ideal atau tidak. Kriteria berat badan ideal anak menurut BMI tergantung pada usia. Berikut ini rinciannya:

• Berat ideal anak usia 2 hingga 3 tahun adalah 14,8-18 Kg
• Berat ideal anak usia 4 hingga 7 tahun adalah 14-18 Kg
• Berat ideal anak usia 7 hingga 9 tahun adalah 14-17 Kg
• Berat ideal anak usia 10-12 tahun adalah 15-19 Kg
• Berat ideal anak usia 13-15 tahun adalah 16-21 Kg
• Berat ideal anak usia 15-18 tahun adalah 18-23 Kg.

Secara umum, status gizi anak bisa dikatakan kurang jika memiliki angka IMT di bawah rentang di atas. Sementara jika melebihi angka-angka di atas, anak bisa dikatakan mengalami obesitas. Setelah mengetahui nilai IMT anak, ahli gizi akan membantu mengatur perubahan pola makan dan gaya hidup anak yang mengalami obesitas. Selain itu, pemeriksaan kesehatan mungkin juga dibutuhkan untuk mengecek riwayat obesitas di keluarga, serta kondisi kesehatan Si Kecil. 

Referensi: 

World Health Organization. Diakses pada 2022. Obesity.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diakses pada 2022. Obesitas pada Anak.

CDC. Diakses pada 2022. Healthy Weight, Nutrition, and Physical Activity. About Child & Teen BMI.

Diabetes Canada. Diakses pada 2022. Body Mass Index (BMI) Calculator.

WebMD. Diakses pada 2022. Prevent Childhood Obesity.