Ini 7 Gejala Myasthenia Gravis yang Perlu Diwaspadai

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   10 Juni 2022

“Myasthenia gravis merupakan kondisi yang bersifat jangka panjang dan mempengaruhi otot-otot tertentu. Gejalanya berupa kelopak mata terkulai hingga kesulitan mengunyah dan menelan.”

Ini 7 Gejala Myasthenia Gravis yang Perlu DiwaspadaiIni 7 Gejala Myasthenia Gravis yang Perlu Diwaspadai

Halodoc, Jakarta – Myasthenia gravis adalah kondisi langka yang menyebabkan kelemahan otot. Kondisi ini bersifat jangka panjang dan sering kali mempengaruhi otot-otot yang mengontrol mata dan kelopak mata, ekspresi wajah, mengunyah, menelan, dan berbicara. Perlu diwaspadai, penyakit ini bisa mempengaruhi sebagian besar tubuh. 

Myasthenia gravis bukan penyakit yang diturunkan dan tidak menular. Umumnya kondisi ini berkembang di kemudian hari ketika antibodi dalam tubuh menyerang reseptor normal pada otot. Kemudian memblokir bahan kimia yang dibutuhkan untuk merangsang kontraksi otot. 

Lantas, apa saja sih gejala myasthenia gravis yang perlu diwaspadai?

Gejala Myasthenia Gravis

Kelemahan otot yang disebabkan oleh myasthenia gravis dapat memburuk saat otot yang terkena digunakan. Gejala biasanya dapat membaik dengan istirahat, tapi kelemahan otot bisa datang dan pergi. Gejalanya cenderung berkembang secara bertahap, dan memburuk dalam beberapa tahun setelah muncul penyakit. 

Nah, lebih dari setengah orang yang mengembangkan myasthenia gravis mengalami gejala berikut ini:

  1. Salah satu atau kedua kelopak mata pengidap akan turun dan susah dibuka.
  2. Penglihatan ganda atau kabur.
  3. Perubahan kualitas suara, misalnya menjadi sengau atau pelan.
  4. Sulit menelan dan mengunyah. Gejala ini akan menyebabkan pengidap mudah tersedak.
  5. Sulit bernapas, terutama saat beraktivitas atau berbaring.
  6. Melemahnya otot tangan, kaki, dan leher. Gejala ini akan memicu gangguan mobilitas, seperti pincang atau kesulitan mengangkat barang.
  7. Sulit merubah ekspresi wajah. Misalnya senyuman terlihat seperti geraman.

Gejala myasthenia gravis mungkin terlihat seperti penyakit lain. Sementara itu, flare up dan remisi (pengurangan gejala) dapat terjadi sesekali selama penyakit berlangsung. Sayangnya pengurangan gejala jarang yang permanen atau lengkap.

Penyebab Terjadinya Penyakit Myasthenia Gravis

Perlu diketahui bahwa penyebab gangguan myasthenia gravis adalah adanya gangguan penghantaran sinyal saraf menuju otot. Gangguan hantaran sinyal ini diduga disebabkan oleh suatu kondisi autoimun.

Autoimun merupakan sebuah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang mengalami kelainan, sehingga menyerang jaringan dan saraf yang sehat pada tubuh. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi kondisi autoimun ini:

  1. Hantaran Sinyal Saraf

Sinyal saraf dihantarkan menuju ujung-ujung persarafan untuk menghasilkan sebuah senyawa kimia yang disebut dengan asetilkolin. Senyawa kimia ini kemudian ditangkap oleh reseptor-reseptor di otot, sehingga menghasilkan kontraksi otot. Pada kondisi autoimun, sistem kekebalan tubuh akan menghasilkan protein-protein yang menghancurkan reseptor di otot. Hal ini mengakibatkan asetilkolin tidak dapat ditangkap oleh otot, sehingga otot akan melemah karena tidak mampu berkontraksi.

  1. Kelenjar Timus

Kelenjar timus  merupakan salah satu organ yang berfungsi menghasilkan antibodi. Para pakar juga menduga bahwa kelenjar timus berperan dalam munculnya penyakit autoimun ini. Pada kondisi normal, ukuran kelenjar timus pada seseorang akan membesar selama masa kanak-kanak dan menyusut menjelang dewasa. 

Meski begitu, pengidap myasthenia gravis dewasa biasanya mengalami keabnormalan dengan memiliki kelenjar timus yang berukuran besar. Sekitar 1 dari 10 pengidap myasthenia gravis memiliki tumor jinak pada kelenjar timus.

  1. Penyebab Lainnya

Meskipun jarang terjadi, ibu dengan myasthenia gravis dapat memiliki anak yang lahir dengan kondisi ini juga atau myasthenia gravis neonatus. Jika diobati segera, anak-anak umumnya akan pulih dalam waktu dua bulan setelah lahir. 

Beberapa anak dilahirkan dengan bentuk myasthenia gravis herediter yang langka, yang disebut sindrom myasthenia congenital.

Sementara itu, beberapa faktor yang dapat memperburuk myasthenia gravis yaitu:

  • Kelelahan.
  • Penyakit atau infeksi.
  • Operasi.
  • Tekanan.
  • Konsumsi obat tertentu, seperti beta blocker hingga quinidine glukonat.
  • Kehamilan.
  • Siklus menstruasi.

Gangguan ini memang tidak dapat dicegah sepenuhnya, karena sifatnya yang autoimun. Namun, terdapat beberapa langkah sederhana bagi pengidap myasthenia gravis supaya terhindar dari kambuhnya gejala. Misalnya:

  • Berhenti beraktivitas sebelum kelelahan.
  • Menjaga kebersihan untuk mencegah infeksi.
  • Menangani infeksi yang dialami secara seksama.
  • Menghindari suhu tubuh yang terlalu dingin atau panas.
  • Menangani stres dengan efektif.

Itulah yang perlu diketahui mengenai penyakit myasthenia gravis. Jika kamu mengalami gejala yang mencurigakan, segeralah temui dokter untuk mendapatkan pemeriksaan. Kamu bisa membuat janji di rumah sakit terdekat melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
NHS. Diakses pada 2022. Myasthenia gravis
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Myasthenia gravis
Hopkins Medicine. Diakses pada 2022. Myasthenia gravis
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Myasthenia gravis

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan