halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Myasthenia Gravis

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu Myasthenia Gravis
  2. Penyebab Myasthenia Gravis
  3. Faktor Risiko Myasthenia Gravis
  4. Gejala Myasthenia Gravis
  5. Diagnosis Myasthenia Gravis
  6. Pengobatan Myasthenia Gravis
  7. Pencegahan Myasthenia Gravis
  8. Komplikasi Myasthenia Gravis


Apa Itu Myasthenia Gravis?

Myasthenia gravis merupakan kondisi yang penyebabnya oleh gangguan komunikasi normal antara saraf dan otot.

Sayangnya, tidak ada obat yang dapat mengatasi myasthenia gravis. Alhasil, langkah penanganan yang dapat dokter lakukan hanya bertujuan untuk membantu meringankan tanda dan gejalanya saja.

Penyakit ini juga lebih sering terjadi pada wanita di bawah 40 tahun dan pria di atas 60 tahun.

Penyebab Myasthenia Gravis

Ada beberapa penyebab myasthenia gravis, meliputi:

1. Antibodi

Saraf dan otot berkomunikasi dengan melepaskan bahan kimia (neurotransmitter) ke situs reseptor pada sel-sel otot di saraf otot.

Pada pengidap, sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang memblokir atau menghancurkan banyak situs reseptor otot, sehingga hanya sedikit situs reseptor yang tersedia.

Jika otot hanya menerima sedikit sinyal saraf, kondisi tersebut yang mengakibatkan kelemahan.

Antibodi juga dapat memblokir fungsi protein yang bernama otot spesifik reseptor tirosin kinase.

Protein ini terlibat dalam pembentukan sambungan saraf-otot. Antibodi terhadap protein ini dapat menyebabkan miastenia gravis.

2. Kelenjar Timus 

Penyebab selanjutnua yaitu kelenjar timus yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang terletak di dada bagian atas, di bawah tulang dada.

Kelenjar ini dapat memicu atau mempertahankan produksi antibodi yang memblokir asetilkolin. Pada pengidap, kelenjar timus berukuran besar dan tampak tidak normal.

3. Penyebab Lainnya

Genetik juga bisa menjadi penyebab penyakit ini. Namun, dengan diagnosis dan langkah pengobatan yang tepat, anak-anak umumnya dapat pulih dan sehat kembali dalam waktu dua bulan setelah lahir.

Beberapa anak yang kurang beruntung bisa mengalami penyakit langka yang bernama sindrom miastenia kongenital.

Faktor Risiko Myasthenia Gravis

Selain penyebab utama, ada beberapa faktor risiko yang memicu penyakit ini.

Berikut ini beberapa kondisi yang meningkatkan risiko myasthenia gravis:

  • Kelelahan berlebihan.
  • Mengidap penyakit atau infeksi.
  • Prosedur operasi atau pembedahan.
  • Mengonsumsi beta blocker, quinidine glukonat, quinidine sulfate, quinine, fenitoin, anestesi, dan antibiotik tertentu.
  • Kehamilan. 
  • Periode menstruasi.

Gejala Myasthenia Gravis

Myasthenia gravis menyebabkan kelemahan otot yang dapat membaik dengan sendirinya dan kambuh dalam intensitas lebih parah dari sebelumnya.

Penyakit biasanya memengaruhi mata dan wajah terlebih dulu, kemudian menyebar ke bagian tubuh lain seiring berjalannya waktu.

Intensitas keparahan gejala myasthenia gravis yang setiap pengidapnya alami akan bervariasi.

Gejala umumnya bertambah parah saat pengidap merasa lelah dan cenderung membaik setelah beristirahat. 

Selain itu, gejala yang muncul juga dapat terjadi akibat kondisi medis lain yang terjadi pada pengidap.

Gejala terbagi berdasarkan area yang terkena, yaitu:

1. Pada mata dan wajah

Kebanyakan pengidap penyakit mengalami kelemahan pada otot mata, kelopak mata, dan wajah.

Kondisi tersebut bisa saja menyebar ke bagian lain dari tubuh dalam beberapa minggu, bulan, atau tahun. Gejala yang tampak dapat berupa:

  • Kelopak mata turun dan berdampak pada satu atau kedua mata sekaligus.
  • Gangguan penglihatan, seperti penglihatan ganda.
  • Kesulitan membuat ekspresi wajah.

2. Gangguan menelan, berbicara, dan bernapas

Jika kelemahan memengaruhi otot-otot mulut, tenggorokan, dan dada, gejala yang pengidapnya alami dapat berupa:

  • Kesulitan mengunyah.
  • Berbicara cadel.
  • Suara serak atau terdengar sengau.
  • Kesulitan menelan.
  • Tersedak tidak sengaja.
  • Sesak napas, terutama saat berbaring atau setelah berolahraga. 

3. Gejala pada tubuh

Kelemahan yang terjadi akibat myasthenia gravis dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya, termasuk leher, lengan dan kaki.

Gejalanya dapat berupa:

  • Kesulitan mengangkat kepala.
  • Sulit untuk melakukan aktivitas fisik, seperti mengangkat, bangun dari duduk ke berdiri, menaiki tangga, menyikat gigi, atau mandi.
  • Sakit pada otot tubuh setelah beraktivitas.

Hubungi dokter spesialis di Halodoc apabila mengalami gejala di atas untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.✔️ Klik gambar di bawah ini.

chat dokter spesialis halodoc

Diagnosis Myasthenia Gravis

Untuk memastikan kondisi pengidap, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, seperti:

  • Pemeriksaan neurologis. Dalam pemeriksaan ini, dokter spesialis saraf akan menguji refleks, kekuatan otot, bentuk otot, indera sentuhan dan penglihatan, serta koordinasi gerak tubuh. 
  • Ice pack test. Jika pengidap memiliki kelopak mata turun, dokter akan meletakkan kantong berisi es pada kelopak mata. Setelah dua menit, dokter akan menganalisis kelopak mata yang turun untuk melihat tanda-tanda perbaikan.
  • Analisis darah. Tes darah mungkin mengungkapkan adanya antibodi abnormal yang mengganggu situs reseptor impuls saraf untuk memberi sinyal pada otot untuk bergerak.
  • Elektromiografi serat tunggal (EMG). Tes ini dapat mengukur aktivitas listrik antara otak dan otot. Dokter akan melakukan prosedur ini dengan memasukkan elektroda kawat halus melalui kulit ke dalam otot untuk menguji serat otot tunggal.
  • Pencitraan. Dokter akan melakukan CT scan atau MRI untuk memeriksa apakah ada tumor atau kelainan lain dalam kelenjar timus.

Pengobatan Myasthenia Gravis

Berbagai perawatan, sendiri atau kombinasi, dapat meredakan gejala miastenia gravis. 

Perawatan akan tergantung pada usia, seberapa parah penyakit dan seberapa cepat perkembangannya.

Berikut adalah pilihan pengobatan myasthenia gravis: 

1. Obat-obatan

Beberapa obat yang bisa dokter resepkan, antara lain:

  • Penghambat kolinesterase. Penggunaan obat otot seperti pyridostigmine (Mestinon, Regonal) juga dapat menjadi pilihan. Obat ini berperan dalam meningkatkan komunikasi antara saraf dan otot. Kemungkinan efek samping termasuk gangguan gastrointestinal, diare, mual, dan air liur berlebihan dan berkeringat.
  • Kortikosteroid. Kortikosteroid seperti prednison (Rayos) menghambat sistem kekebalan tubuh, membatasi produksi antibodi. Namun, penggunaan kortikosteroid yang berkepanjangan dapat menyebabkan efek samping yang serius.
  • Imunosupresan. Dokter mungkin juga akan meresepkan obat lain yang mengubah sistem kekebalan tubuh. Misalnya seperti azathioprine. Obat ini, yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk bekerja, penggunaannya dapat menjadi kombinasi dengan kortikosteroid. Efek samping imunosupresan, seperti peningkatan risiko infeksi dan kerusakan hati atau ginjal, bisa menjadi serius.

2. Terapi Intravena

Biasanya dokter akan merekomendasikan terapi berikut untuk mengobati gejala yang tiba-tiba memburuk atau sebelum operasi atau terapi lainnya. 

  • Plasmapheresis. Merupakan prosedur pengambilan, pengobatan, dan pengembalian atau penukaran plasma darah atau komponennya dari dan ke dalam peredaran darah. Risiko yang terkait dengan plasmaferesis meliputi penurunan tekanan darah, perdarahan, masalah irama jantung, atau kram otot. 
  • Imunoglobulin intravena (IVIg). Terapi ini memberi tubuh antibodi normal, yang mengubah respon sistem kekebalan. Manfaat biasanya terlihat dalam waktu kurang dari seminggu dan dapat bertahan 3 hingga 6 minggu. Efek samping, yang biasanya ringan, bisa berupa menggigil, pusing, sakit kepala, dan retensi cairan.
  • Antibodi monoklonal. Rituximab dan eculizumab yang baru-baru ini disetujui adalah obat intravena untuk myasthenia gravis. Obat ini biasanya dokter gunakan untuk orang yang tidak menanggapi pengobatan lain. Mereka dapat memiliki efek samping yang serius. 

3. Operasi

Beberapa orang dengan myasthenia gravis memiliki tumor pada kelenjar timus.

Jika pengidapnya memiliki tumor atau timoma, dokter akan mengangkat kelenjar timus melalui pembedahan (timektomi).

Bahkan jika pengidap kondisi ini tidak memiliki tumor pada kelenjar timus, mengangkat kelenjar tersebut dapat memperbaiki gejala miastenia gravis.

Namun, manfaat thymectomy bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk berkembang.

Timektomi dapat menjadi pilihan operasi terbuka atau sebagai operasi invasif minimal.

Dalam operasi terbuka, dokter bedah membelah tulang dada tengah (sternum) untuk membuka dada dan mengangkat kelenjar timus.

Pencegahan Myasthenia Gravis

Sejauh ini belum ada langkah yang dapat kamu lakukan untuk benar-benar mencegah myasthenia gravis.

Namun, kamu dapat mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dan berhati-hati dalam melakukan aktivitas untuk meminimalisir risiko penyakit.

Beberapa langkah yang bisa kamu lakukan, yaitu:

  • Kunyah makanan sampai benar-benar halus. Jangan mengunyah terlalu keras. 
  • Perbanyak konsumsi makanan lunak dan hindari makanan yang memerlukan banyak mengunyah, seperti sayuran mentah.
  • Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air. Agar efektif, yuk ketahui cara mencuci tangan yang tepat pada artikel: Penting untuk Kesehatan, Inilah Cara Mencuci Tangan yang Benar. 
  • Gunakan masker saat berdekatan dengan orang yang sedang sakit. 
  • Pastikan durasi tidur cukup dan berkualitas. 

Komplikasi Myasthenia Gravis

Meski beberapa komplikasi dapat diobati, dalam intensitas parah dapat mengancam jiwa.

Berikut ini komplikasi yang perlu kamu waspadai:

  • Krisis Myasthenia. Kondisi ini terjadi ketika otot-otot yang mengontrol pernapasan menjadi terlalu lemah. Perawatan darurat dan bantuan pernapasan kamu perlukan untuk membantu pengidap bernapas kembali.
  • Tumor kelenjar timus. Kelenjar timus berada pada bawah tulang dada yang terlibat langsung dengan sistem kekebalan tubuh. Adanya tumor pada area ini  dikenal dengan istilah medis thymoma dan tidak bersifat kanker (ganas).
  • Gangguan lainnya. Orang dengan myasthenia gravis lebih cenderung mengalami peningkatan atau penurunan kinerja kelenjar tiroid. Selain itu, pengidap kondisi ini juga lebih rentan mengidap rheumatoid arthritis. Jika kamu ingin mengetahui informasi lebih lengkap mengenai rheumatoid arthritis, kamu bisa membaca artikel: Bisa Ganggu Aktivitas, Ini 6 Fakta Tentang Rheumatoid Arthritis. 

Kapan Harus ke Dokter?

Segera tanya dokter jika kamu mengalami kesulitan saat bernapas, melihat, menelan, mengunyah, berjalan, atau mengangkat kepala dalam waktu yang lama dan tidak kunjung membaik setelah beristirahat.

Ingatlah bahwa penanganan sedari awal dapat meminimalkan risiko komplikasi serius. 

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Myasthenia gravis.
National Health Service UK. Diakses pada 2023. Myasthenia gravis.
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2023. Myasthenia gravis.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Myasthenia Gravis (MG).
MedlinePlus. Diakses pada 2023. Myasthenia Gravis.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp