Jarang Olahraga Tingkatkan Risiko Kram Otot

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   03 Agustus 2018
Jarang Olahraga Tingkatkan Risiko Kram Otot

Halodoc, Jakarta - Apa yang membuatmu termotivasi untuk berolahraga? Penampilan bisa menjadi salah satu pendorong seseorang untuk berolahraga. Meski begitu, aspek penampilan, seperti penurunan berat badan dan otot yang terlihat lebih tegas hanyalah sebagian kecil dari manfaat olahraga. Manfaat olahraga yang lebih besar sebetulnya adalah meningkatkan kualitas kesehatan tubuhmu, mulai dari sistem pernapasan, pencernaan, sirkulasi darah, hingga kesehatan tiap jaringan otot kamu. Itu sebabnya, jika kamu cukup lama tidak berolahraga, kamu akan mengalami kram otot setelah kembali berolahraga.

Manfaat Olahraga Bagi Fungsi Otot

Olahraga dapat meningkatkan performa jaringan otot dengan menstimulasi aliran darah ke jaringan tubuh. Ketika kamu melakukan aktivitas fisik, tubuh meningkatkan sirkulasi darah, mengirimkan oksigen yang kaya akan nutrisi ke jaringan tubuh. Hal ini membantu menjaga kesehatan otot-ototmu, sehingga bisa berfungsi secara optimal.

Selain itu, jika kamu menjalankan latihan beban, sebetulnya kamu sedang meningkatkan kekuatan otot kamu. Gerakan latihan angkat beban membuat otot bekerja melatih otot bekerja maksimal, hingga memicu “robekan” jaringan otot. Ketika tubuhmu memperbaiki “robekan” ini, otot menjadi lebih kuat. Kurang berolahraga bisa menurunkan kekuatan otot, sehingga ketika kamu berolahraga kembali, otot lebih rentan menegang dan terjadi kram.

Baca juga: Olahraga Bisa Tingkatkan Suasana Hati, Kok Bisa?

Otot yang Melemah

Ketika otot tubuhmu melemah akibat jarang olahraga, kamu akan lebih rentan mengalami nyeri otot bahkan dari aktivitas sehari-hari, seperti membawa beban berat dan menaiki tangga. Rasa nyeri ini pada akhirnya membuat otot menjadi tegang dan pada akhirnya menjadi lebih pendek. Kemudian jaringan otot yang memendek ini menjadi titik picu, yaitu simpul otot yang menegang, yang secara medis dikenal sebagai kontraktur. Untuk menyembuhkan kontraktur, dibutuhkan obat-obatan, terapi fisik, terapi rangsangan listrik, hingga operasi.   

Penumpukan Asam Laktat pada Otot

Jaringan otot yang tidak mendapat cukup aliran oksigen akibat jarang berolahraga, tubuh memproduksi asam laktat untuk menggantikan oksigen. Jumlah asam laktat yang berlebihan pada jaringan otot akan memicu rasa nyeri.

Jika kamu sudah lama vakum berolahraga dan mengalami kram saat atau setelah berolahraga, penting untuk diingat bahwa kamu tak disarankan untuk segera kembali berolahraga dengan intens. Penanganan yang disarankan adalah melakukan olahraga atau aktivitas ringan secara rutin dengan perlahan. Ketika kamu mengalami kram dan nyeri otot akibat jarang berolahraga, kamu lebih berisiko mengalami cedera otot, seperti keseleo.

Baca juga: Kram Saat Olahraga? Begini Cara Menghentikannya

Jika kamu berencana untuk kembali berolahraga setelah lama vakum, ada beberapa persiapan yang bisa kamu lakukan untuk mencegah kram pascaolahraga:

  • Minum cukup air, sebelum, setelah, dan di antara olahraga.
  • Mulai dari yang ringan, hindari langsung melakukan olahraga intens.
  • Hindari berolahraga di tempat yang panas.
  • Lakukan peregangan.

Kebanyakan orang bisa merasakan tanda-tanda sebelum otot akan kram. Jika kamu merasa akan segera kram, segera hentikan gerakan atau aktivitas fisik yang kamu lakukan dan mulailah melakukan peregangan. Lanjutkan gerakan peregangan sambil memijat perlahan sampai kram hilang. Minum air putih atau air kelapa juga bisa membantu memulihkan otot yang kram. Karena kram juga bisa disebabkan karena dehidrasi dan kekurangan elektrolit.

Baca juga: Cegah Kram Otot Saat Olahraga

Jika kram yang kamu rasakan tak kunjung hilang, segera hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mengetahui penyebabnya. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tentang keluhan yang kamu alami, tanpa perlu ke luar rumah. Kamu juga bisa membeli obat dan vitamin lewat Halodoc, lho! Pesanan kamu akan dikirim ke tujuan dalam satu jam. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan