Kapan Pengidap Sindrom Peter Pan Perlu ke Psikolog?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   24 Agustus 2020
Kapan Pengidap Sindrom Peter Pan Perlu ke Psikolog? Kapan Pengidap Sindrom Peter Pan Perlu ke Psikolog?

Halodoc, Jakarta – Setiap anak nantinya akan tumbuh dewasa, tapi tidak bagi pengidap sindrom Peter Pan. Meski fisiknya seperti orang dewasa, pengidap sindrom Peter Pan tetap punya sifat kekanak-kanakan dan tidak bisa hidup mandiri. Kebanyakan sindrom Peter Pan dialami oleh pria. Seperti anak kecil, pengidap sindrom Peter Pan sering kesulitan saat mengambil keputusan dan sangat bergantung pada orang lain. 

Bukan itu saja, mereka biasanya juga takut untuk memiliki komitmen, tidak bertanggung jawab dan tidak punya ambisi. Lantas, kapan pengidap sindrom Peter Pan perlu menemui psikolog? Ini ulasannya. 

Baca juga: Bisakah Sindrom Peter Pan Disembuhkan?

Kapan Pengidapnya Perlu Ke Psikolog?

Pengidap sindrom Peter Pan mungkin perlu menemui psikolog apabila gejala yang mereka alami mengganggu aktivitas sehari, pekerjaan dan hubungannya dengan orang lain, seperti berikut :

  • Suka melimpahkan kesalahan pada orang lain karena tidak mau mengakuinya dan sulit introspeksi diri.
  • Tidak mampu mandiri dan selalu bergantung ke orang lain. Permintaannya harus selalu dituruti dan berharap orang lain akan selalu melindunginya. 
  • Punya ketakutan atau kekhawatiran besar saat akan melakukan sesuatu atau mengambil keputusan. 
  • Berperilaku yang tidak sesuai usianya dan suka berteman dengan orang yang lebih muda darinya. 
  • Sulit mempertahankan hubungan percintaan dalam jangka panjang karena sifat kekanak-kanakannya membuat pasangan tidak nyaman dan tidak bisa bersikap romantis.
  • Sulit mengelola keuangan dan kurang bertanggung jawab dalam pekerjaan. Hal ini disebabkan karena pengidap sindrom Peter Pan selalu mengutamakan kepentingan pribadi dan kepuasannya tersendiri. 

Perlu diketahui bahwa setiap pengidap mungkin punya gejala yang berbeda-beda. Kebanyakan pengidap juga tidak menyadari kondisi ini dan merasa baik-baik saja. Itu mengapa, mereka perlu didorong untuk menemui psikolog.

Apabila kamu menemui tanda-tanda ini pada orang terdekat, kamu bisa menghubungi psikolog di Halodoc untuk tahu tips-tips menghadapi pengidap sindrom Peter Pan. Lewat aplikasi, kamu bisa menghubungi dokter kapan dan di mana saja via Chat atau Voice/Video Call.

Baca juga: Bagaimana Cara Menghadapi Orang dengan Sindrom Peter Pan?

Penyebab Sindrom Peter Pan

Pola asuh sering menjadi penyebab utama sindrom Peter Pan. Orangtua yang terlalu protektif atau sangat permisif adalah contoh pola asuh yang diketahui dapat memicu sindrom Peter Pan di kemudian hari. Orangtua yang terlalu permisif sering kali tidak menetapkan banyak batasan pada perilaku anak. Akibatnya, anak tumbuh dengan keyakinan bahwa mereka bisa melakukan apapun yang diinginkan. 

Ketika anak melakukan kesalahan, orangtua yang permisif biasanya juga akan mencegah setiap dampak buruk dan melindungi anak dari kesalahan,. Hal ini membuat anak tidak pernah belajar bahwa tindakan tertentu ada konsekuensinya.

Baca juga: Pola Asuh yang Bisa Mencegah Sindrom Peter Pan

Sebaliknya, orang tua yang protektif dapat membuat anak merasa seolah-olah dunia orang dewasa sangat menakutkan dan penuh kesulitan. Orangtua mungkin mendorong anak untuk menikmati masa kanak-kanak dan tidak mengajarkan keterampilan seperti mengelola keuangan, membersihkan rumah atau keterampilan keterampilan sederhana lainnya. 

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Peter Pan Syndrome: When People Just Can't Grow Up.
Psychology Today. Diakses pada 2020. The Peter Pan Syndrome.


Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan