Halodoc, Jakarta – Vaginismus merupakan kontraksi otot di sekitar vagina ketika penis akan berpenetrasi. Hal tersebut menyebabkan kejang otot, nyeri, dan pernapasan berhenti sementara.

View this post on Instagram

A post shared by Halodoc (@halodoc)

Kelompok otot yang paling sering terkena vaginismus yaitu otot pubococcygeus (PC). Otot-otot ini bertanggung jawab untuk buang air kecil, berhubungan seksual, orgasme, buang air besar, dan melahirkan. 

“Menurut WHO vaginismus termasuk dalam klasifikasi penyakit organ reproduksi. Jadi vaginismus merupakan kontraksi otot yang tidak diinginkan dan tidak bisa ditahan (di luar kendali), sehingga menyulitkan penetrasi. Hal ini baik dalam hubungan seksual, maupun pada pemeriksaan ginekologis,” kata dr. Rossy Syntia Marthasari Sp.And di channel Youtube Halodoc.

Lantas, seperti apa gejala vaginismus terjadi?

Gejala Vaginismus yang Perlu Dikenali Wanita

Menurut dr. Rossy Syntia Marthasari Sp.And, ada beberapa gejala vaginismus yang dialami wanita, yaitu berupa:

• Kegagalan penetrasi/ hubungan seksual.
• Rasa takut atau cemas yang dirasakan baik sebelum, selama, dan sesudah berhubungan seksual. 
• Rasa nyeri pada waktu hubungan seksual. 
• Kegagalan pemeriksaan ginekologis oleh dokter.

Jika kamu mengidap vaginismus, kamu tidak dapat mengatur atau menghentikan kontraksi otot-otot vagina. Wanita yang mengalami vaginismus sering mengeluhkan rasa sakit seperti sensasi terbakar ketika sesuatu dimasukkan ke dalam vagina. 

Seorang wanita yang mengidap vaginismus, bukan berarti dirinya tidak bisa menikmati aktivitas seksual sama sekali. Mereka masih bisa merasakan dan menikmati aktivitas seksual dan mengalami orgasme. 

Cara Mencegah Terjadinya Vaginismus

Masih menurut dr. Rossy, setidaknya ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah kondisi vaginismus, yaitu:

1. Pemahaman yang Benar tentang Seks

Hubungan seks yang normal dan sehat adalah yang tidak menyakitkan dan tidak sulit. Sehingga hubungan seksual pasti menyakitkan itu tidak sepenuhnya benar. 

2. Membiasakan Organ Reproduksi Menerima Benda Asing

Yaitu dengan melatihnya dengan memasukkan jari, tampon, ataupun dengan menggunakan dilator/ vibrator. 

“Jika cara-cara ini sudah ditempuh dan masih terjadi vaginismus, maka jangan ragu untuk meminta bantuan tenaga bantuan profesional sebelum masalahnya jadi berlarut-larut,” jelas dr. Rossy.

Penyebab Terjadinya Vaginismus

Vaginismus adalah suatu kondisi yang dapat disebabkan oleh stresor fisik, stres emosional, atau keduanya. Kondisi tersebut bisa menjadi antisipatif, sehingga terjadi karena orang tersebut mengharapkannya terjadi.

Pemicu emosional bisa berupa:

• Ketakutan, misalnya rasa sakit atau kehamilan.
• Kecemasan akan kinerja atau karena rasa bersalah.
• Masalah dalam hubungan. Misalnya memiliki pasangan yang kasar atau perasaan rentan.
• Memiliki peristiwa traumatis, misalnya pemerkosaan atau riwayat pelecehan.
• Pengalaman masa kanak-kanak. Seperti penggambaran seks saat tumbuh dewasa atau paparan gambar seksual.

Pemicu fisik bisa berupa:

• Infeksi. Seperti infeksi saluran kemih (ISK) atau infeksi jamur.
• Kondisi kesehatan, seperti kanker atau lichen sclerosis.
• Persalinan.
• Pernah melewati operasi panggul.
• Foreplay yang tidak memadai.
• Pelumasan vagina yang tidak mencukupi.
• Efek samping obat.

Kabar baiknya, dalam kebanyakan kasus vaginismus dapat diobati. Kamu bisa bertanya pada dokter di aplikasi Halodoc untuk mendapatkan saran pengobatan. Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:

WebMD. Diakses pada 2021. Vaginismus

Healthline. Diakses pada 2021. What Is Vaginismus?

Medical News Today. Diakses pada 2021. What you need to know about vaginismus