Kateterisasi Jantung dan Otak, Adakah Efek Sampingnya?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   09 Juni 2020
Kateterisasi Jantung dan Otak, Adakah Efek Sampingnya? Kateterisasi Jantung dan Otak, Adakah Efek Sampingnya?

Halodoc, Jakarta – Kateterisasi atau angiografi adalah prosedur medis untuk memvisualisasikan aliran darah di dalam tubuh. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk mengobati penyumbatan dan kelainan lain, terutama yang mempengaruhi jantung dan otak. Seperti prosedur medis lainnya, ada kemungkinan efek samping atau komplikasi dari angiografi.

Melansir dari Verywell Health, diperkirakan terjadinya komplikasi hanya berpeluang sebesar dua persen dan tidak berakibat fatal, sehingga tidak ada serangkaian faktor risiko khusus untuk mencegah seseorang melakukan angiogram. Meskipun begitu, tetap ada efek samping yang mungkin terjadi dari prosedur ini.

Baca juga: Kenapa Kateterisasi Jantung dan Otak Dilakukan?

Efek Samping Kateterisasi Jantung dan Otak

Efek samping mungkin terjadi apabila ada kesalahan prosedur, alergi, atau kondisi medis yang muncul bersamaan. Respons alergi dapat terjadi karena sejumlah zat yang digunakan dalam prosedur. Mengidap asma atau penggunaan beta-adrenergic blocker juga meningkatkan kemungkinan respons alergi yang serius. 

Gerakan mekanis instrumen selama prosedur juga bisa menyebabkan masalah seperti perdarahan dan pembekuan, yang bisa menyebabkan komplikasi yang lebih serius seperti perdarahan, aneurisma otak, stroke, serangan jantung sampai kematian. Meskipun begitu, risiko prosedur selalu ditimbang dengan manfaat potensial yang umumnya pasti lebih tinggi.

Persiapan Sebelum Prosedur Kateterisasi

Sebelum prosedur dilakukan, dokter perlu mencari tahu riwayat penyakit dan melakukan pemeriksaan fisik untuk memberitahu pasien mengenai tujuan, risiko, dan manfaat angiogram. 

Ketika gejala atau masalah kesehatan yang berkaitan dengan penyumbatan aliran darah atau kerusakan pembuluh darah tidak bisa ditangani dengan MRI, CT-Scan atau elektrokardiogram, maka dokter akan menyarankan katerisasi. 

Setelah itu, pasien diminta untuk menyelesaikan dokumen, mengganti pakaian dengan gaun rumah sakit dan dipasangkan kateter intravena. Sebelum prosedur, pasien akan dikirim ke dalam ruangan di mana prosedur angiogram dilakukan. Bergantung pada intervensi, prosedur dapat berlangsung satu jam atau lebih bergantung pada intervensi yang dilakukan.

Baca juga: 9 Kondisi yang Dilarang Melakukan Kateterisasi Jantung

Prosedur Kateterisasi Jantung dan Otak

Sebelum prosedur dilakukan, pasien dapat diberikan anestesi lokal untuk menenangkan pasien dan mematikan saraf pada titik akses kateter intravena. Apabila keadaan pasien sudah cukup tenang, dokter akan membuat sayatan kecil yang dilanjut dengan memasukan selubung ke dalam pembuluh darah yang memungkinkan kawat pemandu dan kateter dapat masuk, serta injeksi obat kontras.

Kawat pemandu kemudian akan terlihat dengan sinar-X dan dilacak melalui sistem peredaran darah. Kateter akan dimasukkan ke atas kawat pemandu ini. Pasien mungkin merasakan sengatan ringan, tekanan, atau ketidaknyamanan di situs penyisipan. Prosedur dapat memakan waktu satu jam atau lebih, tergantung pada kondisi yang dialami.

Setelah prosedur berakhir, kateter akan dilepas dan petugas medis akan memberikan tekanan ke lokasi akses untuk memantau dan memastikan tidak ada perdarahan. Seringkali pasien diminta untuk tetap berbaring rata selama jangka waktu tertentu.

Baca juga: Perawatan Setelah Kateterisasi Jantung dan Otak

Itulah informasi seputar kateterisasi yang perlu diketahui, kalau kamu punya pertanyaan lainnya, hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc saja. Lewat aplikasi, kamu dapat menghubungi kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.

Referensi:
Verywell Health. Diakses pada 2020. What Is Angiography?.
Medical News Today. Diakses pada 2020. What to know about angiograms.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan