Kenali Kondisi Langka Sindrom Air Mata Buaya

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   07 Maret 2022

“Seorang pria di China mengalami kondisi langka, ia selalu menangis ketika sedang makan. Pria bernama Zhang tersebut diketahui sedang mengalami sindrom air mata buaya. Bukan karena ia pria munafik yang mengeluarkan air mata palsu, melainkan sindrom air mata buaya merupakan komplikasi medis yang jarang terjadi.”

Kenali Kondisi Langka Sindrom Air Mata BuayaKenali Kondisi Langka Sindrom Air Mata Buaya

Halodoc, Jakarta – Sedang ramai diberitakan ada seorang laki-laki asal China yang didiagnosis dengan sindrom air mata buaya. Namun, yang dimaksud disini bukanlah anekdot ekspresi palsu seorang pria munafik yang pura-pura sedih dan mengeluarkan air mata palsu. Pria bernama Zhang tersebut selalu menangis saat makan. Faktanya, sindrom air mata buaya ada dan merupakan kondisi medis yang langka. 

Gusto lacrimation atau sindrom air mata buaya merupakan komplikasi yang jarang terjadi. Melansir artikel berjudul Crocodile Tears Syndrome yang terbit di website PubMed Central, kondisi tersebut tampaknya merupakan salah arah dari regenerasi serat gustatorik yang ditujukan untuk kelenjar ludah. Sehingga serat tersebut menjadi serat sekretori kelenjar lakrimal dan menyebabkan homolateral saat pengidap sedang makan. 

Bagaimana Sindrom Air Mata Buaya Bisa Terjadi?

Sindrom air mata buaya terjadi karena adanya lakrimasi unilateral atau robek setiap kali pengidapnya makan atau minum. Sindrom air mata buaya sebagian besar merupakan diagnosis eksklusi pada pengidap dengan riwayat kelumpuhan saraf wajah sebelumnya. 

Pengidap yang sebelumnya mengalami Bell’s palsy dapat memiliki riwayat gejala onset akut. Seperti nyeri leher, mastoid atau telinga, perubahan rasa atau sensasi wajah, hiperakusis, termasuk sindrom air mata buaya.

Bell’s palsy adalah kondisi kelumpuhan saraf wajah yang menyebabkan kelemahan otot wajah karena penyebab yang tidak diketahui. Sementara itu sindrom air mata buaya merupakan komplikasi yang terjadi pada pengidap dengan riwayat Bell’s palsy. Sindrom air mata buaya dapat terjadi setelah kira-kira 6 hingga 9 bulan setelah Bell’s palsy. 

Pada periode pemulihan setelah cedera saraf wajah, serat saraf saliva yang beregenerasi mengalami synkinesis atau salah arah untuk menginervasi kelenjar submandibular malah ke kelenjar lakrimal. Kesalahan tersebut menyebabkan rangsangan seperti bau dan rasa memicu kelenjar lakrimal untuk mengeluarkan air mata, bukannya air liur. 

Sementara itu, ada juga teori lain menyebutkan bahwa sindrom air mata buaya merupakan kelainan kongenital. Hal tersebut didukung adanya temuan  bahwa beberapa pengidap sindrom air mata buaya juga memiliki kelumpuhan rektus lateral atau memiliki sindrom retraksi Duane.

Diduga ada lesi (jaringan abnormal) yang berdekatan dengan saraf abducens. Mekanisme lain untuk sindrom air mata buaya dianggap sebagai pembentukan sinapsis buatan di lokasi cedera. Sinapsis tersebut memungkinkan impuls untuk melompat dari satu serat ke serat lainnya. Sehingga kemungkinan terjadi persilangan yang mengarah ke sindrom air mata buaya. 

Bisakah Sindrom Air Mata Buaya Disembuhkan?

Perawatan sindrom air mata buaya tergantung pada tingkat keparahan hiperlakrimasi dan kebutuhan pengidap. Pada kasus ringan, umumnya ditangani dengan konseling dan pemantauan rutin. Sementara itu pembedahan juga dapat dilakukan, dan bisa menjadi cara yang efektif untuk mengontrol robekan penyebab sindrom air mata buaya. 

Sementara itu pengobatan yang paling banyak diterima dari sindrom air mata buaya adalah injeksi toksin botulinum (botox) ke kelenjar lakrimal. Botulinum toxin-A (botox) adalah penghambat pelepasan asetilkolin dan bekerja pada sambungan neuromuskular. Botox juga bekerja dengan menghentikan transmisi di sepanjang serabut saraf parasimpatis yang beregenerasi secara menyimpang ke kelenjar yang terkena.

Botox dapat diberikan baik secara transkutan dan transkonjungtiva ke kelenjar lakrimal pada pengidap sindrom air mata buaya. Efek pemberian botox berlangsung selama sekitar 6 bulan. Diketahui injeksi botox ke kelenjar lakrimal pada sindrom air mata buaya adalah metode yang aman dan efektif untuk mengobati robekan yang berlebihan. 

Jadi, itulah yang perlu dikenali dari kondisi langka sindrom air mata buaya. Jika kamu memiliki sindrom yang sama atau mengalami masalah kesehatan lain yang mencurigakan, segera tanya dokter di aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Pubmed Central. Diakses pada 2022. Crocodile Tears Syndrome
Nature. Diakses pada 2022. Treatment of gustatory hyperlacrimation (crocodile tears) with injection of botulinum toxin into the lacrimal gland
Suara. Diakses pada 2022. Laki-Laki Ini Dididagnosis ‘Sindrom Air Mata Buaya’, Membuatnya Selalu Menangis Saat Makan

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan