
Daftar Isi:
- Apa Itu Cotrimoxazole?
- Fungsi Cotrimoxazole
- Dosis Cotrimoxazole
- Cara Penggunaan Cotrimoxazole
- Peringatan dan Perhatian
- Kontraindikasi
- Penggunaan pada Kondisi Khusus
- Pertolongan Pertama Jika Terjadi Overdosis
- Pencegahan Infeksi
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Cotrimoxazole?
Cotrimoxazole adalah obat kombinasi antibiotik yang mengandung trimethoprim dan sulfamethoxazole. Kombinasi ini bekerja dengan menghambat dua langkah berbeda dalam jalur metabolisme asam folat bakteri, sehingga mencegah pertumbuhan dan penyebaran bakteri.
Obat ini efektif melawan berbagai jenis bakteri gram-positif dan gram-negatif. Cotrimoxazole tersedia dalam bentuk tablet, sirup, dan suspensi, sehingga memudahkan pemberian dosis pada berbagai kelompok usia.
Fungsi Cotrimoxazole
Cotrimoxazole digunakan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri, termasuk:
- Infeksi saluran kemih (ISK).
- Infeksi saluran pernapasan, seperti bronkitis dan pneumonia.
- Infeksi telinga tengah (otitis media).
- Infeksi gastrointestinal, seperti diare yang disebabkan oleh bakteri.
- Pneumocystis pneumonia (PCP), terutama pada pasien dengan HIV/AIDS.
- Infeksi kulit dan jaringan lunak.
Cotrimoxazole juga digunakan sebagai profilaksis (pencegahan) pada pasien dengan gangguan sistem kekebalan tubuh untuk mencegah infeksi oportunistik seperti PCP.
Dapatkan Cortimoxazole di Toko Kesehatan Halodoc
Cotrimoxazole 480 mg 10 Tablet
Cotrimoxazole Forte 960 mg 10 Tablet
Cotrimoxazole 240 mg/ 5ml Sirup 60 ml
Dosis Cotrimoxazole
Dosis cotrimoxazole bervariasi tergantung pada jenis infeksi, tingkat keparahan, usia pasien, dan fungsi ginjal. Berikut adalah pedoman dosis umum:
- Dewasa dan anak di atas usia 12 tahun: Biasanya 960 mg (800 mg sulfamethoxazole dan 160 mg trimethoprim) setiap 12 jam.
- Anak-anak: Dosis dihitung berdasarkan berat badan. Dokter akan menentukan dosis yang tepat.
Penting untuk mengikuti anjuran dokter dan membaca label obat dengan seksama. Jangan mengubah dosis tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Cara Penggunaan Cotrimoxazole
Berikut ini cara penggunaan cotrioxazole:
- Cotrimoxazole sebaiknya diminum dengan makanan untuk mengurangi risiko gangguan pencernaan. Telan tablet utuh dengan segelas air.
- Jika menggunakan bentuk sirup atau suspensi, kocok botol terlebih dahulu dan gunakan sendok takar yang disediakan untuk memastikan dosis yang akurat.
- Penting untuk menghabiskan obat, bahkan jika gejala sudah membaik. Menghentikan pengobatan terlalu dini dapat menyebabkan infeksi kembali dan bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik.
- Jika melewatkan dosis, segera minum dosis tersebut jika masih ada cukup waktu sebelum dosis berikutnya. Jangan menggandakan dosis untuk menggantikan dosis yang terlewat.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum menggunakan cotrimoxazole, beri tahu dokter jika memiliki kondisi medis berikut:
- Alergi terhadap sulfonamid atau trimethoprim.
- Penyakit ginjal atau hati.
- Defisiensi asam folat.
- Asma atau alergi lainnya.
- Gangguan darah.
Cotrimoxazole tidak dianjurkan untuk wanita hamil atau menyusui kecuali benar-benar diperlukan dan di bawah pengawasan dokter.
Kontraindikasi
Cotrimoxazole tidak boleh digunakan pada kondisi berikut:
- Alergi terhadap sulfonamid atau trimethoprim.
- Bayi berusia kurang dari 2 bulan (kecuali dengan resep dokter).
- Wanita hamil pada trimester terakhir kehamilan.
- Pasien dengan anemia megaloblastik yang disebabkan oleh defisiensi asam folat.
Penggunaan pada Kondisi Khusus
Kondisi khusus yang perlu diperhatikan saat menggunakan obat cotrimoxazole:
- Pasien dengan gangguan ginjal: Dosis cotrimoxazole perlu disesuaikan pada pasien dengan gangguan ginjal. Dokter akan menentukan dosis yang tepat berdasarkan tingkat keparahan gangguan ginjal.
- Pasien dengan gangguan hati: Cotrimoxazole harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan hati. Fungsi hati perlu dipantau selama pengobatan.
- Lansia: Lansia mungkin lebih rentan terhadap efek samping cotrimoxazole. Dosis yang lebih rendah mungkin diperlukan.
Pertolongan Pertama Jika Terjadi Overdosis
Gejala overdosis cotrimoxazole dapat meliputi mual, muntah, diare, pusing, sakit kepala, dan kebingungan. Dalam kasus yang parah, overdosis dapat menyebabkan kejang, gangguan pernapasan, dan kehilangan kesadaran.
Jika seseorang mengalami overdosis cotrimoxazole, segera cari pertolongan medis. Bawa obat dan labelnya ke rumah sakit atau pusat kendali racun terdekat. Penanganan overdosis meliputi:
- Pemantauan tanda-tanda vital.
- Pemberian cairan intravena.
- Pemberian obat untuk mengatasi gejala.
- Dalam beberapa kasus, hemodialisis mungkin diperlukan untuk mengeluarkan obat dari tubuh.
Pencegahan Infeksi
Selain menggunakan cotrimoxazole sesuai resep untuk mengobati infeksi, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah infeksi bakteri:
- Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air, terutama setelah menggunakan toilet, sebelum makan, dan setelah batuk atau bersin.
- Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit.
- Vaksinasi sesuai jadwal yang direkomendasikan.
- Praktikkan kebersihan makanan yang baik.
- Hindari berbagi barang pribadi seperti handuk dan peralatan makan.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala infeksi bakteri, terutama jika disertai dengan demam tinggi, menggigil, kesulitan bernapas, atau nyeri yang parah.
Penting juga untuk berkonsultasi dengan dokter jika memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang penggunaan cotrimoxazole.
Jika mengalami efek samping yang serius setelah menggunakan cotrimoxazole, seperti reaksi alergi yang parah atau ruam kulit yang meluas, segera hentikan penggunaan obat dan cari pertolongan medis darurat.
Konsultasi dengan dokter kini lebih mudah dan praktis melalui Halodoc.
Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.
Produknya 100% asli original dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.
Yuk, download Halodoc sekarang juga!


