halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Alergi Susu

REVIEWED_BY  dr. Fadhli Rizal Makarim  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  1. Pengertian Alergi Susu
  2. Faktor Risiko
  3. Penyebab Alergi Susu
  4. Gejala Alergi Susu
  5. Diagnosis Alergi Susu
  6. Tes Panel Alergi Kini Bisa di Rumah pakai Halodoc
  7. Komplikasi Alergi Susu
  8. Pengobatan Alergi Susu
  9. Pencegahan Alergi Susu
  10. Kapan Harus ke Dokter?

Apa Itu Alergi Susu?

Alergi susu sapi adalah kondisi saat sistem kekebalan tubuh seseorang bereaksi terhadap protein susu sapi dan olahannya.

Alergi ini rentan menyasar pada anak-anak, meskipun beberapa orang dewasa mengalami alergi ini sepanjang hidup mereka.

Gejala alergi susu sapi berkisar dari ringan hingga parah dan dapat memengaruhi sistem pencernaan, kulit, pernapasan, dan sistem kardiovaskular. 

Alergi ini juga bisa memberikan arti sebagai reaksi sistem kekebalan tubuh yang berasal dari produk yang berasal dari susu.

Umumnya, alergi susu sapi rentan terjadi pada anak-anak, terutama saat mengonsumsi susu sapi atau olahannya.

Meski begitu, tidak menutup kemungkinan kondisi ini dapat bersumber dari susu kambing, domba, maupun hewan menyusui lainnya. Protein susu yang paling sering menyebabkan alergi adalah whey dan kasein.

Alergi susu memungkinkan untuk bisa sembuh. Untuk mengetahui lebih lanjut, kamu dapat membaca artikel mengenai bisakah alergi susu disembuhkan?

Faktor Risiko

Sebagian orang memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami alergi (rentan) daripada orang lain.

Beberapa di antaranya yaitu:

  • Terdapat riwayat alergi pada anggota keluarganya, misalnya asma, eksim, rhinitis, hay fever.
  • Usia bayi dan anak-anak lebih mudah mengidapnya karena sistem pencernaan yang belum sempurna. Namun, kondisi ini akan membaik seiring pertambahan usia dan kematangan saluran pencernaan.
  • Terdapat riwayat dermatitis atopik (peradangan kulit yang berasal dari alergi pada anak).
  • Mengidap alergi pada bahan makanan lain yang umumnya berkembang setelah alergi timbul.

Penyebab Alergi Susu

Penyebab utama alergi ini adalah terjadinya gangguan pada sistem kekebalan tubuh pengidap yang salah mengidentifikasi protein pada susu sebagai zat yang membahayakan tubuh.

Hal ini memicu sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi Imunoglobulin E untuk menetralkan zat pemicu alergi tersebut dan melepaskan histamin ke dalam darah, sehingga menimbulkan gejala alergi. 

Alergi susu berbeda dengan intoleransi laktosa.

Jika alergi penyebabnya karena gangguan sistem kekebalan tubuh, sedangkan intoleransi laktosa terjadi karena tubuh belum mampu menerima zat tertentu, dan tidak ada kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh pengidap.

Alergi susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang secara keliru mengidentifikasi protein susu sapi sebagai ancaman dan memproduksi antibodi untuk melawannya.

Ini menyebabkan reaksi alergi saat seseorang mengonsumsi produk susu sapidan olahannya. Beberapa protein susu sapi yang paling umum menyebabkan alergi adalah kasein dan whey.

Faktor risiko untuk mengembangkan alergi ini termasuk:

  • Riwayat keluarga alergi alergi ini
  • Riwayat alergi makanan lainnya
  • Usia: anak-anak lebih cenderung mengalami alergi ini daripada orang dewasa
  • Gangguan pencernaan, seperti gastroesophageal reflux disease (GERD) dan sindrom iritasi usus besar (IBS)
  • Paparan lingkungan yang tinggi terhadap alergen

Gejala Alergi Susu

Gejala alergi biasanya timbul satu jam setelah mengonsumsi susu. Gejalanya, antara lain:

  • Muntah.
  • Napas berbunyi ngik.
  • Kemerahan pada kulit.
  • Gatal.
  • Bengkak.
  • Diare atau menceret yang disertai darah pada kotorannya.
  • Kram perut.
  • Batuk.
  • Hidung berair.
  • Mata berair.
  • Ruam alergi susu sapi, seperti kemerahan gatal di sekitar mulut.
  • Adanya kolik pada bayi dengan tanda bayi menangis tanpa henti dan tanpa sebab yang jelas.

Ciri alergi susu sapi biasanya muncul dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah mengonsumsi produk susu sapi dan produk turunannya.

Namun, dalam beberapa kasus, gejala dapat muncul dalam waktu 24 hingga 48 jam.

Pada reaksi alergi berat (anafilaksis) dapat muncul gejala, seperti:

  • Saluran napas dan tenggorokan tersumbat sehingga mengakibatkan sesak napas.
  • Tekanan darah turun drastis.
  • Wajah kemerahan dan gatal pada seluruh tubuh.
  • Tindakan pertolongan harus kamu lakukan jika ada anafilaksis. Pengidap harus segera mendapat pertolongan medis di rumah sakit.

Diagnosis Alergi Susu

Beberapa langkah yang akan dokter lakukan untuk menegakkan diagnosisnya:

  • Menanyakan riwayat perjalanan alergi pada pengidap dan keluarganya meliputi makanan dan minuman apa saja yang pernah mereka makan, gejala alergi yang timbul, dan apakah gejala berkurang atau menghilang ketika makanan dihentikan.
  • Pemeriksaan pada fisik untuk memeriksa indikasi alergi pada tubuh pengidap.
  • Pengujian sampel darah untuk memeriksa kadar antibodi Imunoglobulin E dalam darah pengidap.
  • Tes melalui kulit, umumnya dengan membuat luka kecil pada permukaan kulit si pengidap. Luka kecil pada kulit tersebut akan terlihat sejumlah kecil protein susu. Jika saat pengamatan muncul benjolan kecil yang gatal pada daerah tersebut, menandakan adanya alergi susu.

Tes Panel Alergi Kini Bisa di Rumah pakai Halodoc

Jika kamu mengalami rasa gatal, muntah, batuk, hingga kram perut setelah mengonsumsi susu, sebaiknya lakukan tes alergi untuk mengetahui kemungkinan alergi terhadap susu tersebut.

Dengan begitu, kamu bisa menghindari pemicu tersebut sehingga alergi bisa dicegah untuk ke depannya.

Kabar baiknya, kamu tidak perlu lagi antre di rumah sakit atau klinik, kamu bisa melakukan Tes Panel Alergi di rumah melalui layanan Halodoc Home Lab. 

Sebab, Halodoc menyediakan fasilitas Tes Panel Alergi melalui layanan Halodoc Home Lab (tersedia di Jadetabek, Bandung, Semarang, dan Surabaya)

Layanan ini adalah tes laboratorium atau paket tes dari Halodoc yang pengambilan sampelnya bisa dilakukan di rumah atau di lokasi mana pun yang kamu pilih.

Ada beberapa keunggulan dari layanan tes lab ini, antara lain:

✔ Tak perlu repot keluar rumah. 

✔ Hemat waktu dan biaya.  

✔ Tenaga kesehatan profesional dengan respons cepat.  

✔ Protokol kesehatan ketat. 

✔ Sampel diambil secara aman dan steril.  

✔ Sampel darah/urine akan dibawa langsung ke laboratorium setelah diambil (tidak ada transit). 

✔ Peralatan yang digunakan berkualitas, aman, tersegel, dan sesuai standarisasi.  

✔ Harga untuk Tes Panel Alergi adalah Rp1.900.000, dan semua layanan tes lab terdiri dari pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter.  

✔ Setelah tes, kamu akan mendapatkan voucher 25 ribu untuk konsultasi hasil dengan dokter tepercaya dari Halodoc. 

Booking Tes Panel Alergi Lebih Mudah di Rumah Lewat Halodoc.

Selain lewat aplikasi, kamu juga bisa order langsung dengan menghubungi nomor WhatsApp 0888-0999-9226. 

Mudah sekali bukan? Pesan layanan Homelab Halodoc sekarang juga!

Komplikasi Alergi Susu

Anak-anak yang mengalami kondisi ini lebih berisiko mengalami masalah kesehatan lainnya, seperti:

  • Alergi terhadap makanan lain, seperti telur, kedelai, kacang tanah, maupun daging sapi.
  • Hay fever. Ini adalah reaksi umum terhadap bulu hewan peliharaan, tungau debu, serbuk sari rumput, dan zat lainnya

Pengobatan Alergi Susu

Pada anak, kondisi ini akan menghilang seiring dengan pertambahan usia.

Namun, pada beberapa kasus, ada anak yang tetap memiliki alergi hingga usia dewasa.

Tindakan pengobatan yang yang paling utama adalah dengan menghindari susu dan produk makanan yang mengandung susu.

Konsumsi obat-obatan untuk mengurangi gejala alergi adalah:

  • Antihistamin memiliki manfaat untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat gejala yang berasal dari reaksi alergi.
  • Adrenalin untuk mengatasi gejala alergi berat (anafilaksis) dengan cara penyuntikan oleh dokter.

Pencegahan Alergi Susu

Menghindari alergi terhadap susu dengan tidak mengonsumsi susu atau produk yang mengandung susu maupun protein susu.

Beberapa produk yang mengandung susu atau proteinnya adalah mentega, yoghurt, pudding, kue, es krim, keju, bahan makanan yang mengandung laktosa atau laktat, permen, cokelat, karamel, dan produk yang mengandung whey dan kasein.

Pada ibu menyusui, cara mencegah alergi susu sapi pada bayi adalah dengan memberikan ASI eksklusif tanpa penambahan susu formula atau minuman dan makanan lainnya selama 6 bulan pertama kehidupan bayi.

ASI dianggap sebagai makanan terbaik dan bisa mencegah alergi pada bayi.

Jika bayi sudah terdiagnosis memiliki alergi ini, dokter menganjurkan ibu untuk tidak mengonsumsi susu sapi atau produk yang mengandung susu sapi agar, zat tersebut tidak masuk melalui ASI kepada bayinya.

Jika kepada anak tidak memberikan ASI, terdapat beberapa alternatif pengganti.

Pemberian susu formula hipoalergenik, susu kedelai, maupun susu beras (rice milk) bisa menjadi alternatif pengganti untuk mencegah gejala.

Ibu dapat berkonsultasi dengan dokter jika anak memiliki gejala dan berikan susu formula pengganti sesuai dengan anjuran dokter.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika mengalami tanda dan gejala di atas, segera bicarakan dengan dokter spesialis anak di Halodoc untuk mengetahui penyebab dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Tunggu apa lagi? Ayo, pakai Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Milk Allergy: Causes, Symptoms, Diagnosis & Treatment.
WebMD. Diakses pada 2024. Milk Allergies
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Milk Allergies.
Diperbarui pada 18 Februari 2025

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp