
DAFTAR ISI
- Pengertian Amenorrhea
- Jenis-Jenis Amenorrhea
- Faktor Risiko Amenorrhea
- Penyebab Amenorrhea
- Gejala Amenorrhea
- Diagnosis Amenorrhea
- Komplikasi Amenorrhea
- Pengobatan Amenorrhea
- Pencegahan Amenorrhea
- Kapan Harus ke Dokter?
Pengertian Amenorrhea
Amenorrhea adalah suatu kondisi ketika wanita tidak mengalami menstruasi atau datang bulan.
Kondisi ini terjadi jika seorang wanita tidak mengalami menstruasi selama 3 siklus berturut-turut atau lebih, atau jika hingga berusia 15 tahun belum pernah mengalami menstruasi.
Jenis-Jenis Amenorrhea
Memahami jenis-jenis amenorrhea penting untuk mengetahui penyebab dan penanganan yang tepat. Berikut penjelasan lebih detail:
1. Amenorrhea Primer
Amenorrhea primer adalah kondisi di mana seorang wanita tidak mengalami menstruasi pertama (menarche) pada usia 15 tahun. Beberapa penyebab potensial meliputi:
- Kelainan Genetik: Sindrom Turner atau sindrom Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser (MRKH).
- Masalah Hormonal: Keterlambatan pubertas akibat masalah pada kelenjar pituitari atau hipotalamus.
- Kelainan Anatomi: Tidak adanya atau perkembangan tidak sempurna pada organ reproduksi seperti rahim atau vagina.
2. Amenorrhea Sekunder
Amenorrhea sekunder adalah kondisi di mana seorang wanita yang sebelumnya mengalami siklus menstruasi normal, berhenti menstruasi selama tiga bulan atau lebih. Beberapa penyebab umum meliputi:
- Kehamilan: Salah satu penyebab paling umum dari amenorrhea sekunder.
- Menyusui: Produksi hormon prolaktin selama menyusui dapat menekan ovulasi dan menstruasi.
- Kontrasepsi Hormonal: Penggunaan pil KB, suntik KB, atau implan dapat menyebabkan amenorrhea sementara.
- Stres: Tingkat stres tinggi dapat memengaruhi hormon reproduksi dan mengganggu siklus menstruasi.
- Berat Badan ekstrem: Penurunan berat badan drastis atau berat badan kurang (underweight) dapat menyebabkan amenorrhea.
- Gangguan makan: Anoreksia nervosa dan bulimia dapat mengganggu fungsi hormonal dan menyebabkan amenorrhea.
- Olahraga berlebihan: Aktivitas fisik intensitas tinggi dapat memengaruhi hormon reproduksi.
- Kondisi medis: Sindrom ovarium polikistik (PCOS), masalah tiroid, tumor pituitari, dan menopause dini.
Faktor Risiko Amenorrhea
Beberapa faktor risiko terjadinya kondisi ini, antara lain:
- Riwayat keluarga yang mengalami amenorrhea.
- Gangguan pola makan, seperti anoreksia atau bulimia.
- Olahraga dengan intensitas tinggi.
- Obesitas
- Genetika, seperti memiliki perubahan pada gen FMR1, yang juga menyebabkan sindrom Fragile X1.
Penyebab Amenorrhea
Beberapa penyebabnya antara lain:
- Organ reproduksi yang tidak berkembang dengan sempurna, seperti tidak adanya uterus atau vagina, adanya penyempitan dan penyumbatan pada leher rahim (serviks), serta vagina yang terbagi menjadi 2 bagian (sekat vagina).
- Perubahan hormon alami, seperti pada masa kehamilan, menyusui, dan menopause.
- Disebabkan oleh penggunaan beberapa jenis obat, salah satunya obat kontrasepsi.
- Berat badan 10 persen lebih rendah dari berat badan normal dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang memicu berhentinya ovulasi, seperti pada pengidap bulimia dan anoreksia.
- Stres yang memicu perubahan fungsi hipotalamus pada otak, yang merupakan daerah yang mengontrol siklus menstruasi.
- Olahraga atau aktivitas fisik yang berlebihan dapat mengganggu siklus menstruasi.
- Gangguan yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon, seperti pada sindrom ovarium polikistik, gangguan tiroid, tumor hipofisis, atau menopause dini.
Kamu perlu tahu, Ini Perbedaan PCO dan PCOS, Penyakit pada Reproduksi Wanita.
Gejala Amenorrhea
Beberapa gejala kondisi ini antara lain:
- Tidak menstruasi.
- Rambut rontok.
- Nyeri kepala.
- Nyeri panggul
- Timbul jerawat.
- Gangguan penglihatan.
- Tumbuh bulu-bulu halus pada wajah.
- Keluar cairan dari puting susu.
Diagnosis Amenorrhea
Dokter akan mendiagnosis dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, seperti:
- Tes Fungsi Tiroid, untuk mengukur jumlah hormon perangsang tiroid (TSH) dalam darah untuk mengetahui apakah tiroid berfungsi dengan baik. Pasalnya, masalah pada kelenjar tiroid bisa menyebabkan amenore.
- Tes Fungsi Ovarium, untuk mengukur jumlah hormon perangsang folikel (FSH) dalam darah untuk mengetahui kinerja ovarium.
- Tes Androgen, untuk memeriksa tingkat androgen dalam darah.
- Tes Prolaktin. Kadar hormon prolaktin yang rendah mungkin bisa menjadi pertkamu tumor kelenjar pituitari.
- Ultrasonografi (USG) untuk menentukan penyebab amenorrhea.
- Pencitraan resonansi magnetik (MRI) pada otak jika diduga terdapat kelainan kelenjar hipofisis atau hipotalamus.
- Tomografi komputer (CT scan) pada bagian perut dan panggul untuk melihat kelainan rahim atau indung telur.
Kamu juga bisa baca lebih lanjut, Ini 4 Metode Penanganan pada Kasus Amenorrhea.
Komplikasi Amenorrhea
Beberapa komplikasi yang diakibatkan amenorrhea, antara lain:
- Infertilitas atau ketidaksuburan, oleh karena tidak terjadi ovulasi sehingga tidak dapat hamil.
- Osteoporosis, disebabkan oleh kadar estrogen yang rendah.
Pengobatan Amenorrhea
Pengobatan diberikan berdasarkan penyebabnya, antara lain:
- Operasi, terapi hormon atau keduanya dilakukan apabila amenorrhea disebabkan oleh cacat bawaan lahir yang mengakibatkan kelainan anatomi.
- Pemberian obat, seperti medroksiprogesteron pada wanita dengan adult onset hiperplasia adrenal, hipotiroidisme, dan kegagalan ovarium dini.
- Penurunan berat badan dengan diet, olahraga, serta pemberian metformin, dapat dilakukan pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik (SOPK).
- Konsultasi dengan dokter spesialis genetik, pada wanita yang mengalami kondisi tidak haid yang diakibatkan karena faktor keturunan.
Pencegahan Amenorrhea
Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain:
- Perubahan pola hidup sehat.
- Cukup beristirahat.
- Hindari berolahraga atau beraktivitas berlebihan.
- Jaga pola makan yang sehat dengan tidak menahan nafsu makan.
- Hindari stres yang berkepanjangan.
- Catat dan perhatikan siklus menstruasi dengan saksama.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan dengan dokter jika:
- kamu belum mengalami menstruasi pada usia 15 tahun.
- kamu telah mengalami menstruasi normal, tetapi tiba-tiba berhenti selama 3 bulan atau lebih.
- kamu mengalami gejala lain yang menyertai amenorrhea, seperti sakit kepala, perubahan penglihatan, atau pertumbuhan rambut berlebihan.
Kamu bisa simak, Tanda Remaja Perempuan Amenorrhea di artikel ini.
Amenorrhea adalah kondisi yang perlu diperhatikan karena dapat menjadi tkamu adanya masalah kesehatan yang lebih serius.
Penting untuk mencari tahu penyebab amenorrhea dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Jika kamu mengalami amenorrhea, segera konsultasikan dengan dokter spesialis kandungan untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai.
Tak perlu bingung cari obat, kamu bisa dapatkan di apotek 24 jam terdekat dari rumah, karena ada Apotek Online Halodoc.
Obat dan produk kesehatan di Toko Kesehatan Halodoc dijamin 100% asli dan tepercaya. Produk dikirim dari apotek terdekat dari rumahmu, diantar dalam waktu 1 jam.
Segera download Halodoc untuk pengalaman belanja obat online dengan praktis!


