Atelektasis
Pengertian Atelektasis
Atelektasis adalah kondisi yang terjadi karena bagian bernama alveolus yang ada di paru-paru tidak tidak terisi udara. Alhasil, paru-paru gagal atau tidak mengembang secara sempurna. Normalnya, pernapasan yang efektif berlangsung sejak hidung menghirup udara, hingga udara masuk ke saluran pernapasan, yaitu bronkus, bronkiolus, dan mencapai alveoli. Kemudian dari alveoli, udara akan masuk ke dalam pembuluh darah dan kandungan oksigen dari udara akan dialirkan ke seluruh tubuh.
Untuk dapat berfungsi normal, alveoli perlu untuk selalu berada dalam keadaan terbuka, sehingga udara yang mengandung oksigen dapat masuk dan mengalir ke pembuluh darah. Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti cairan surfaktan (untuk mempertahankan tegangan permukaan), aktivitas bernapas yang kontinyu (untuk mempertahankan alveoli tetap terbuka), pernapasan dalam (untuk mendorong pelepasan surfaktan ke alveoli), dan batuk (untuk membersihkan saluran napas dari lendir).
Atelektasis sebenarnya bukanlah sebuah penyakit, tapi merupakan gambaran radiologis yang disebabkan oleh adanya suatu penyakit. Apabila tidak ditangani, maka kondisi ini dapat mengakibatkan kekurangan oksigen di dalam tubuh dan infeksi, seperti pneumonia.
Faktor Risiko Atelektasis yang Harus diwaspadai
Atelektasis dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang jenis kelamin maupun ras. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit ini, antara lain:
- Berusia 60 tahun atau lebih.
- Bayi lahir prematur.
- Selesai menjalani operasi.
- Memiliki penyakit paru.
Penyebab Atelektasis
Atelektasis dapat disebabkan oleh banyak hal. Berdasarkan penyebabnya, kondisi ini dapat dibagi menjadi lima, yaitu atelektasis obstruktif, pasif, kompresif, adhesif, dan sikatrisasi.
- Atelektasis Obstruktif
Tipe ini merupakan jenis atelektasis yang paling umum terjadi. Penyebabnya bisa karena ada sumbatan, baik di dalam maupun di luar saluran napas, sehingga mengganggu pengembangan alveoli. Sumbatan bisa disebabkan oleh benda asing, tumor, sekret yang kental, dan infeksi.
- Atelektasis Pasif
Atelektasis jenis ini disebut juga atelektasis relaksasi. Kondisi ini disebabkan oleh adanya suatu massa di luar paru yang menghambat pengembangan paru. Massa ini dapat berupa tumpukan cairan di pleura (misalnya, berupa darah, transudat, ataupun eksudat) atau udara (pneumotoraks) yang menyebabkan paru kolaps. Selain itu, elevasi diafragma atau hernia organ-organ perut juga dapat menekan paru.
- Atelektasis Kompresif
Atelektasis ini mirip dengan atelektasis pasif, tetapi massanya berada di dalam paru. Penyebabnya dapat berupa bula yang besar, keganasan, abses, ataupun lesi lain yang menyebabkan kompresi pada paru.
- Atelektasis Adhesif
Atelektasis adhesif merupakan jenis atelektasis non-obstruktif dan non-kompresif akibat berkurangnya produksi surfaktan oleh pneumosit tipe II. Penyebab kerusakan pneumosit bisa bermacam-macam, antara lain gangguan genetik, anestesi umum, iskemia, dan kerusakan akibat radiasi. Tipe ini jarang terjadi dan biasanya didapatkan pada anak yang mengidap penyakit membran hialin. Selain itu, atelektasis adhesif juga dapat disebabkan oleh sindrom distres respirasi akut, inhalasi asap, pembedahan bypass jantung, uremia, dan napas dangkal yang berkepanjangan.
- Atelektasis Sikatrisasi
Atelektasis tipe ini menggambarkan kondisi jaringan parut dan kontraktur pada jaringan paru yang terjadi setelah infeksi paru (misalnya, pneumokoniosis), skleroderma, radiasi, dan fibrosis paru idiopatik. Kondisi ini dapat terjadi secara lokal, misalnya infeksi tuberkulosis pada bagian atas paru atau secara umum, misalnya pada fibrosis paru interstisial)
Gejala Atelektasis
Keluhan yang mungkin dialami oleh pengidap atelektasis dapat bervariasi, mulai dari tidak ada keluhan sama sekali, hingga keluhan yang berat tergantung pada jumlah alveoli yang terkena. Semakin banyak jumlah alveoli yang terkena, maka semakin besar kemungkinan munculnya gejala, seperti:
- Sesak napas.
- Nyeri dada, terutama saat bernapas dalam atau batuk.
- Napas menjadi cepat.
- Detak jantung meningkat.
- Kulit pada tubuh, bibir, ujung jari tangan, dan kaki menjadi kebiruan.
Apabila atelektasis disertai dengan infeksi paru, bisa terjadi gejala tambahan berupa batuk produktif dan demam.
Diagnosis Atelektasis
Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis atelektasis, meliputi:
- Pemeriksaan riwayat penyakit dan keluhan.
- Pemeriksaan fisik.
- Pemeriksaan penunjang, seperti:
- Pemeriksaan kadar oksigen darah dengan menggunakan oksimeter. Alat ini akan dipasangkan pada ujung jari.
- Pemeriksaan kadar oksigen, karbondioksida, dan kimia darah dengan pemeriksaan gas darah.
- Pemeriksaan rontgen dada. Pemeriksaan ini dapat melihat kondisi atelektasis secara umum.
- Pemeriksaan CT Scan. Melalui pemeriksaan ini, kemungkinan penyebab atelektasis, seperti tumor atau massa lainnya bisa diketahui.
- Pemeriksaan bronkoskopi. Pemeriksaan ini untuk melihat adanya sumbatan pada jalan napas. Dokter akan memasukkan kamera dengan menggunakan alat khusus melalui hidung atau mulut, hingga ke paru-paru.
Pengobatan Atelektasis
Pengobatan atelektasis diberikan berdasarkan penyebabnya. Secara umum, pengobatan kondisi ini bisa dilakukan dengan terapi non-bedah dan terapi dengan pembedahan.
- Terapi Non-bedah
Sebagian besar kasus atelektasis dapat diterapi dengan:
- Fisioterapi dada. Terapi ini dilakukan dengan menggerakkan tubuh untuk membantu melancarkan jalan napas. Terapi ini sering digunakan untuk menyembuhkan pengidap atelektasis obstruktif, post tindakan bedah, dan fibrosis kistik.
- Bronkoskopi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan kamera dan alat khusus ke dalam jalan napas untuk membuang sumbatan.
- Latihan pernapasan. Latihan pernapasan dapat dilakukan dengan bantuan fisioterapi atau dengan alat khusus, seperti spirometer insentif untuk membantu bernapas dalam dan membuka alveoli. Biasanya terapi ini dilakukan pada pengidap atelektasis pascapembedahan.
- Drainase. Tindakan ini dilakukan bila atelektasis disebabkan oleh pneumotoraks atau efusi pleura. Dalam proses drainase, dokter akan memasukkan jarum khusus dan memasangkan selang khusus untuk mengalirkan udara, cairan atau darah ke dalam kantung khusus.
- Pemberian Antibiotik dan Obat-Obatan Lainnya. Tindakan ini diberikan sesuai dengan penyebab atelektasis.
- Terapi Bedah
Pada kondisi tertentu, mungkin dibutuhkan untuk membuang sebagian jaringan paru. Untuk itu, dibutuhkan tindakan pembedahan.
Pencegahan Atelektasis
Pencegahan atelektasis dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, antara lain:
- Mengonsumsi makanan yang sehat.
- Minum air yang cukup.
- Olahraga teratur.
- Menghindari merokok.
- Menghindari menghirup asap yang berlebihan.
- Melakukan pengobatan yang teratur dengan dokter jika memiliki penyakit paru.
Bila mengalami gangguan paru dan berencana melakukan operasi paru, sebaiknya diskusikan kepada dokter agar dapat menghindari terjadinya atelektasis pasca tindakan pembedahan.
Pencegahan penyakit ini juga bisa dilakukan jika sistem kekebalan tubuh cukup kuat. Karena itu, lengkapi gaya hidup sehat dengan konsumsi multivitamin tambahan agar kekebalan tubuh terjaga kuat. Cek kebutuhan multivitamin dan suplemen di aplikasi Halodoc. Dengan layanan antar, pesanan obat akan dikirim segera ke rumah. Ayo, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store atau Google Play!
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2021. Atelectasis: Symptoms, Causes, Treatments of a Collapsed Lung.
Healthline. Diakses pada 2021. Atelectasis: Definition, Symptoms, Type, Causes, and Treatment.
Medscape. Diakses pada 2021. Atelectasis.
Diperbarui pada tanggal 31 Desember 2021.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan