
DAFTAR ISI
- Apa Itu Benjolan Payudara?
- Penyebab Benjolan Payudara
- Faktor Pemicu Benjolan Payudara
- Gejala Benjolan Payudara
- Hubungi Dokter Ini Jika Muncul Benjolan Payudara yang Berbahaya
- Diagnosis Benjolan Payudara
- Pengobatan Benjolan Payudara
- Komplikasi Benjolan Payudara
- Pencegahan Benjolan Payudara
- Kapan Harus ke Dokter?
- Kesimpulan
- FAQ
Apa Itu Benjolan Payudara?
Benjolan payudara adalah jaringan abnormal yang tumbuh di dalam payudara. Jaringan tersebut tidak bersifat kanker dan tidak berisiko memicu gangguan kesehatan pada pengidapnya.
Namun, jika terasa sakit saat kamu tekan, ini bisa menjadi tanda dari masalah kesehatan yang lebih serius seperti kanker payudara. Karena itu, Penting untuk memeriksakan benjolan dengan dokter.
Tujuannya untuk mengevaluasi dan mendiagnosis dengan tepat. Pemeriksaan yang teliti dan penilaian dapat membantu menentukan penyebab guna pengobatan atau pemantauan lebih lanjut.
Penyebab Benjolan Payudara
Adapun penyebab munculnya benjolan payudara atau pembengakakan payudara, antara lain:
1. Fibroadenoma
Fibroadenoma adalah tumor jinak yang rentan terjadi pada wanita berusia 20 hingga 30 tahun. Pemicunya yakni perubahan hormon estrogen atau penggunaan pil KB sebelum usia 20 tahun.
Tumor terbentuk dari perubahan jaringan payudara dan jaringan ikat, serta umumnya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, dalam beberapa kasus, gangguan menyebabkan ketidaknyamanan.
Agar kamu bisa lebih waspada, ketahui di sini ciri-ciri payudara yang sehat: Harus Tahu, Ini 9 Ciri-Ciri Payudara Sehat dan Normal
2. Fibrokistik payudara
Fibrokistik adalah pertumbuhan jaringan fibrosa abnormal, sehingga lebih menonjol ketimbang jaringan lemak. Gangguan ini umum dialami oleh wanita berusia 30 hingga 50 tahun karena perubahan hormon.
Cirinya dapat mencakup benjolan yang terasa keras atau lebih lunak daripada jaringan payudara normal. Bisa juga terasa nyeri atau sensitif sebelum atau selama periode menstruasi.
3. Kista
Kista adalah benjolan berisi cairan, bertekstur lunak, dan kadang terasa padat saat diraba. Gangguan bisa muncul pada salah satu satu atau kedua payudara dan umumnya tidak bersifat kanker.
Pemicunya penumpukan cairan di dalam kelenjar akibat perubahan hormon pada siklus menstruasi. Kista dapat menyebabkan nyeri atau ketidaknyamanan payudara, terutama sebelum menstruasi.
Sementara jika kamu curiga penyebabnya adalah kanker, kamu bisa konsultasi segera di Halodoc.
Nah, Ini Dokter Spesialis Onkologi yang Paham Pengobatan Kanker Payudara.
4. Lipoma
Lipoma adalah jenis tumor jinak yang terbentuk di bawah kulit. Kondisi ini rentan dialami oleh wanita berusia 40 hingga 60 tahun. Risikonya semakin tinggi jika memiliki riwayat dalam keluarga.
Tumor umumnya tidak menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan. Rasa sakit baru akan muncul jika tumbuh dalam ukuran besar, sehingga menekan saraf atau jaringan sekitarnya.
5. Mastitis
Mastitis adalah peradangan atau infeksi pada jaringan payudara, khususnya pada kelenjar susu. Kondisi ini sering terjadi pada wanita yang sedang menyusui (laktasi).
Gangguan ini menyebabkan infeksi dan terkumpulnya abses (nanah) pada jaringan payudara. Akibatnya, payudara menjadi meradang, bengkak, nyeri, dan terasa panas.
6. Nekrosis lemak
Nekrosis lemak adalah kondisi di mana jaringan lemak di dalam tubuh mengalami kerusakan. Masalah ini terjadi akibat beberapa faktor, seperti trauma, peradangan, atau masalah sirkulasi darah.
Gejala nekrosis lemak dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan penyebabnya. Cirinya mencakup nyeri, bengkak, perubahan warna kulit, atau perubahan dalam tekstur jaringan yang terkena.
7. Papiloma intraduktal
Papiloma intraduktal adalah tumor jinak yang terbentuk di duktus dan umum terjadi pada wanita 35 hingga 55 tahun. Ini merupakan saluran yang membawa susu dari kelenjar susu (lobulus) ke puting payudara.
Masalah ini bisa menyebabkan keluarnya cairan dari puting susu, yang dapat berupa darah atau cairan bening. Sifatnya non-kanker, tapi dalam beberapa kasus, gangguan dapat berujung kanker payudara.
Faktor Pemicu Benjolan Payudara
Adapun faktor yang meningkatkan risiko pembengkakan payudara atau benjolan payudara, antara lain:
- Riwayat genetik yang diwariskan dari orang tua.
- Perubahan hormon pada tubuh.
- Menggunakan pil KB.
- Luka akibat cedera yang berasal dari trauma benda tumpul.
- Mengonsumsi makanan tidak sehat, seperti daging merah dan makanan olahan atau cepat saji.
- Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
- Memiliki kebiasaan merokok.
- Pemasangan implan payudara.
Gejala Benjolan Payudara
Adapun gejala yang dialami oleh pengidap benjolan di payudara, antara lain:
- Benjolan berukuran kurang atau lebih dari 5 sentimeter. Benjolan ini dapat semakin membesar seiring waktu.
- Membesar sebelum siklus menstruasi dan kembali ke ukuran semula setelah menstruasi selesai.
- Benjolan terasa lunak, kenyal, atau padat.
- Benjolan muncul secara tunggal atau berkelompok, di satu sisi atau kedua payudara sekaligus.
- Bentuk benjolan bulat atau lonjong, dapat bergerak atau terfiksasi.
- Demam.
- Pembengkakan pada payudara.
- Payudara terasa kencang.
- Payudara terasa hangat bila tersentuh.
- Perbedaan ukuran pada kedua payudara.
- Puting mengeluarkan cairan bening atau keruh.
- Puting terasa gatal atau sensitif.
Sementara gejala dari benjolan yang perlu kamu waspadai, di antaranya:
- Benjolan semakin membesar.
- Terasa padat dan tidak bergeser jika digerakkan.
- Ttidak hilang setelah siklus menstruasi berlangsung. Waktunya berkisar lebih dari 4 hingga atau 6 minggu.
- Kulit payudara memerah, mengeras, atau mengkerut seperti kulit jeruk.
- Payudara memar tanpa sebab yang jelas.
- Puting masuk ke dalam atau memiliki bentuk yang tidak normal.
- Puting mengeluarkan darah.
- Muncul benjolan baru.
- Muncul benjolan di ketiak.
Jika benjolan terasa sakit saat kamu tekan, ini beberapa kondisi yang bisa saja menjadi penyebabnya: Ini 13 Penyebab Payudara Terasa Sakit saat Ditekan
Hubungi Dokter Ini Jika Muncul Benjolan Payudara yang Berbahaya
Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala benjolan payudara seperti pembengkakan payudara, puting mengeluarkan cairan bening atau keruh, hingga mengeluarkan darah, segera hubungi dokter di Halodoc.
Dokter akan memberikan konsultasi, saran, serta perawatan yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi kamu.
Berikut ini rekomendasi dokter spesialis penyakit dalam yang sudah berpengalaman dan memiliki ulasan positif dari pasien-pasien yang sebelumnya pernah mereka tangani:
- dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD
- dr. Agnita Irawaty Sp.PD
- dr. Vera Bahar Sp.PD
- dr. M. Allif Maulana Syafrin Lubis M.Ked(PD), Sp.PD
- dr. Maya Puspita Sari Sp.PD, AIFO-K
Nah, itu tadi rekomendasi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc.
Dengan menggunakan Halodoc, kamu dapat melakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Benjolan Payudara
Pertama-tama, langkah diagnosis dengan wawancara medis lengkap yang dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik payudara. Kemudian, dokter akan melakukan tes penunjang guna memastikan penyakit, seperti:
1. Mamografi
Mamografi adalah foto rontgen pada payudara. Saat pemeriksaan berlangsung, dokter akan menekan payudara agar gambaran jaringan payudara bisa terlihat lebih jelas. Prosedur ini dapat mendeteksi kelainan, seperti tumor, penumpukan kalsium, atau jaringan padat di payudara.
2. Ultrasonografi (USG)
USG payudara adalah pemeriksaan dengan menggunakan gelombang suara untuk menampilkan gambar di layar monitor. Prosedur ini bertujuan untuk membedakan benjolan padat dan benjolan yang berisi cairan.
3. Magnetic resonance imaging (MRI)
MRI adalah pemeriksaan menggunakan medan magnet dan gelombang suara untuk menampilkan jaringan payudara pada layar monitor. Prosedur ini dilakukan ketika dokter menemukan benjolan payudara pada pemeriksaan fisik, tapi tidak terlihat pada mamografi atau USG.
4. Duktografi atau galaktografi
Duktografi adalah prosedur pengambilan gambar kelenjar payudara dengan menggunakan foto rontgen. Pertama-tama dengan pemberian suntikan zat kontras guna mengetahui penyebab keluarnya cairan dari puting.
5. Biopsi
Biopsi adalah pemeriksaan dengan mengambil sampel jaringan dari benjolan di payudara untuk diperiksa di laboratorium. Beberapa metodenya, antara lain:
- Aspirasi jarum halus (fine-needle aspiration biopsy). Prosedurnya dengan mengisap cairan dari tumor dengan menggunakan jarum halus.
- Biopsi bedah (surgical biopsy). Prosedurnya dengan mengambil jaringan payudara untuk diperiksa menggunakan mikroskop.
- Biopsi dengan bantuan vakum (vacuum-assisted biopsy). Prosedurnya dengan vakum guna menghisap cairan di dalam payudara.
- Biopsi jarum inti (core needle biopsy). Prosedurnya dengan jarum berukuran besar yang dilengkapi tabung berlubang di ujungnya.
Pengobatan Benjolan Payudara
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi pembengkakan payudara atau benjolan payudara, antara lain:
- Obat-obatan. Penggunaan obatnya yakni pil KB guna menurunkan kadar hormon estrogen.
- Antibiotik dan pereda nyeri. Misalnya, paracetamol atau ibuprofen guna mengatasi mastitis. Proses menyusui harus tetap lanjut, karena tidak membahayakan bayi dan dapat membantu penyembuhan mastitis.
- Lumpektomi. Caranya dengan memberi bius lokal pada pengidap. Selanjutnya, dokter akan membuat irisan di sekitar area tumor dan mengangkat tumor serta jaringan di sekitarnya. Prosedur ini dokter lakukan jika benjolan berdiameter kurang dari 5 sentimeter.
- Krioterapi atau terapi beku. Prosedur ini berfungsi untuk menghancurkan sel abnormal dengan cara membekukannya dengan nitrogen cair. Caranya dengan jarum khusus dan memasukkannya langsung ke area tumor.
- Aspirasi jarum halus. Ini adalah prosedur guna mengeluarkan cairan dari payudara menggunakan jarum khusus. Prosedurnya dengan bantuan USG, agar penempatan jarum tepat pada benjolan.
- Bedah, radioterapi, kemoterapi, atau terapi hormon. Pengobatan bmenggunakan salah satu atau kombinasi dari beberapa prosedur tersebut. Pemilihannya tergantung pada ukuran, tingkat keparahan, usia, dan status kesehatan pengidap.
Jika benjolan muncul akibat cedera, langkah pengobatannya adalah membiarkan payudara sembuh dengan sendirinya. Sementara dalam kasus fibroadenoma, kamu tidak perlu mengangkatnya karena tidak membahayakan.
Komplikasi Benjolan Payudara
Komplikasi dari benjolan di payudara atau pembengkakan payudara akan tergantung pada penyebab yang mendasari, contohnya:
- Mastitis. Gangguan berisiko menyebabkan penumpukan nanah di payudara.
- Kanker. Bila benjolan payudara terjadi akibat kanker, maka jaringan sel abnormal bisa menyebar ke organ lain dalam tubuh.
- Papiloma intraduktal. Berisiko memicu perkembangan atau perubahan menjadi sel kanker.
- Fibrokistik. Memicu nyeri atau ketidaknyamanan pada payudara sebelum atau selama menstruasi.
Pencegahan Benjolan Payudara
Benjolan tidak bisa kamu cegah jika pemicunya adalah perubahan hormon tidak terkontrol. Namun, setiap wanita dapat melakukan teknik SADARI (periksa payudara sendiri) guna mendeteksi adanya benjolan pada payudaranya.
Kamu bisa melakukan SADARI satu bulan sekali, pada 7 hingga 10 hari setelah hari pertama menstruasi. Caranya dengan:
- Berdiri di depan cermin dan amati perubahan pada bentuk, ukuran, warna kulit, dan permukaan kulit payudara. Umumnya, bentuk payudara kanan dan kiri memang tidak simetris, sehingga tidak perlu kamu khawatirkan.
- Angkat kedua tangan ke atas dan posisikan tangan di belakang kepala (tengkuk). Dorong siku ke depan dan ke belakang sambil mengamati bentuk serta ukuran payudara.
- Raba payudara menggunakan tiga jari (telunjuk, tengah, dan manis), lalu dengan tekanan lembut. Lakukan gerakan memutar mulai dari sisi luar payudara hingga ke dalam dan menyentuh puting. Rasakan adanya benjolan.
- Saat mandi, posisikan tangan kanan di belakang kepala. Setelah menyabuni, periksa payudara kanan dengan tangan kiri dengan gerakan melingkar, dari puting ke sisi luar payudara. Lakukan langkah yang sama pada payudara kiri.
- Saat berbaring, letakkan tangan kiri di bawah kepala. Kemudian, periksa payudara kiri dengan tangan kanan. Lakukan hal yang sama pada payudara kanan.
- Pencet kedua puting dan amati apakah ada cairan tidak normal yang keluar dari dalam.
Langkah pencegahan lain yakni dengan SADANIS (pemeriksaan payudara klinis), oleh petugas medis. Setiap wanita perlu menjalani SADANIS secara berkala, yakni setiap 3 tahun pada wanita berusia 20 hingga 40 tahun dan setahun sekali bagi wanita di atas 40 tahun.
Kapan Harus Periksa ke Dokter?
Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala-gejala berikut:
- Terdapat benjolan baru pada payudara atau ketiak.
- Benjolan yang sudah ada berubah ukuran, bentuk, atau teksturnya.
- Keluar cairan dari puting, terutama jika cairan tersebut berdarah.
- Perubahan pada kulit payudara, seperti kemerahan, penebalan, atau lesung pipit.
- Nyeri payudara yang tidak hilang setelah siklus menstruasi.
Kesimpulan
Benjolan pada payudara adalah masalah yang umum terjadi dan sering kali menimbulkan kekhawatiran. Penting untuk diingat bahwa sebagian besar benjolan payudara tidak bersifat kanker.
Namun, setiap perubahan pada payudara tetap perlu diperiksakan ke dokter untuk memastikan penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Nah, bila kamu mengalami pembengkakan payudara atau adanya benjolan pada payudara, konsultasikan saja pada dokter spesialis bedah onkologi di Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Dapatkan juga obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di apotek online Halodoc. Produknya 100% asli (original) dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam dari apotek terdekat di lokasimu.
Diperbarui pada 30 September 2025
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2025. Breast Lump.
WebMD. Diakses pada 2025. Breast Lumps: Causes and When to Call a Doctor.
NHS. Diakses pada 2025. Breast lumps .
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Suspicious breast lumps.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Mastitis .
Medical News Today. Diakses pada 2025. What to know about fibroadenomas of the breast.
Healthline. Diakses pada 2025. Possible Complications of Advanced Breast Cancer.
FAQ
1. Apakah semua benjolan payudara berarti kanker?
Tidak. Faktanya, sebagian besar benjolan payudara yang ditemukan bersifat jinak. Meskipun begitu, setiap benjolan baru yang kamu temukan harus segera diperiksakan ke dokter untuk memastikan penyebabnya.
2. Apa yang harus saya lakukan pertama kali jika menemukan benjolan?
- Tetap Tenang: Ingat, sebagian besar benjolan bukanlah kanker. Panik tidak akan membantu.
- Jangan Menekan atau Memijat Berlebihan: Hindari memanipulasi benjolan secara berlebihan karena dapat menyebabkan peradangan.
- Catat Karakteristiknya: Perhatikan lokasi, ukuran perkiraan, dan bagaimana rasanya (keras/lunak, bisa digerakkan/tidak).
- Segera Buat Janji dengan Dokter: Hubungi dokter umum atau dokter spesialis bedah untuk pemeriksaan lebih lanjut. Jangan menunda-nunda.


