halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Dysania

REVIEWED_BY  dr. Fadhli Rizal Makarim  
undefinedundefined

Pengertian Dysania

Rasa lelah dan kurang tidur kerap membuat seseorang menjadi sulit untuk beranjak dari tempat tidur. Namun, jika kamu memiliki waktu tidur yang baik dan berkualitas tetapi masih sulit untuk bergerak dari tempat tidur, sebaiknya waspada terhadap kondisi dysania.

Dysania tidak sama dengan perasaan kantuk. Kondisi ini juga tidak dapat membaik dengan memenuhi waktu tidur yang berkualitas saja. Secara medis, kondisi ini dikenal sebagai inersia tidur atau kelelahan. 

Pengidap dysania akan merasa bahwa dirinya membutuhkan waktu tidur yang lebih panjang. Bahkan, ketika terbangun pun yang diinginkan hanya kembali tidur.

Penyebab Dysania

Penyakit ini terkait dengan berbagai gangguan kesehatan. Berikut beberapa penyakit yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami dysania, yaitu:

1. Myalgic encephalomyelitis/chronic fatigue syndrome (ME/CFS)

Penyakit ini dapat menyebabkan seseorang mengalami perasaan lelah terus menerus. Akibatnya, pengidap akan merasa membutuhkan waktu tidur yang lebih panjang daripada yang lainnya.

Pengidap ME/CFS juga akan mengalami kelelahan baik secara mental dan fisik setelah melakukan aktivitas apa pun.

2. Depresi

Depresi dan dysania saling terkait satu sama lain. Bahkan, kondisi kelelahan akibat ME/CFS juga berisiko meningkatkan seseorang mengalami depresi yang berujung dengan perasaan kantuk, dan sulit untuk beranjak dari tempat tidur.

3. Kesedihan

Orang-orang yang sedang memiliki kesedihan mendalam juga berisiko mengalami dysania. Selain berdampak kepada psikologis, dampak pada kesehatan fisik juga bisa terjadi, seperti gangguan tidur. 

4. Gangguan tidur

Mengalami riwayat gangguan tidur juga berisiko menyebabkan dysania. Jika gangguan tidur yang kamu alami sudah sangat mengganggu, sebaiknya tanyakan langsung pada dokter atau psikolog melalui Halodoc. Caranya download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga.

5. Gangguan tiroid

Gangguan tiroid, seperti hipotiroidisme dan penyakit Hashimoto dapat menyebabkan pengidapnya merasa lelah terus menerus. Kondisi ini membuat seseorang lebih sulit untuk beranjak dari tempat tidur.

6. Gangguan jantung

Berbagai gangguan pada jantung dapat memengaruhi kondisi kesehatan seseorang sehingga rentan mengalami kelelahan. Sebaiknya pastikan kamu menjaga kesehatan jantung dengan baik agar kamu menurunkan risiko dysania.

Faktor Risiko Dysania

Ada berbagai faktor risiko yang bisa meningkatkan seseorang mengalami dysania, yaitu:

  • Memiliki riwayat gangguan kesehatan mental.
  • Memiliki penyakit demensia atau Alzheimer.
  • Menjalani pola tidur yang kurang tepat.
  • Memiliki pekerjaan yang mengharuskan untuk bangun secara tiba-tiba.

Gejala Dysania

Jangan ragu untuk memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter ketika kamu mengalami berbagai keluhan kesehatan yang terkait dengan dysania. Berikut gejala yang perlu kamu waspadai, yaitu:

  • Rasa kantuk terus menerus.
  • Keinginan untuk kembali tidur.
  • Kesulitan fokus dan konsentrasi.
  • Kelelahan sepanjang hari.
  • Sering mengalami sakit kepala.
  • Nyeri punggung.
  • Napas yang menjadi lebih pendek.

Diagnosis Dysania

Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti:

  • Memastikan riwayat kondisi kesehatan baik secara fisik maupun mental.
  • Mengetahui berbagai jenis obat-obatan yang kamu konsumsi.
  • Mengetahui riwayat kesehatan keluarga.

Pengobatan Dysania

Pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi penyebab dysania. Jika dysania terjadi akibat depresi, tentunya psikiater akan memberikan obat-obatan untuk mencegah depresi dan berbagai terapi yang bisa kamu gunakan untuk meningkatkan kualitas hidup.

Jika kondisi ini terjadi akibat penyakit lainnya, maka pengobatan berguna untuk menurunkan gejala penyakit dan dysania. Selain itu, kondisi ini bisa kamu atasi dengan melakukan beberapa perawatan, seperti:

  • Buatlah jadwal bangun tidur secara rutin. Lakukan jadwal tersebut dengan konsisten.
  • Buat kegiatan pagi yang menyenangkan.
  • Jalani pola makan yang sehat setiap hari.
  • Batasi asupan kafein dan alkohol.
  • Jalani kebiasaan tidur dengan sehat.

Komplikasi Dysania

Terlalu banyak menghabiskan waktu untuk tidur dapat memicu berbagai gangguan kesehatan, seperti:

  • Obesitas.
  • Diabetes.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Penyakit jantung.
  • Penurunan kualitas hidup.

Pencegahan Dysania

Untuk mencegah kondisi ini semakin memburuk, kamu bisa mencoba untuk melakukan beberapa pencegahan, seperti:

  • Rutin berolahraga pada pagi hari.
  • Hindari terlalu lama tidur siang.

Kapan Harus ke Dokter?

Jangan menunggu gejala semakin memburuk, segera lakukan pemeriksaan jika kamu mengalami gangguan tidur atau keluhan kesehatan yang terkait dengan dysania. 

Referensi:

Healthline. Diakses pada 2023. Dysania.

The Wellness Corner. Diakses pada 2023. Can’t Get Out Of Bed? You Might Have Dysania.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp