Penyakit Tiroid

Pengertian Penyakit Tiroid
Kelenjar tiroid adalah organ kecil yang memiliki bentuk unik seperti kupu-kupu dan berada di dekat leher dan trakea. Kelenjar ini memiliki fungsi untuk menghasilkan hormon yang penting dalam proses metabolisme tubuh.
Ketika tiroid dalam kondisi yang sehat, tentunya hal ini tidak akan membuat gangguan kesehatan dalam tubuh. Namun, terlalu banyak atau sedikit hormon tiroid yang tubuh hasilkan justru malah memicu beberapa gangguan kesehatan yang perlu kamu waspadai.
Untuk itu, ketahui lebih banyak mengenai gangguan atau penyakit tiroid agar kondisi ini dapat teratasi lebih awal.
Jenis dan Penyebab Penyakit Tiroid
Penyakit tiroid adalah istilah yang dokter gunakan ketika kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah yang tepat. Adapun dua jenis utama penyakit tiroid adalah hipotiroidisme dan hipertiroidisme. Kedua kondisi tersebut dapat terjadi akibat penyakit lain yang memengaruhi cara kerja kelenjar tiroid.
1. Hipotiroidisme
Kondisi yang dapat menyebabkan hipotiroidisme meliputi:
- Tiroiditis. Kondisi ini merupakan peradangan (pembengkakan) kelenjar tiroid. Tiroiditis dapat menurunkan jumlah hormon yang tiroid hasilkan.
- Tiroiditis Hashimoto. Merupakan Penyakit tanpa rasa sakit, tiroiditis Hashimoto adalah kondisi autoimun di mana sel-sel tubuh menyerang dan merusak tiroid. Kondisi ini bersifat genetik atau turun-temurun.
- Tiroiditis pasca persalinan. Kondisi ini terjadi pada 5 hingga 9 persen wanita setelah melahirkan dan biasanya kondisi sementara.
- Kekurangan yodium. Tiroid mempergunakan yodium untuk menghasilkan hormon. Kekurangan yodium adalah masalah yang mempengaruhi beberapa juta orang di seluruh dunia.
- Kelenjar tiroid yang tidak berfungsi. Terkadang, kelenjar tiroid tidak berfungsi dengan baik sejak lahir. Kondisi ini mempengaruhi sekitar 1 dari 4.000 bayi baru lahir. Jika tidak ditangani, anak tersebut dapat mengalami masalah fisik dan mental di masa depan. Semua bayi baru lahir diberikan tes darah skrining di rumah sakit untuk memeriksa fungsi tiroid mereka.
2. Hipertiroidisme
Sementara itu, ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan hipertiroidisme meliputi:
- Penyakit Graves. Dalam kondisi ini, seluruh kelenjar tiroid mungkin terlalu aktif dan menghasilkan terlalu banyak hormon. Para ahli juga menyebut masalah ini sebagai gondok toksik difus (pembesaran kelenjar tiroid).
- Nodul tiroid. Hipertiroidisme dapat terjadi akibat nodul yang terlalu aktif di dalam tiroid. Adapun nodul tiroid adalah benjolan padat atau berisi air yang terbentuk dalam kelenjar tiroid. Benjolan ini dapat berbentuk tumor jinak atau kista.
- Tiroiditis. Gangguan ini bisa menyakitkan atau tidak terasa sama sekali. Pada tiroiditis, tiroid melepaskan hormon yang disimpan di sana. Kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa minggu atau bulan.
- Asupan yodium berlebihan. Ketika kamu memiliki terlalu banyak yodium (mineral tubuh butuhkan untuk membuat hormon tiroid) tiroid membuat lebih banyak hormon tiroid daripada yang tubuh butuhkan. Yodium yang berlebihan dapat ditemukan pada beberapa obat (amiodaron, obat jantung) dan sirup obat batuk.
Sementara itu, penyebab umum penyakit tiroid dapat tergantung pada jenisnya. Berikut adalah sejumlah kondisi yang bisa menjadi penyebab dan pemicu munculnya penyakit tiroid:
- Kurangnya asupan yodium (iodium).
- Adanya peradangan pada kelenjar tiroid (tiroiditis).
- Setelah melahirkan.
- Mengidap penyakit autoimun tertentu.
- Adanya gangguan pada kelenjar pituitari atau hipofisis.
- Faktor genetik atau keturunan.
Faktor Risiko Penyakit Tiroid
Penyakit tiroid dapat terjadi pada siapa saja. Tetapi ada beberapa faktor umum yang bisa meningkatkan risiko penyakit tiroid, yaitu:
- Pengaruh obat yang mengandung litium (Li).
- Kadar iodin yang berlebihan pada tubuh.
- Masalah pada kelenjar pituitari di dalam otak.
- Kelenjar tiroid yang tidak berfungsi dengan baik.
- Risiko keluarga dengan riwayat penyakit tiroid.
- Berusia lebih dari 60 tahun, khususnya wanita.
Apa Ciri-ciri Penyakit Tiroid?
Gejala yang umumnya timbul dari penyakit tiroid adalah munculnya benjolan pada leher. Namun, gejala atau ciri tiroid dapat muncul secara bervariasi pada tiap pengidapnya. Berikut adalah gejala penyakit tiroid berdasarkan jenisnya yang perlu kamu waspadai:
- Hipotiroidisme
Gejala hipotiroidisme tergantung pada tingkat keparahan kondisinya. Masalah cenderung berkembang perlahan, seringkali selama beberapa tahun. Pada awalnya, pengidap kondisi ini mungkin hampir tidak menyadari gejala hipotiroidisme. Misalnya seperti kelelahan dan penambahan berat badan. Tetapi karena metabolisme yang terus melambat, pengidapnya mungkin mengalami masalah yang lebih jelas seiring perkembangan penyakit. Gejala hipotiroidisme mungkin termasuk:
- Kelelahan.
- Lebih sensitif terhadap dingin.
- Sembelit.
- Kulit kering.
- Penambahan berat badan.
- Wajah bengkak.
- Suara serak.
- Rambut dan kulit kasar.
- Kelemahan otot.
- Nyeri otot, nyeri tekan dan kaku.
- Siklus menstruasi yang lebih berat dari biasanya atau tidak teratur.
- Menipiskan rambut.
- Detak jantung melambat atau bradikardia.
- Depresi.
- Masalah memori.
- Hipertiroidisme
Hipertiroidisme terkadang terlihat seperti masalah kesehatan lainnya. Adapun kondisi ini dapat menyebabkan banyak gejala, termasuk:
- Penurunan berat badan secara signifikan tanpa sebab jelas.
- Detak jantung cepat atau takikardia.
- Detak jantung tidak teratur atau aritmia.
- Jantung berdebar-debar.
- Meningkatnya rasa lapar.
- Gugup, cemas dan mudah tersinggung.
- Tremor, biasanya berupa gemetaran kecil pada tangan dan jari.
- Berkeringat.
- Perubahan siklus menstruasi.
- Peningkatan kepekaan terhadap panas.
- Perubahan pola buang air besar, terutama buang air besar yang lebih sering.
- Kelenjar tiroid yang membesar atau gondok, yang mungkin muncul sebagai pembengkakan pada pangkal leher.
- Kelelahan dan kelemahan otot.
- Masalah tidur.
- Kulit hangat dan lembap.
- Kulit menipis.
- Rambut rapuh.
Orang dewasa yang lebih tua lebih cenderung memiliki gejala yang sulit terlihat jelas. Gejala-gejala ini mungkin termasuk detak jantung yang tidak teratur, penurunan berat badan, depresi, dan merasa lemah atau lelah selama aktivitas biasa.
Diagnosis Penyakit Tiroid
Diperlukan beberapa langkah untuk mendiagnosis penyakit tiroid secara mendetail, yaitu:
1. Tes Darah
Tes ini berfungsi untuk mengukur kadar hormon tiroid dan thyroid-stimulating hormone atau yang disebut juga dengan tirotropin, guna menentukan jenis penyakit tiroid yang dialami pengidap.
2. Pemeriksaan USG dan Pemindaian Isotop Radioaktif
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ukuran dan jenis benjolan yang dialami pengidap.
3. Biopsi melalui aspirasi jarum
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui jenis sel dalam benjolan.
Pengobatan Penyakit Tiroid
Pengobatan penyakit tiroid akan berdasar pada jenis tiroid yang pengidapnya alami, usia pengidap, dan kondisi kesehatan pengidap. Namun, biasanya ada tiga cara yang biasanya dokter lakukan untuk menangani penyakit tiroid, yaitu:
1. Pemberian Obat-obatan
Pemberian obat-obatan mempunyai fungsi yang berbeda, yaitu untuk menurunkan produksi hormon tiroid, menghancurkan sel tiroid, hingga menggantikan hormon tiroid dalam tubuh.
2. Terapi Radioaktif
Terapi radioaktif biasanya dokter lakukan pada kasus hipertiroidisme yang sulit terkontrol dengan obat-obatan.
3. Prosedur Operasi
Apabila dokter menganjurkan tindakan operasi, maka jenis operasi yang dokter anjurkan biasanya berupa proses pengangkatan kelenjar tiroid atau tiroidektomi. Cara tersebut dapat menjadi pilihan untuk menangani kelenjar tiroid yang mengalami pembengkakan.
Komplikasi Penyakit Tiroid
Ada sejumlah risiko komplikasi yang mengintai baik dari hipertiroid maupun hipotiroidisme. Berikut adalah penjelasannya:
1. Hipotiroidisme
Tanpa penanganan yang tepat, hipotiroidisme dapat menyebabkan komplikasi seperti:
- Gondok. Hipotiroidisme dapat menyebabkan kelenjar tiroid menjadi lebih besar yang dapat membuat pengidapnya kesulitan menelan atau bernapas.
- Masalah jantung. Hipotiroidisme dapat menyebabkan risiko penyakit jantung dan gagal jantung yang lebih tinggi. Sebab, tiroid yang kurang aktif cenderung mengembangkan kolesterol low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat.
- Neuropati perifer. Hipotiroidisme yang berlangsung lama tanpa pengobatan dapat merusak saraf tepi dan menyebabkan neuropati perifer. Adapun kondisi ini dapat menyebabkan nyeri, mati rasa, dan kesemutan di lengan dan kaki.
- Infertilitas. Kadar hormon tiroid yang rendah dapat mengganggu ovulasi, yang dapat membatasi kesuburan. Beberapa penyebab hipotiroid, seperti gangguan autoimun, juga bisa membahayakan kesuburan.
- Cacat lahir. Bayi yang lahir dari pengidap penyakit tiroid yang tidak mendapatkan pengobatan mungkin memiliki risiko cacat lahir yang lebih tinggi.
- Koma miksedema. Kondisi langka yang mengancam jiwa ini dapat terjadi ketika hipotiroidisme tidak terobati untuk waktu yang lama. Koma miksedema dapat dipicu oleh obat penenang, infeksi, atau tekanan lain pada tubuh.
2. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme dapat menyebabkan komplikasi berikut:
- Masalah jantung. Beberapa komplikasi hipertiroidisme yang paling serius melibatkan jantung. Contohnya seperti gangguan irama jantung atau fibrilasi atrium dan gagal jantung kongestif.
- Osteoporosis. Hipertiroidisme yang tidak diobati dapat menyebabkan tulang rapuh dan memicu osteoporosis. Sebab,terlalu banyak hormon tiroid membuat tubuh sulit memasukkan kalsium ke dalam tulang.
- Masalah penglihatan. Beberapa orang dengan hipertiroidisme mengembangkan masalah yang disebut penyakit mata tiroid. Khususnya pengidap penyakit tiroid yang merokok.
Pencegahan Penyakit Tiroid
Ada beberapa cara yang bisa lakukan untuk mencegah penyakit tiroid:
- Menggunakan thyroid collar. Jika melakukan rontgen, mintalah untuk menggunakan thyroid collar. Thyroid collar penting adalah perangkat pembalut bagian leher yang berat dengan lapisan timah.
- Berhenti merokok. Asap rokok mengandung racun penyebab penyakit tiroid. Salah satunya adalah tiosianat. Adapun senyawa ini dapat mengganggu penyerapan yodium, sehingga dapat menghalangi produksi hormon tiroid. Jika kamu adalah seorang perokok, baca lebih lanjut mengenai cara berhenti pada: Ini Cara Berhenti Merokok Secara Aman dan Permanen.
- Teratur memeriksakan kondisi leher. Pemeriksaan leher tiroid adalah salah satu cara untuk mendeteksi masalah tiroid. Sebab, nodul atau benjolan tiroid mungkin sedari awal tidak pengidapnya sadari.
- Membatasi asupan kedelai. Studi masa lalu menemukan bahwa terlalu banyak konsumsi kedelai dapat memicu penyakit tiroid. Sebab, bukti menunjukkan bahwa kedelai dapat mengganggu penyerapan hormon levothyroxine pada tubuh.
- Memastikan asupan selenium terpenuhi. Selenium adalah nutrisi yang terkandung dalam protein tertentu. Kelenjar tiroid memiliki konsentrasi selenium tertinggi dalam tubuh orang dewasa. Karena itu, kamu dapat membantu mencegah penyakit tiroid dengan mengonsumsi suplemen selenium.
Kapan Harus ke Dokter?
Jangan ragu untuk memeriksakan kondisi ke dokter spesialis THT dan cari tahu penyebab yang kamu rasakan ketika kamu mengalami gejala yang terkait dengan penyakit tiroid. Dengan begitu, gangguan kesehatan yang kamu alami dapat segera teratasi dengan penanganan sedari dini.
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2023. Thyroid Problems.
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Hypothyroidism (underactive thyroid).
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Hyperthyroidism (overactive thyroid).
Medical News Today. Diakses pada 2023. What to Know about Common Thyroid Disorders.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Thyroid Disease.
Verywell Health. Diakses pada 2023. 10 Ways to Reduce Your Risk of Thyroid Disease.
Diperbarui pada 6 Juni 2023.
Topik Terkini
Artikel Terkait





