Gangguan Skizoafektif
DAFTAR ISI
- Apa Itu Gangguan Skizoafektif?
- Penyebab Gangguan Skizoafektif
- Faktor Risiko Gangguan Skizoafektif
- Gejala Gangguan Skizoafektif
- Hubungi Psikiater Jika Kamu atau Orang Terdekat Mengidap Skizoafektif
- Diagnosis Gangguan Skizoafektif
- Pengobatan Gangguan Skizoafektif
- Komplikasi Gangguan Skizoafektif
- Pencegahan Gangguan Skizoafektif
Apa Itu Gangguan Skizoafektif?
Gangguan skizoafektif adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai oleh kombinasi gejala skizofrenia, seperti halusinasi atau delusi, dan gejala gangguan suasana hati, seperti depresi atau mania.
Ada dua jenis gangguan skizoafektif yang keduanya melibatkan beberapa gejala skizofrenia.
Jenis pertama adalah tipe bipolar, yang melibatkan episode mania dan kadang-kadang depresi berat.
Sementara itu, jenis kedua adalah tipe depresi yang hanya melibatkan episode depresi berat.
Gangguan skizoafektif dapat bervariasi pada setiap individu pengidapnya.
Jika tidak diobati, gangguan skizoafektif dapat menyebabkan masalah dalam berfungsi di dalam situasi sosial, yang dapat menyebabkan kesepian dan kesulitan dalam mempertahankan pekerjaan atau pendidikan.
Orang dengan gangguan skizoafektif mungkin membutuhkan bantuan dan dukungan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Perawatan dapat membantu mengatasi gejala dan meningkatkan kualitas hidup.
Penyebab Gangguan Skizoafektif
Penyebab pasti skizoafektif masih belum sepenuhnya diketahui.
Meski demikian, banyak pakar kesehatan meyakini bahwa kondisi ini merupakan hasil dari kombinasi kompleks antara faktor genetik dan lingkungan.
Faktor genetik mungkin membuat seseorang lebih rentan terhadap skizoafektif, sementara faktor lingkungan tertentu dapat memicu timbulnya gangguan ini.
Misalnya, situasi hidup yang penuh tekanan, seperti kehilangan pekerjaan atau perceraian, dapat berperan dalam memicu skizoafektif pada individu yang sudah memiliki kecenderungan genetik.
Selain itu, penyalahgunaan narkoba, terutama selama masa remaja dan awal dewasa, juga diyakini dapat meningkatkan risiko perkembangan skizoafektif.
Faktor Risiko Gangguan Skizoafektif
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadinya gangguan skizoafektif meliputi:
1. Genetik
Memiliki kerabat dekat, seperti orang tua atau saudara kandung, yang mengidap gangguan skizoafektif, skizofrenia, atau gangguan bipolar.
Keterkaitan genetik ini menunjukkan bahwa kecenderungan untuk mengalami gangguan skizoafektif dapat diwariskan dalam keluarga.
2. Trauma
Mengalami peristiwa hidup yang penuh tekanan, seperti kehilangan orang yang dicintai, perceraian, kehilangan pekerjaan, atau masalah finansial.
Situasi-situasi ini dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan gangguan skizoafektif, terutama jika mereka sudah memiliki kerentanan genetik.
3. Penggunaan narkoba
Mengonsumsi obat-obatan yang dapat mengubah kondisi mental, seperti ganja, kokain, atau amfetamin.
Penggunaan narkoba ini diketahui dapat memengaruhi kesehatan mental dan memperburuk gejala gangguan mental yang sudah ada.
Pada individu yang memiliki predisposisi terhadap gangguan skizoafektif, konsumsi obat-obatan ini dapat mempercepat munculnya gejala atau memperparah kondisi yang sudah ada.
Gejala Gangguan Skizoafektif
Gejala gangguan skizoafektif dapat bervariasi dari satu individu ke individu lain.
Meskipun perkembangan dan perjalanan gangguan skizoafektif dapat berbeda-beda, ciri-ciri utamanya meliputi episode suasana hati yang signifikan (depresi atau mania) serta setidaknya periode gejala psikotik selama dua minggu tanpa adanya episode suasana hati yang signifikan.
Gejala dan tanda gangguan skizoafektif bervariasi tergantung pada jenisnya, apakah itu tipe bipolar atau tipe depresi, meliputi:
- Halusinasi, seperti mendengar suara atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada
- Delusi, keyakinan yang tidak akurat dan kadang-kadang tidak masuk akal yang membuat seseorang menolak untuk menerima kenyataan.
- Gangguan komunikasi dan bicara, seperti tidak koheren
- Perilaku aneh atau tidak biasa
- Gejala depresi, seperti merasa hampa, sedih, atau tidak berharga
- Periode suasana hati manik, dengan peningkatan energi, penurunan kebutuhan tidur selama beberapa hari, dan perilaku yang tidak sesuai dengan karakter biasanya
- Masalah dalam mengelola perawatan diri, termasuk kebersihan dan penampilan fisik
Hubungi Psikiater Jika Kamu atau Orang Terdekat Mengidap Skizoafektif
Jika kamu atau orang yang terdekat mengalami gejala gangguan skizoafektif seperti yang disebutkan sebelumnya, segera hubungi psikiater di Halodoc.
Cari bantuan yang tepat dengan menghubungi rekomendasi psikiater melalui Halodoc untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan terkait gangguan skizoafektif.
Para psikiater ini telah mendapat penilaian positif dari pasien sebelumnya yang mereka tangani.
Berikut ini adalah daftarnya:
- dr. Mariati Sp.KJ
- dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ
- dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ
- dr. Debrayat Osiana Sp.KJ
- dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ
Dengan menggunakan Halodoc, kamu dapat melakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja karena dokter tersedia 24/7!
Jika dokter sedang tidak tersedia atau sedang offline, kamu masih bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Tak perlu khawatir, privasi kamu juga pasti terjaga dengan aman di Halodoc.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Gangguan Skizoafektif
Diagnosis gangguan skizoafektif melibatkan menyingkirkan gangguan kesehatan mental lainnya dan memastikan bahwa gejalanya tidak disebabkan oleh penggunaan narkoba, pengobatan, atau kondisi medis.
Proses diagnosis gangguan skizoafektif dapat melibatkan beberapa langkah, termasuk:
1. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan untuk membantu menyingkirkan masalah kesehatan lain yang mungkin menyebabkan gejala dan untuk memeriksa komplikasi terkait.
2. Tes dan Screening
Ini dapat mencakup tes untuk menyingkirkan kondisi dengan gejala serupa dan pemeriksaan untuk alkohol dan obat-obatan. Dokter mungkin juga meminta pemeriksaan pencitraan, seperti MRI atau CT scan, untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang kondisi otak.
3. Evaluasi Psikiater
Seorang dokter atau ahli kesehatan mental akan menilai status mental pasien dengan mengamati penampilan dan perilaku serta menanyakan tentang pikiran, suasana hati, halusinasi, penggunaan narkoba, dan potensi bunuh diri. Evaluasi ini juga melibatkan diskusi mengenai riwayat keluarga dan pribadi pasien.
Pengobatan Gangguan Skizoafektif
Dokter meresepkan obat untuk mengelola gangguan skizoafektif dengan tujuan meredakan gejala psikotik, menstabilkan suasana hati, dan mengobati depresi.
Jenis-jenis obat yang mungkin diresepkan termasuk:
- Antipsikotik. Obat yang secara khusus diresepkan untuk pengobatan gangguan skizoafektif adalah paliperidone (Invega). Selain itu, dokter dapat meresepkan jenis obat antipsikotik lainnya untuk membantu mengatasi gejala psikotik seperti delusi dan halusinasi.
- Obat Penstabil Mood. Jika gangguan skizoafektif yang dialami merupakan tipe bipolar, obat penstabil mood dapat membantu meredakan episode mania yang tinggi dan depresi yang dalam.
- Antidepresan. Jika depresi menjadi fokus utama dari gangguan mood, antidepresan dapat diresepkan untuk membantu mengatasi gejala seperti perasaan sedih, putus asa, atau kesulitan tidur dan konsentrasi.
Komplikasi Gangguan Skizoafektif
Komplikasi yang timbul dari gangguan skizoafektif dapat membahayakan jiwa seseorang.
Ini termasuk kemungkinan terjebak dalam situasi berisiko atau bahaya, risiko perilaku bunuh diri, serta potensi masalah dengan penggunaan narkoba.
Selain itu, kondisi ini juga dapat meningkatkan kemungkinan munculnya gangguan kesehatan mental lainnya seperti kecemasan atau depresi, serta gangguan skizoafektif juga dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.
Individu yang mengidap gangguan skizoafektif mungkin menghadapi kesulitan dalam menjalani rutinitas harian, menjaga kebersihan diri dengan benar, dan memenuhi tuntutan sosial, pekerjaan, akademik, atau keuangan.
Pencegahan Gangguan Skizoafektif
Saat ini belum ada cara yang pasti untuk mencegah timbulnya gangguan skizoafektif.
Namun, kamu mungkin dapat mengurangi risiko memburuknya gejala atau pemicu gejala dengan mengelola stres secara efektif dan menjalani pengobatan sesuai dengan rekomendasi dari dokter/psikiater.
Itulah tadi informasi seputar gangguan skizoafektif. Untuk informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk menggunakan layanan tanya dokter di Halodoc.
Tidak perlu khawatir dalam mencari bantuan bagi masalah kesehatan mental kamu, karena privasi kamu terjaga dengan aman.
Tunggu apalagi? Yuk, download Halodoc sekarang!
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2024. Schizoaffective Disorder: Causes, Signs, Treatment.
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Schizoaffective Disorder.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Schizoaffective Disorder: What It Is, Symptoms & Treatment.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan