halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Gegar Otak

REVIEWED_BY  dr. Fadhli Rizal Makarim  
undefinedundefined

Pengertian Gegar Otak

Gegar otak adalah cedera otak traumatis yang memengaruhi fungsi otak. Efeknya bersifat sementara, yaitu berupa sakit kepala dan masalah konsentrasi, memori, keseibangan dan koordinasi. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh pukulan kepala, atau mengguncangkan kepala dan tubuh bagian atas secara keras. 

Beberapa gegar otak dapat menyebabkan hilang kesadaran, tapi sebagian besar tidak. Jatuh merupakan penyebab paling umum dari gegar otak. Selain itu, gegar otak sering terjadi jika seseorang bermain olahraga kontak fisik, seperti sepak bola. Kebanyakan pengidap dapat pulih sepenuhnya setelah gegar otak.

Penyebab Gegar Otak 

Otak memiliki konsistensi gelatin yang bersifat empuk dari goncangan dan benturan sehari-hari oleh cairan serebrospinal di dalam tengkorak. Pukulan keras ke kepala dan leher atau tubuh bagian atas dapat menyebabkan otak bergerak maju mundur dengan kuat ke dinding bagian dalam tengkorak. 

Akselerasi atau deselerasi kepala secara tiba-tiba, yang disebabkan oleh peristiwa seperti tabrakan mobil atau guncangan keras, juga dapat menyebabkan cedera otak. Cedera ini mempengaruhi fungsi otak, biasanya untuk waktu yang singkat, mengakibatkan tanda dan gejala gegar otak. 

Jenis cedera otak ini dapat menyebabkan pendarahan di dalam atau di sekitar otak. Kondisi tersebut dapat menimbulkan gejala seperti kantuk dan kebingungan yang berkepanjangan. Gejala-gejala tersebut dapat berkembang secara cepat atau lambat. 

Perlu diwaspadai, pendarahan di otak bisa berakibat fatal. Itulah sebabnya siapa pun yang mengalami cedera otak perlu pemantauan di waktu-waktu sesudah cedera, dan mendapatkan perawatan darurat jika gejala memburuk.

Faktor Risiko Gegar Otak 

Aktivitas dan faktor yang dapat meningkatkan risiko gegar otak meliputi:

  • Jatuh, terutama pada anak kecil dan orang dewasa yang berusia tua.
  • Melakukan olahraga berisiko tinggi, seperti sepak bola, tinju, atau olahraga kontak lainnya.
  • Mengikuti olahraga berisiko tinggi tanpa peralatan keselamatan dan pengawasan yang tepat. 
  • Kecelakaan kendaraan bermotor.
  • Terlibat dalam kecelakaan pejalan kaki atau sepeda.
  • Menjadi seorang prajurit yang terlibat dalam pertempuran.
  • Menjadi korban kekerasan fisik.
  • Pernah mengalami gegar otak sebelumnya. 

Gejala Gegar Otak 

Gejala gegar otak sering kali tidak terlihat dan tidak terasa. Gejala dapat berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan lebih lama. Gejala umum setelah cedera otak traumatis adalah sakit kepala, kehilangan memori (amnesia) dan kebingungan. Amnesia biasanya membuat seseorang melupakan peristiwa yang menyebabkan gegar otak.

Ada beberapa gejala fisik, mental, dan emosional umum yang menandakan seseorang mengalami gegar otak. Gejala gegar otak yang dialami orang dewasa serupa dengan yang dialami anak, di antaranya:

  • Kebingungan atau linglung.
  • Kecanggungan.
  • Bicara cadel.
  • Mual atau muntah.
  • Sakit kepala.
  • Masalah keseimbangan atau pusing.
  • Penglihatan kabur.
  • Sensitivitas terhadap kebisingan.
  • Lesu.
  • Sulit konsentrasi.
  • Hilang ingatan.
  • Gangguan tidur.
  • Depresi.

Diagnosis Gegar Otak 

Jika pasien gegar otak mengunjungi dokter atau ruang gawat darurat, maka dokter akan menanyakan bagaimana cedera terjadi dan gejala apa yang dialami. Pasien  mungkin diminta untuk mengisi bagan atau kuesioner tentang gejala dan menilai tingkat keparahannya. 

Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk tes keseimbangan dan penglihatan. Dokter menggunakan tes penglihatan untuk mencari perubahan ukuran pupil, gerakan mata, kepekaan cahaya, yang dapat menyebabkan gegar otak.

Dalam kasus dampak atau gejala serius, dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan MRI atau CT scan otak untuk memeriksa kerusakan. Jika kamu mengalami kejang setelah gegar otak, dokter mungkin juga melakukan elektroensefalogram untuk memantau gelombang otak.

Pengobatan Gegar Otak 

Pengobatan gegar otak tergantung pada tingkat keparahan gejala. Kebanyakan penyakit gegar otak dapat disembuhkan di rumah atau dengan pendekatan medis konservatif. Perawatan dapat mencakup:

  • Obat pereda nyeri bebas resep.
  • Minum banyak air. Gegar otak dapat menyebabkan mual dan muntah, yang menyebabkan dehidrasi.
  • Istirahat yang cukup.
  • Rehat sejenak dari olahraga dan aktivitas berat lainnya.
  • Tidak diperkenankan mengendarai kendaraan. Termasuk mobil dan sepeda, atau apa pun yang membutuhkan kemudi. 
  • Menghindari minum alkohol selama pemulihan. Sebab alkohol dapat memperlambat pemulihan dan memiliki interaksi yang merugikan dengan obat-obatan tertentu.
  • Istirahat otak. Minimalkan penggunaan elektronik, termasuk TV, ponsel, komputer. Hal tersebut untuk memberikan waktu bagi otak untuk pulih. Sebab, cahaya dan suara yang terang dapat memperburuk gejala gegar otak dan pemulihan.

Kamu mungkin juga perlu dievaluasi untuk operasi atau prosedur medis lainnya jika memiliki:

  • Pendarahan di otak.
  • Pembengkakan otak.
  • Cedera serius lainnya pada otak.

Komplikasi Gegar Otak 

Komplikasi bersifat jangka panjang termasuk:

  • Sindrom pasca gegar otak. Kondisi ini menyebabkan kamu mengalami gejala gegar otak selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Jika gejala gegar otak berlangsung lebih dari 3 bulan, maka ini disebut sindrom pasca gegar otak persisten. Kondisi ini lebih mungkin terjadi jika seorang atlet bermain terlalu cepat dalam masa pemulihan.
  • Sakit kepala pasca trauma. Kondisi ini bisa bertahan selama beberapa bulan.
  • Vertigo pasca trauma. Kondisi ini menyebabkan pusing dan juga dapat terjadi selama berbulan-bulan setelah cedera.
  • Cedera atau kerusakan otak.

Pencegahan Gegar Otak 

Kamu dapat mencegah terjadinya gegar otak dengan melakukan beberapa tindakan pencegahan keamanan dasar. Contohnya:

  • Memakai helm dan dipasang dengan benar.
  • Menggunakan perlengkapan keselamatan olahraga.
  • Mengikuti pedoman keselamatan dalam olahraga, dan saat mengoperasikan kendaraan atau peralatan.
  • Menggunakan banyak waktu untuk pulih dari cedera.

Kapan Harus Ke Dokter

Jika kamu mengalami kecelakaan yang mencederai kepala atau otak, sebaiknya segera kunjungi dokter di rumah sakit. Terutama jika gejala gegar otak mulai terasa. Kamu dapat membuat janji medis di rumah sakit pilihan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Concussion
WebMD. Diakses pada 2022. Concussion
Healthline. Diakses pada 2022. Concussion: Symptoms, Causes, Diagnosis, & Treatment

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp