
DAFTAR ISI
- Apa Itu Gegar Otak?
- Penyebab Gegar Otak
- Faktor Risiko Gegar Otak
- Gejala Gegar Otak
- Diagnosis Gegar Otak
- Pengobatan Gegar Otak
- Komplikasi Gegar Otak
- Pencegahan Gegar Otak
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Gegar Otak?
Gegar otak adalah cedera otak traumatis yang memengaruhi fungsi otak. Efeknya bersifat sementara, yaitu berupa sakit kepala dan masalah konsentrasi, memori, keseibangan dan koordinasi.
Penyakit ini biasanya disebabkan oleh pukulan kepala, atau mengguncangkan kepala dan tubuh bagian atas secara keras.
Beberapa gegar otak dapat menyebabkan hilang kesadaran, tapi sebagian besar tidak. Jatuh merupakan penyebab paling umum dari gegar otak.
Selain itu, gegar otak sering terjadi jika seseorang bermain olahraga kontak fisik, seperti sepak bola. Kebanyakan pengidap dapat pulih sepenuhnya setelah gegar otak.
Penyebab Gegar Otak
Gegar otak terjadi ketika otak mengalami gangguan fungsi akibat benturan atau guncangan keras. Meski tidak selalu menimbulkan luka terbuka, kondisi ini tetap perlu diwaspadai karena dapat berdampak serius. Berikut penjelasan penyebab geger otak yang perlu kamu pahami:
1. Benturan langsung pada kepala
Otak memiliki konsistensi seperti gelatin dan sebenarnya terlindungi oleh cairan serebrospinal di dalam tengkorak.
Namun, pukulan keras ke kepala dapat membuat otak bergerak secara tiba-tiba dan menghantam dinding bagian dalam tengkorak.
Benturan inilah yang sering menjadi penyebab utama geger otak, terutama saat jatuh, kecelakaan, atau benturan saat olahraga.
2. Cedera pada leher atau tubuh bagian atas
Gegar otak tidak selalu disebabkan oleh pukulan langsung ke kepala. Benturan kuat pada leher atau tubuh bagian atas dapat menimbulkan efek “whiplash” yang membuat otak ikut terguncang.
Gerakan ini dapat mengganggu fungsi otak meskipun tidak ada benturan langsung di kepala.
3. Akselerasi dan deselerasi kepala secara mendadak
Perubahan kecepatan kepala secara tiba-tiba, seperti saat tabrakan mobil, pengereman mendadak, atau guncangan keras, dapat menyebabkan geger otak.
Pada kondisi ini, otak bergerak maju-mundur dengan cepat di dalam tengkorak. Gerakan mendadak ini cukup untuk memicu cedera otak meski tanpa benturan langsung.
4. Gangguan fungsi otak sementara
Cedera akibat geger otak biasanya memengaruhi fungsi otak untuk sementara waktu. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti pusing, sakit kepala, mual, kebingungan, atau sulit berkonsentrasi.
Pada banyak kasus, gejala akan membaik dalam beberapa hari, tetapi tetap membutuhkan pemantauan.
5. Risiko pendarahan di dalam atau sekitar otak
Dalam kasus tertentu, geger otak dapat disertai pendarahan di dalam atau di sekitar jaringan otak.
Kondisi ini bisa menyebabkan gejala serius, seperti kantuk berlebihan, kebingungan yang tidak kunjung membaik, hingga penurunan kesadaran.
Gejala akibat pendarahan bisa muncul cepat atau justru berkembang secara perlahan setelah cedera.
6. Kondisi yang berpotensi mengancam nyawa
Pendarahan di otak merupakan kondisi berbahaya dan bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
Oleh karena itu, siapa pun yang mengalami geger otak perlu dipantau secara ketat dalam beberapa jam hingga hari setelah cedera.
Segera cari perawatan darurat jika gejala geger otak memburuk, seperti muntah berulang, kejang, atau penurunan kesadaran.
Faktor Risiko Gegar Otak
Aktivitas dan faktor yang dapat meningkatkan risiko gegar otak meliputi:
- Jatuh, terutama pada anak kecil dan orang dewasa yang berusia tua.
- Melakukan olahraga berisiko tinggi, seperti sepak bola, tinju, atau olahraga kontak lainnya.
- Mengikuti olahraga berisiko tinggi tanpa peralatan keselamatan dan pengawasan yang tepat.
- Kecelakaan kendaraan bermotor.
- Terlibat dalam kecelakaan pejalan kaki atau sepeda.
- Menjadi seorang prajurit yang terlibat dalam pertempuran.
- Menjadi korban kekerasan fisik.
- Pernah mengalami gegar otak sebelumnya.
Gejala Gegar Otak
Gejala gegar otak sering kali tidak terlihat dan tidak terasa. Gejala dapat berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan lebih lama.
Gejala umum setelah cedera otak traumatis adalah sakit kepala, kehilangan memori (amnesia) dan kebingungan. Amnesia biasanya membuat seseorang melupakan peristiwa yang menyebabkan gegar otak.
Ada beberapa gejala fisik, mental, dan emosional umum yang menandakan seseorang mengalami gegar otak. Gejala gegar otak yang dialami orang dewasa serupa dengan yang dialami anak, di antaranya:
- Kebingungan atau linglung.
- Kecanggungan.
- Bicara cadel.
- Mual atau muntah.
- Sakit kepala.
- Masalah keseimbangan atau pusing.
- Penglihatan kabur.
- Sensitivitas terhadap kebisingan.
- Lesu.
- Sulit konsentrasi.
- Hilang ingatan.
- Gangguan tidur.
- Depresi.
Diagnosis Gegar Otak
Diagnosis geger otak dilakukan secara bertahap untuk memastikan cedera yang dialami benar-benar memengaruhi fungsi otak dan bukan kondisi lain yang lebih serius. Berikut proses diagnosis geger otak yang umumnya dilakukan oleh tenaga medis:
1. Wawancara medis dan riwayat cedera
Saat pasien dengan dugaan geger otak datang ke dokter atau ruang gawat darurat, dokter akan menanyakan secara detail bagaimana cedera terjadi.
Dokter juga akan menggali gejala yang muncul, seperti pusing, sakit kepala, mual, kebingungan, atau gangguan memori. Informasi ini membantu dokter menilai tingkat risiko dan kemungkinan geger otak.
2. Penilaian gejala dengan kuesioner
Pasien mungkin diminta mengisi bagan atau kuesioner khusus terkait geger otak. Kuesioner ini berisi daftar gejala yang harus dinilai tingkat keparahannya, mulai dari ringan hingga berat. Hasil penilaian membantu dokter memantau perkembangan gejala dari waktu ke waktu.
3. Pemeriksaan fisik umum
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi kondisi tubuh secara keseluruhan.
Pemeriksaan ini bertujuan menyingkirkan cedera lain yang mungkin terjadi bersamaan dengan geger otak, seperti cedera leher atau tulang belakang.
4. Tes keseimbangan dan koordinasi
Gangguan keseimbangan merupakan salah satu tanda umum geger otak. Dokter akan melakukan tes sederhana untuk menilai kemampuan pasien berdiri, berjalan, dan menjaga koordinasi tubuh. Hasil tes ini memberikan gambaran seberapa besar gangguan fungsi otak akibat geger otak.
5. Pemeriksaan penglihatan
Tes penglihatan dilakukan untuk mendeteksi perubahan fungsi saraf mata. Dokter akan memeriksa ukuran dan reaksi pupil, gerakan mata, serta sensitivitas terhadap cahaya. Perubahan pada pemeriksaan ini bisa menjadi petunjuk adanya geger otak atau cedera otak lain.
6. Pemeriksaan pencitraan otak (MRI atau CT Scan)
Pada kasus geger otak dengan benturan keras atau gejala yang berat, dokter dapat merekomendasikan CT scan atau MRI otak.
Pemeriksaan ini bertujuan mendeteksi pendarahan, pembengkakan, atau kerusakan struktural pada otak. Perlu diketahui, tidak semua kasus geger otak membutuhkan pemeriksaan pencitraan.
7. Elektroensefalogram (EEG) jika diperlukan
Jika pasien mengalami kejang setelah geger otak, dokter mungkin akan melakukan elektroensefalogram (EEG).
EEG digunakan untuk memantau aktivitas dan gelombang listrik otak. Pemeriksaan ini membantu menilai apakah geger otak memengaruhi fungsi listrik otak secara signifikan.
Pengobatan Gegar Otak
Pengobatan gegar otak tergantung pada tingkat keparahan gejala. Kebanyakan penyakit gegar otak dapat disembuhkan di rumah atau dengan pendekatan medis konservatif. Perawatan dapat mencakup:
- Obat pereda nyeri bebas resep.
- Minum banyak air. Gegar otak dapat menyebabkan mual dan muntah, yang menyebabkan dehidrasi.
- Istirahat yang cukup.
- Rehat sejenak dari olahraga dan aktivitas berat lainnya.
- Tidak diperkenankan mengendarai kendaraan. Termasuk mobil dan sepeda, atau apa pun yang membutuhkan kemudi.
- Menghindari minum alkohol selama pemulihan. Sebab alkohol dapat memperlambat pemulihan dan memiliki interaksi yang merugikan dengan obat-obatan tertentu.
- Istirahat otak. Minimalkan penggunaan elektronik, termasuk TV, ponsel, komputer. Hal tersebut untuk memberikan waktu bagi otak untuk pulih. Sebab, cahaya dan suara yang terang dapat memperburuk gejala gegar otak dan pemulihan.
Kamu mungkin juga perlu dievaluasi untuk operasi atau prosedur medis lainnya jika memiliki:
- Pendarahan di otak.
- Pembengkakan otak.
- Cedera serius lainnya pada otak.
Komplikasi Gegar Otak
Komplikasi bersifat jangka panjang termasuk:
- Sindrom pasca gegar otak. Kondisi ini menyebabkan kamu mengalami gejala gegar otak selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Jika gejala gegar otak berlangsung lebih dari 3 bulan, maka ini disebut sindrom pasca gegar otak persisten. Kondisi ini lebih mungkin terjadi jika seorang atlet bermain terlalu cepat dalam masa pemulihan.
- Sakit kepala pasca trauma. Kondisi ini bisa bertahan selama beberapa bulan.
- Vertigo pasca trauma. Kondisi ini menyebabkan pusing dan juga dapat terjadi selama berbulan-bulan setelah cedera.
- Cedera atau kerusakan otak.
Pencegahan Gegar Otak
Kamu dapat mencegah terjadinya gegar otak dengan melakukan beberapa tindakan pencegahan keamanan dasar. Contohnya:
- Memakai helm dan dipasang dengan benar.
- Menggunakan perlengkapan keselamatan olahraga.
- Mengikuti pedoman keselamatan dalam olahraga, dan saat mengoperasikan kendaraan atau peralatan.
- Menggunakan banyak waktu untuk pulih dari cedera.
Kapan Harus Ke Dokter
Jika kamu mengalami kecelakaan yang mencederai kepala atau otak, sebaiknya segera kunjungi dokter di rumah sakit.
Jika kamu punya pertanyaan lain terkait kondisi ini, hubungi dokter spesialis saraf di Halodoc saja!
Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:



