Impaksi Gigi

DAFTAR ISI
- Apa Itu Impaksi Gigi?
- Penyebab Impaksi Gigi
- Faktor Risiko Impaksi Gigi
- Apa Kata Riset?
- Gejala Impaksi Gigi
- Diagnosis Impaksi Gigi
- Komplikasi Impaksi Gigi
- Pengobatan Impaksi Gigi
- Pencegahan Impaksi Gigi
Apa Itu Impaksi Gigi?
Impaksi gigi adalah kondisi ketika gigi tidak bisa tumbuh atau muncul sepenuhnya ke permukaan gusi seperti seharusnya.
Hal ini biasanya terjadi karena ruang di rahang terlalu sempit, atau posisi gigi tumbuh tidak normal, sehingga gigi terjebak di dalam gusi atau tulang rahang.
Gigi bungsu (gigi geraham paling belakang) adalah jenis gigi yang paling sering mengalami impaksi.
Kondisi ini bisa menyebabkan rasa sakit, bengkak, infeksi, atau bahkan merusak gigi di sekitarnya. Jika dibiarkan tanpa penanganan, impaksi gigi berpotensi menyebabkan masalah kesehatan mulut lainnya.
Penyebab Impaksi Gigi
Penyebab utama impaksi gigi adalah kurangnya ruang di rahang untuk gigi tumbuh secara normal.
Hal ini sering terjadi pada gigi bungsu, karena mereka adalah gigi terakhir yang tumbuh, biasanya di usia akhir belasan atau awal dua puluhan.
Ketika rahang tidak cukup besar, gigi bungsu tidak memiliki tempat untuk muncul ke permukaan dengan sempurna, sehingga terjebak di bawah gusi atau tumbuh miring.
Beberapa faktor yang menyebabkan impaksi gigi meliputi:
- Rahang yang terlalu kecil, sehingga tidak cukup ruang untuk gigi tumbuh.
- Posisi gigi yang tidak normal, seperti tumbuh miring atau terlalu dekat dengan gigi lain.
- Gigi terperangkap di tulang rahang, membuatnya sulit muncul ke permukaan.
- Jaringan gusi yang tebal, menghambat gigi untuk tumbuh keluar.
- Faktor genetik, seperti riwayat keluarga dengan kondisi yang serupa.
Masalah ini sering kali memerlukan pemeriksaan oleh dokter gigi untuk memastikan penanganan yang tepat, terutama jika menyebabkan rasa sakit atau masalah lain di area mulut.
Faktor Risiko Impaksi Gigi
Impaksi gigi biasanya sering terjadi pada gigi bungsu, tetapi risiko ini bisa bervariasi tergantung pada beberapa faktor tertentu.
Umumnya, faktor genetik atau bentuk struktur mulut seseorang berperan besar dalam menentukan apakah gigi akan tumbuh normal atau terjebak di bawah gusi.
Selain itu, inilah beberapa faktor risiko impaksi gigi:
- Ukuran rahang yang kecil, yang membuat gigi tidak memiliki cukup ruang untuk tumbuh.
- Riwayat keluarga atau faktor genetik.
- Waktu pertumbuhan gigi, gigi bungsu yang tumbuh di usia dewasa sering kali menghadapi ruang terbatas.
- Posisi gigi yang tidak normal, seperti gigi yang miring atau terbalik.
- Gangguan pertumbuhan gigi, seperti gigi yang terlambat tumbuh atau masalah dengan struktur gigi.
Memahami faktor-faktor risiko tersebut dapat membantu kamu lebih waspada terhadap tanda-tanda impaksi gigi.
Apa Kata Riset?
Sebuah riset yang dimuat dalam jurnal Annals of Medical & Health Sciences Research telah mengkaji dampak dari impaksi gigi, khususnya pada gigi molar ketiga mandibula.
Hasilnya menunjukkan bahwa impaksi gigi molar ketiga dapat menyebabkan berbagai komplikasi, baik itu karies, perikoronitis, kista, atau bahkan penyerapan akar gigi yang berdekatan.
Komplikasi yang sering terjadi setelah pencabutan gigi molar ketiga meliputi cedera saraf, dry socket, infeksi, hingga pendarahan, dengan tingkat cedera saraf yang dapat mencapai 20 persen.
Penelitian ini juga mengusulkan klasifikasi baru yang menggabungkan penilaian klinis dan radiologis untuk membantu praktisi kedokteran gigi dalam mengelola impaksi gigi agar lebih terstruktur dan efisien.
Fakta Unik
1. Gigi yang terimpaksi dapat tumbuh miring atau bahkan horizontal, menyebabkan kerusakan pada gigi lain.
2. Gigi molar terimpaksi sering kali ditemukan pada usia muda, sekitar 18 hingga 24 tahun.
Gejala Impaksi Gigi
Pada beberapa orang, impaksi gigi tidak menimbulkan gejala sama sekali. Namun, pada kasus lain, kondisi ini bisa menyebabkan rasa sakit atau masalah kesehatan mulut lainnya.
Gejala umum yang bisa muncul akibat impaksi gigi meliputi:
- Nyeri atau tekanan di bagian belakang mulut, terutama di sekitar gigi bungsu.
- Pembengkakan pada gusi, yang kadang disertai kemerahan atau rasa lunak saat disentuh.
- Kesulitan membuka mulut atau rasa tidak nyaman saat mengunyah makanan.
- Infeksi gusi (perikoronitis), yang bisa menyebabkan bau mulut atau rasa tidak enak di mulut.
- Kerusakan gigi di sekitar gigi yang terimpaksi, akibat tekanan atau pergeseran posisi gigi.
Apabila kamu mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera periksa ke dokter gigi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Diagnosis dini dapat membantu mencegah komplikasi yang lebih serius.
Diagnosis Impaksi Gigi
Dokter gigi pada umumnya akan memeriksa kondisi ini saat kamu mengalami gejala seperti nyeri atau pembengkakan, atau melalui pemeriksaan rutin.
Dengan diagnosis yang tepat, dokter dapat menentukan apakah impaksi gigi membutuhkan tindakan lebih lanjut, seperti pencabutan.
Langkah-langkah dalam diagnosis impaksi gigi meliputi:
- Pemeriksaan fisik, yaitu dokter gigi akan melihat kondisi mulut, gusi, dan gigi untuk menemukan tanda-tanda impaksi.
- Rontgen panoramik gigi, untuk memeriksa posisi gigi yang tidak tumbuh dengan sempurna dan mendeteksi potensi kerusakan pada gigi atau jaringan sekitarnya.
- CT scan rahang, agar mendapat pengamatan yang lebih mendalam terhadap struktur gigi, gusi, saraf, dan tulang untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci.
Setelah diagnosis selesai, dokter akan memberikan saran tentang perawatan terbaik, termasuk apakah gigi perlu dibiarkan, dipantau, atau dicabut.
Komplikasi Impaksi Gigi
Karena gigi terjebak di bawah gusi atau tumbuh di posisi yang salah, hal ini dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan mulut.
Sebagian komplikasi bersifat ringan, tetapi ada juga yang dapat memengaruhi gigi lain atau jaringan di sekitarnya.
Inilah beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat impaksi gigi:
- Infeksi gusi (perikoronitis)
- Kerusakan lapisan email dan struktur gigi
- Kista atau tumor
- Maloklusi gigi
- Sakit kepala
- Nyeri pada rahang dan telinga
- Kerusakan saraf jika impaksi gigi berada di dekat saraf rahang
Untuk mencegah komplikasi tersebut, penting untuk memeriksakan gigi ke dokter gigi secara rutin, terutama jika kamu mulai merasakan gejala impaksi.
Penanganan tepat waktu dapat menghindarkan kamu dari masalah yang lebih serius.
Pengobatan Impaksi Gigi
Jenis pengobatan impaksi gigi biasanya tergantung pada tingkat keparahan impaksi, gejala yang dirasakan, dan dampaknya terhadap gigi lainnya.
Beberapa metode pengobatan yang umum digunakan seperti:
Pencabutan gigi
Pencabutan adalah solusi paling sering dilakukan untuk mengatasi gigi yang terimpaksi, terutama jika menyebabkan rasa sakit atau merusak gigi di sekitarnya.
Prosedur ini dilakukan oleh dokter gigi atau ahli bedah mulut dengan bius lokal untuk memastikan pasien tetap nyaman.
Penggunaan obat pereda nyeri
Untuk impaksi ringan, dokter dapat meresepkan obat seperti ibuprofen atau paracetamol untuk meredakan nyeri dan pembengkakan.
Obat ini membantu pasien tetap nyaman, terutama sebelum atau setelah prosedur pencabutan.
Operasi ekstraksi gigi
Apabila gigi terimpaksi berada di bawah jaringan gusi atau tertanam dalam tulang rahang, operasi ekstraksi diperlukan.
Prosedur ini melibatkan pembedahan gusi dan, jika perlu, pemotongan sebagian tulang rahang untuk mengeluarkan gigi.
Operasi ini biasanya dilakukan dengan anestesi lokal atau umum, tergantung tingkat kesulitannya.
Dengan pilihan pengobatan yang tepat, impaksi gigi dapat diatasi tanpa menimbulkan komplikasi lebih lanjut.
Konsultasi dengan dokter gigi sangat penting untuk menentukan langkah terbaik sesuai kondisi pasien.
Pencegahan Impaksi Gigi
Meskipun tidak semua impaksi bisa dicegah, ada beberapa langkah yang dapat membantu meminimalkan kemungkinan terjadinya impaksi atau komplikasi yang lebih serius.
Berikut beberapa cara untuk mencegah impaksi gigi:
- Menyikat gigi secara teratur
- Berkumur dengan obat kumur
- Pemeriksaan gigi rutin
- Pencabutan gigi yang terimpaksi lebih awal
- Menghindari kebiasaan buruk seperti merokok atau mengunyah benda keras
- Segera berkonsultasi dengan dokter gigi jika kamu merasa gigi bungsu mulai bermasalah
Dengan menjaga kesehatan gigi dan melakukan pemantauan rutin, kamu bisa terhindar dari risiko impaksi gigi dan komplikasi terkait lainnya.
Apabila kamu ingin melakukan pemeriksaan kesehatan gigi, termasuk mendeteksi impaksi gigi, kamu bisa menghubungi dokter spesialis gigi di Halodoc.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Yuk, konsultasikan dengan dokter di Halodoc sekarang juga!