
Daftar Isi:
- Apa Itu Intoleransi Laktosa?
- Gejala Intoleransi Laktosa
- Penyebab Intoleransi Laktosa
- Diagnosis Intoleransi Laktosa
- Cara Mengatasi Intoleransi Laktosa
- Pencegahan Intoleransi Laktosa
- Rekomendasi Produk untuk Penderita Intoleransi Laktosa
- Komplikasi Intoleransi Laktosa yang Mungkin Terjadi
- Kapan Harus ke Dokter?
- Kesimpulan
Apa Itu Intoleransi Laktosa?
Intoleransi laktosa adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat mencerna laktosa dengan sempurna.
Laktosa merupakan gula yang secara alami terdapat dalam susu dan produk olahan susu seperti keju, yogurt, dan es krim.
Kondisi ini terjadi akibat tubuh tidak menghasilkan enzim laktase yang cukup. Enzim ini berfungsi memecah laktosa menjadi bentuk yang lebih sederhana, yaitu glukosa dan galaktosa, yang kemudian dapat diserap oleh usus halus.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, intoleransi laktosa bukanlah alergi susu. Alergi susu adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein dalam susu, sedangkan intoleransi laktosa adalah masalah pencernaan.
Gejala Intoleransi Laktosa
Gejala intoleransi laktosa dapat bervariasi pada setiap orang, tergantung pada jumlah laktosa yang dikonsumsi dan tingkat keparahan defisiensi laktase.
Gejala umumnya muncul dalam waktu 30 menit hingga 2 jam setelah mengonsumsi produk yang mengandung laktosa.
Beberapa gejala yang umum meliputi:
Pada bayi dan anak-anak, intoleransi laktosa bisa menyebabkan rewel, sulit tidur, dan gangguan pertumbuhan jika tidak ditangani dengan baik.
Penting untuk memantau asupan nutrisi anak dan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut.
Penyebab Intoleransi Laktosa
Intoleransi laktosa terjadi akibat kekurangan enzim laktase. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kondisi ini:
- Intoleransi Laktosa Primer: Jenis yang paling umum, disebabkan oleh penurunan produksi laktase secara bertahap seiring bertambahnya usia. Kondisi ini seringkali bersifat genetik.
- Intoleransi Laktosa Sekunder: Disebabkan oleh kondisi medis lain yang merusak usus halus, seperti penyakit Crohn, penyakit Celiac, atau infeksi usus. Kondisi ini bisa bersifat sementara dan membaik setelah penyakit yang mendasarinya diobati.
- Intoleransi Laktosa Kongenital: Kondisi yang sangat jarang terjadi, di mana bayi dilahirkan dengan defisiensi laktase. Kondisi ini bersifat genetik dan memerlukan penanganan khusus sejak dini.
- Intoleransi Laktosa Perkembangan: Umum terjadi pada bayi prematur karena usus halus mereka belum berkembang sepenuhnya untuk menghasilkan laktase yang cukup.
Diagnosis Intoleransi Laktosa
Diagnosis intoleransi laktosa umumnya dilakukan melalui beberapa metode, antara lain:
- Tes Eliminasi Laktosa: Menghindari produk susu selama beberapa waktu untuk melihat apakah gejala membaik.
- Tes Toleransi Laktosa: Mengonsumsi cairan yang mengandung laktosa dan mengukur kadar glukosa darah secara berkala. Peningkatan kadar glukosa yang lambat atau tidak signifikan dapat mengindikasikan intoleransi laktosa.
- Tes Napas Hidrogen: Mengukur jumlah hidrogen dalam napas setelah mengonsumsi laktosa. Peningkatan kadar hidrogen yang signifikan menunjukkan bahwa laktosa tidak tercerna dengan baik dan menghasilkan hidrogen oleh bakteri di usus besar.
- Biopsi Usus Halus: Prosedur invasif yang jarang dilakukan, hanya jika diagnosis masih belum pasti setelah tes lain dilakukan.
Ibu ini 9 Tanda Mengenali Alergi Susu pada Anak.
Cara Mengatasi Intoleransi Laktosa
Meskipun tidak ada obat untuk intoleransi laktosa, ada beberapa cara untuk mengelola gejala dan tetap menikmati makanan atau minuman yang mengandung laktosa:
- Batasi Asupan Laktosa: Mengurangi konsumsi produk susu atau mengonsumsinya dalam jumlah kecil.
- Pilih Produk Rendah Laktosa atau Bebas Laktosa: Tersedia berbagai produk susu rendah laktosa atau bebas laktosa seperti susu, keju, dan yogurt.
- Konsumsi Suplemen Laktase: Suplemen ini mengandung enzim laktase yang dapat membantu mencerna laktosa. Suplemen ini biasanya dikonsumsi sebelum makan atau minum produk yang mengandung laktosa.
- Makan Produk Susu Bersamaan dengan Makanan Lain: Hal ini dapat memperlambat proses pencernaan dan mengurangi gejala intoleransi laktosa.
Pencegahan Intoleransi Laktosa
Karena intoleransi laktosa primer umumnya disebabkan oleh faktor genetik dan penurunan produksi laktase seiring bertambahnya usia, maka pencegahan yang efektif mungkin sulit dilakukan.
Namun, beberapa langkah dapat membantu mengurangi risiko atau menunda timbulnya gejala:
- Konsumsi Makanan yang Kaya Kalsium dan Vitamin D: Jika kamu mengurangi asupan produk susu, pastikan untuk mendapatkan kalsium dan vitamin D dari sumber lain seperti sayuran hijau, ikan, atau suplemen.
- Perhatikan Label Makanan: Selalu periksa label makanan untuk mengetahui kandungan laktosa dalam produk.
- Edukasi Diri: Memahami kondisi intoleransi laktosa dan cara mengelolanya dapat membantu kamu membuat pilihan makanan yang lebih baik.
Ibu bisa simak juga 7 Rekomendasi Susu Tinggi Nutrisi untuk Anak Pengidap Alergi Susu Sapi
Rekomendasi Produk untuk Penderita Intoleransi Laktosa
Berikut adalah beberapa rekomendasi produk yang bisa menjadi pilihan bagi penderita intoleransi laktosa:
- Susu Bebas Laktosa: Banyak merek susu menawarkan varian bebas laktosa yang tetap memberikan nutrisi penting seperti kalsium dan protein.
- Produk Olahan Susu Bebas Laktosa: Yogurt dan keju bebas laktosa juga semakin mudah ditemukan di pasaran.
- Susu Nabati: Alternatif susu yang terbuat dari kacang almond, kedelai, oat, atau kelapa.
- Suplemen Laktase: Membantu mencerna laktosa saat mengonsumsi produk susu. Tersedia di apotek dan toko obat.
Komplikasi Intoleransi Laktosa yang Mungkin Terjadi
Intoleransi laktosa umumnya tidak menyebabkan komplikasi serius. Namun, jika asupan kalsium dan vitamin D tidak mencukupi akibat pembatasan produk susu, maka dapat meningkatkan risiko:
- Osteoporosis (pengeroposan tulang).
- Defisiensi vitamin D.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan asupan nutrisi yang cukup dari sumber lain atau melalui suplemen jika kamu menghindari produk susu.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami gejala intoleransi laktosa yang parah atau berkepanjangan, seperti:
- Diare yang tidak berhenti.
- Nyeri perut yang hebat.
- Penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya.
- Adanya darah dalam tinja.
Dokter dapat membantu menegakkan diagnosis, menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari gejala dan memberikan saran mengenai cara terbaik untuk mengelola kondisi kamu.
Kesimpulan
Intoleransi laktosa adalah kondisi umum yang dapat dikelola dengan baik melalui perubahan pola makan dan gaya hidup.
Dengan membatasi asupan laktosa, memilih produk rendah laktosa atau bebas laktosa, dan mengonsumsi suplemen laktase, Anda tetap dapat menikmati makanan dan minuman favorit Anda tanpa khawatir akan gejala yang tidak nyaman.
Jika Anda mencurigai adanya intoleransi laktosa, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Konsultasi dengan dokter kini lebih mudah dan praktis melalui Halodoc.
Kamu bisa beli obat online atau produk kesehatan lainnya dengan praktis dan mudah di Apotek Online Halodoc.
Toko Kesehatan Halodoc Produknya 100% asli dan tepercaya. Tanpa perlu antre, obat bisa diantar hanya dalam 1 jam langsung dari apotek terdekat dari lokasi kamu berada.
Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga dan dapatkan obat dari apotek 24 jam terdekat!



