halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close
Advertisement

Intoleransi Laktosa

REVIEWED_BY  dr. Caisar Dewi Maulina  
undefinedundefined

Daftar Isi:

  1. Apa Itu Intoleransi Laktosa?
  2. Gejala Intoleransi Laktosa
  3. Penyebab Intoleransi Laktosa
  4. Diagnosis Intoleransi Laktosa
  5. Cara Mengatasi Intoleransi Laktosa
  6. Pencegahan Intoleransi Laktosa
  7. Rekomendasi Produk untuk Penderita Intoleransi Laktosa
  8. Komplikasi Intoleransi Laktosa yang Mungkin Terjadi
  9. Kapan Harus ke Dokter?
  10. Kesimpulan

Apa Itu Intoleransi Laktosa?

Intoleransi laktosa adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat mencerna laktosa dengan sempurna.

Laktosa merupakan gula yang secara alami terdapat dalam susu dan produk olahan susu seperti keju, yogurt, dan es krim.

Kondisi ini terjadi akibat tubuh tidak menghasilkan enzim laktase yang cukup. Enzim ini berfungsi memecah laktosa menjadi bentuk yang lebih sederhana, yaitu glukosa dan galaktosa, yang kemudian dapat diserap oleh usus halus.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, intoleransi laktosa bukanlah alergi susu. Alergi susu adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein dalam susu, sedangkan intoleransi laktosa adalah masalah pencernaan.

Gejala Intoleransi Laktosa

Gejala intoleransi laktosa dapat bervariasi pada setiap orang, tergantung pada jumlah laktosa yang dikonsumsi dan tingkat keparahan defisiensi laktase.

Gejala umumnya muncul dalam waktu 30 menit hingga 2 jam setelah mengonsumsi produk yang mengandung laktosa.

Beberapa gejala yang umum meliputi:

  • Kembung.
  • Diare.
  • Nyeri atau kram perut.
  • Mual, bahkan muntah.
  • Perut bergas.

Pada bayi dan anak-anak, intoleransi laktosa bisa menyebabkan rewel, sulit tidur, dan gangguan pertumbuhan jika tidak ditangani dengan baik.

Penting untuk memantau asupan nutrisi anak dan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut.

Penyebab Intoleransi Laktosa

Intoleransi laktosa terjadi akibat kekurangan enzim laktase. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kondisi ini:

  • Intoleransi Laktosa Primer: Jenis yang paling umum, disebabkan oleh penurunan produksi laktase secara bertahap seiring bertambahnya usia. Kondisi ini seringkali bersifat genetik.
  • Intoleransi Laktosa Sekunder: Disebabkan oleh kondisi medis lain yang merusak usus halus, seperti penyakit Crohn, penyakit Celiac, atau infeksi usus. Kondisi ini bisa bersifat sementara dan membaik setelah penyakit yang mendasarinya diobati.
  • Intoleransi Laktosa Kongenital: Kondisi yang sangat jarang terjadi, di mana bayi dilahirkan dengan defisiensi laktase. Kondisi ini bersifat genetik dan memerlukan penanganan khusus sejak dini.
  • Intoleransi Laktosa Perkembangan: Umum terjadi pada bayi prematur karena usus halus mereka belum berkembang sepenuhnya untuk menghasilkan laktase yang cukup.

Diagnosis Intoleransi Laktosa

Diagnosis intoleransi laktosa umumnya dilakukan melalui beberapa metode, antara lain:

  • Tes Eliminasi Laktosa: Menghindari produk susu selama beberapa waktu untuk melihat apakah gejala membaik.
  • Tes Toleransi Laktosa: Mengonsumsi cairan yang mengandung laktosa dan mengukur kadar glukosa darah secara berkala. Peningkatan kadar glukosa yang lambat atau tidak signifikan dapat mengindikasikan intoleransi laktosa.
  • Tes Napas Hidrogen: Mengukur jumlah hidrogen dalam napas setelah mengonsumsi laktosa. Peningkatan kadar hidrogen yang signifikan menunjukkan bahwa laktosa tidak tercerna dengan baik dan menghasilkan hidrogen oleh bakteri di usus besar.
  • Biopsi Usus Halus: Prosedur invasif yang jarang dilakukan, hanya jika diagnosis masih belum pasti setelah tes lain dilakukan.

Ibu ini 9 Tanda Mengenali Alergi Susu pada Anak.

Cara Mengatasi Intoleransi Laktosa

Meskipun tidak ada obat untuk intoleransi laktosa, ada beberapa cara untuk mengelola gejala dan tetap menikmati makanan atau minuman yang mengandung laktosa:

  • Batasi Asupan Laktosa: Mengurangi konsumsi produk susu atau mengonsumsinya dalam jumlah kecil.
  • Pilih Produk Rendah Laktosa atau Bebas Laktosa: Tersedia berbagai produk susu rendah laktosa atau bebas laktosa seperti susu, keju, dan yogurt.
  • Konsumsi Suplemen Laktase: Suplemen ini mengandung enzim laktase yang dapat membantu mencerna laktosa. Suplemen ini biasanya dikonsumsi sebelum makan atau minum produk yang mengandung laktosa.
  • Makan Produk Susu Bersamaan dengan Makanan Lain: Hal ini dapat memperlambat proses pencernaan dan mengurangi gejala intoleransi laktosa.

Pencegahan Intoleransi Laktosa

Karena intoleransi laktosa primer umumnya disebabkan oleh faktor genetik dan penurunan produksi laktase seiring bertambahnya usia, maka pencegahan yang efektif mungkin sulit dilakukan.

Namun, beberapa langkah dapat membantu mengurangi risiko atau menunda timbulnya gejala:

  • Konsumsi Makanan yang Kaya Kalsium dan Vitamin D: Jika kamu mengurangi asupan produk susu, pastikan untuk mendapatkan kalsium dan vitamin D dari sumber lain seperti sayuran hijau, ikan, atau suplemen.
  • Perhatikan Label Makanan: Selalu periksa label makanan untuk mengetahui kandungan laktosa dalam produk.
  • Edukasi Diri: Memahami kondisi intoleransi laktosa dan cara mengelolanya dapat membantu kamu membuat pilihan makanan yang lebih baik.

Ibu bisa simak juga 7 Rekomendasi Susu Tinggi Nutrisi untuk Anak Pengidap Alergi Susu Sapi

Rekomendasi Produk untuk Penderita Intoleransi Laktosa

Berikut adalah beberapa rekomendasi produk yang bisa menjadi pilihan bagi penderita intoleransi laktosa:

  • Susu Bebas Laktosa: Banyak merek susu menawarkan varian bebas laktosa yang tetap memberikan nutrisi penting seperti kalsium dan protein.
  • Produk Olahan Susu Bebas Laktosa: Yogurt dan keju bebas laktosa juga semakin mudah ditemukan di pasaran.
  • Susu Nabati: Alternatif susu yang terbuat dari kacang almond, kedelai, oat, atau kelapa.
  • Suplemen Laktase: Membantu mencerna laktosa saat mengonsumsi produk susu. Tersedia di apotek dan toko obat.

Komplikasi Intoleransi Laktosa yang Mungkin Terjadi

Intoleransi laktosa umumnya tidak menyebabkan komplikasi serius. Namun, jika asupan kalsium dan vitamin D tidak mencukupi akibat pembatasan produk susu, maka dapat meningkatkan risiko:

  • Osteoporosis (pengeroposan tulang).
  • Defisiensi vitamin D.

Oleh karena itu, penting untuk memastikan asupan nutrisi yang cukup dari sumber lain atau melalui suplemen jika kamu menghindari produk susu.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami gejala intoleransi laktosa yang parah atau berkepanjangan, seperti:

  • Diare yang tidak berhenti.
  • Nyeri perut yang hebat.
  • Penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya.
  • Adanya darah dalam tinja.

Dokter dapat membantu menegakkan diagnosis, menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari gejala dan memberikan saran mengenai cara terbaik untuk mengelola kondisi kamu.

Kesimpulan

Intoleransi laktosa adalah kondisi umum yang dapat dikelola dengan baik melalui perubahan pola makan dan gaya hidup.

Dengan membatasi asupan laktosa, memilih produk rendah laktosa atau bebas laktosa, dan mengonsumsi suplemen laktase, Anda tetap dapat menikmati makanan dan minuman favorit Anda tanpa khawatir akan gejala yang tidak nyaman.

Jika Anda mencurigai adanya intoleransi laktosa, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Konsultasi dengan dokter kini lebih mudah dan praktis melalui Halodoc.

Kamu bisa beli obat online atau produk kesehatan lainnya dengan praktis dan mudah di Apotek Online Halodoc. 

Toko Kesehatan Halodoc Produknya 100% asli dan tepercaya. Tanpa perlu antre, obat bisa diantar hanya dalam 1 jam langsung dari apotek terdekat dari lokasi kamu berada. 

Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga dan dapatkan obat dari apotek 24 jam terdekat! 

toko kesehatan
Diperbarui pada 29 Oktober 2025.
Referensi:
The Health Service Executive. Diakses pada 2025. Lactose Intolerance
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Lactose intolerance
Healthline. Diakses pada 2025. Lactose Intolerance 101 — Causes, Symptoms, and Treatment
NHS. Diakses pada 2025. Lactose intolerance

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp