
DAFTAR ISI
- Apa Itu Kanker Endometrium?
- Penyebab Kanker Endometrium
- Faktor Risiko Kanker Endometrium
- Gejala Kanker Endometrium
- Diagnosis Kanker Endometrium
- Pengobatan Kanker Endometrium
- Komplikasi Kanker Endometrium
- Pencegahan Kanker Endometrium
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Kanker Endometrium?
Kanker endometrium adalah jenis kanker yang bermula pada lapisan dalam rahim (endometrium). Rahim adalah organ panggul berbentuk buah pir tempat terjadinya perkembangan janin selama kehamilan.
Kanker endometrium dimulai ketika sel-sel di endometrium mengalami mutasi genetik (perubahan). Mutasi ini menyebabkan sel tumbuh tidak terkendali dan terus hidup setelah sel-sel sehat mati.
Sel-sel yang terakumulasi membentuk massa (tumor). Sel kanker dapat menyerang jaringan di dekatnya dan menyebar (metastasis) ke bagian tubuh yang lain.
Kanker endometrium terkadang disebut juga kanker rahim. Namun, ada jenis kanker lain yang dapat terjadi di rahim, seperti sarkoma rahim, yang berbeda dengan kanker endometrium. Kanker endometrium lebih sering terjadi daripada sarkoma rahim.
Jenis kanker ini adalah salah satu jenis kanker yang paling umum terjadi pada wanita. Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan.
Jadi, penting untuk segera melakukan pengobatan yang tepat jika kamu didiagnosis mengalami kanker jenis ini.
Penyebab Kanker Endometrium
Sayangnya penyebab pasti dari kanker endometrium masih belum diketahui. Namun, hubungan antara faktor risiko dengan kejadian kanker endometrium memegang peranan penting.
Misalnya obesitas dan gangguan hormon yang dialami wanita, dapat memiliki pengaruh yang penting terhadap kanker.
Sel kanker endometrium memiliki reseptor terhadap hormon estrogen dan progesteron pada permukaan selnya.
Sehingga interaksi antara hormon tersebut dengan reseptor permukaan sel dapat mengakibatkan bertumbuhnya lapisan endometrium.
Lapisan endometrium yang semakin tumbuh ini yang kemudian berubah menjadi kanker.
Faktor Risiko Kanker Endometrium
Kanker endometrium biasanya terjadi setelah menopause. Lebih dari 95 persen kanker endometrium terjadi setelah wanita berusia di atas 40 tahun.
Wanita pasca menopause memiliki risiko yang lebih tinggi apabila:
- Mengalami menstruasi pertama kali (menarche) terlalu dini.
- Mengalami menopause yang terlampau lama.
- Obesitas.
- Memiliki diabetes atau tekanan darah tinggi.
- Tidak pernah mengalami kehamilan atau persalinan.
- Memiliki riwayat infertil (ketidaksuburan), menstruasi yang tidak rutin, atau memiliki kelainan jenis sel pada lapisan endometrium.
- Memiliki riwayat pada keluarga dengan kanker endometrium, usus besar, atau payudara.
Gejala Kanker Endometrium
Beberapa perempuan dengan kanker endometrium tidak memiliki gejala hingga penyakit menyebar ke organ lain. Namun, kanker endometrium didiagnosis dengan gejala yang terlihat.
Nah, beberapa gejala kanker endometrium yang sering muncul antara lain:
- Darah yang keluar dari vagina di luar dari siklus normal.
- Cairan yang keluar dari vagina, dapat berupa cairan berwarna merah muda dan dengan konsistensi dari berair hingga kental, coklat, dan berbau busuk.
- Kesulitan atau nyeri saat berkemih.
- Pembesaran daerah rahim atau uterus.
- Nyeri saat berhubungan.
- Kehilangan berat badan tanpa sebab yang jelas.
- Kelemahan dan nyeri pada daerah perut bagian bawah, punggung, atau tungkai.
Pahami juga informasi mengenai Kesehatan Reproduksi – Sistem, Penyakit, dan Perawatannya agar bisa kamu jaga dengan baik.
Diagnosis Kanker Endometrium
Jika perempuan memiliki gejala kanker endometrium, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa pemeriksaan penunjang sebagai berikut:
- USG Transvaginal, yaitu suatu pemeriksaan USG dengan memasukkan sebuah alat seperti tongkat pendek yang berfungsi sebagai alat USG ke dalam vagina. Alat tersebut kemudian memunculkan gambar bagian dalam dari uterus.
- Biopsi yang merupakan tes yang dilakukan untuk melihat jenis sel yang terdapat pada endometrium, apakah sel normal atau sel kanker. Pemeriksaan biopsi merupakan alat diagnosis pasti dari tiap jenis kanker
- CT Scan atau MRI
- Pemeriksaan darah dengan menggunakan penanda kanker CA-125.
Pengobatan Kanker Endometrium
Pengobatan yang dapat dilakukan untuk menangani kanker endometrium bisa berbeda-beda tergantung stadium kanker. Berikut berbagai opsi pengobatannya:
- Operasi: Histerektomi (pengangkatan rahim) adalah pengobatan utama untuk kanker endometrium. Salpingo-ooforektomi bilateral (pengangkatan kedua ovarium dan tuba falopi) juga sering dilakukan.
- Terapi radiasi: Terapi radiasi menggunakan sinar energi tinggi untuk membunuh sel kanker.
- Kemoterapi: Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Ini yang perlu kamu pahami lebih dalam tentang Kemoterapi – Tujuan, Manfaat, dan Prosedurnya.
- Terapi hormon: Terapi hormon menggunakan obat-obatan untuk memblokir efek estrogen pada sel kanker.
- Terapi target: Terapi target menggunakan obat-obatan yang menargetkan kelemahan spesifik pada sel kanker.
- Imunoterapi: Imunoterapi bekerja dengan membantu sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker.
Komplikasi Kanker Endometrium
Komplikasi kanker endometrium dan pengobatannya dapat meliputi:
- Penyebaran kanker (metastasis): Kanker endometrium dapat menyebar ke organ lain, seperti paru-paru, hati, dan tulang.
- Efek samping pengobatan: Operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi dapat menyebabkan efek samping seperti nyeri, mual, rambut rontok, dan kelelahan.
- Infertilitas: Histerektomi menyebabkan infertilitas.
- Limfedema: Pengangkatan kelenjar getah bening selama operasi dapat menyebabkan limfedema (pembengkakan pada kaki).
Punya pertanyaan lebih mendalam mengenai kondisi ini? Berikut Dokter Spesialis yang Bisa Bantu Atasi Kanker Rahim untuk dihubungi.
Pencegahan Kanker Endometrium
Sebagian kanker endometrium tidak dapat dicegah, tetapi ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko kanker endometrium, seperti berikut:
- Menjaga berat badan yang sehat: Obesitas meningkatkan risiko kanker endometrium.
- Berolahraga secara teratur: Olahraga dapat membantu menjaga berat badan yang sehat dan mengurangi risiko.
- Mengonsumsi pil KB: Pil KB dapat menurunkan risiko kanker endometrium.
- Menggunakan IUD (Intrauterine Device) yang mengandung progesteron: IUD dapat menurunkan risiko kanker endometrium.
- Pertimbangkan terapi hormon dengan progesteron: Jika menggunakan terapi hormon estrogen, bicarakan dengan dokter tentang penggunaan progesteron untuk menyeimbangkan kadar hormon.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika mendapati perdarahan pada vagina di luar dari siklus yang biasanya, segera cek kondisimu ke dokter untuk mendapatkan beberapa pemeriksaan penunjang.
Kanker endometrium biasanya tidak terjadi sebelum menopause, tapi dapat pula muncul di antara waktu menopause mulai muncul.
Jika kamu punya pertanyaan lain terkait jenis kanker ini, hubungi dokter spesialis obgyn di Halodoc saja!
Mereka bisa memberikan informasi dan saran perawatan yang tepat sekaligus meresepkan obat.
Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:
