Keracunan Sianida

Pengertian Keracunan Sianida
Keracunan sianida bisa berakibat fatal, bahkan menghilangkan nyawa seseorang. Kondisi ini biasanya terjadi saat seseorang tanpa sengaja menghirup atau menelan sianida. Saat hal tersebut terjadi, biasanya muncul gejala kesulitan bernapas, kejang, hilang kesadaran, hingga henti jantung. Itulah mengapa keracunan bisa menjadi kondisi yang fatal.
Semenjak zaman dahulu sianida dikenal sebagai racun dan telah digunakan dalam pembunuhan massal, dalam kasus bunuh diri, dan sebagai senjata perang. Keracunan sianida kemudian bisa menyebabkan gangguan kekurangan oksigen dalam sel.
Kabar buruknya, gejala penyakit ini bisa memburuk dalam waktu singkat, sehingga risiko kematian menjadi sangat tinggi. Sianida sendiri merupakan senyawa kimia yang dapat ditemukan dalam bentuk gas atau krista..
Ada beberapa jenis sianida yang bisa berbahaya jika terhirup, yaitu hidrogen sianida, klorida sianida, sodium sianida, dan potasium sianida.
Gejala Keracunan Sianida
Tanda dan gejala keracunan sianida biasanya terjadi kurang dari 1 menit setelah terhirup dan dalam beberapa menit setelah konsumsi.
Tanda-tanda awalnya, seperti muncul rasa cemas, sakit kepala, pusing, mata tidak fokus, dan pupil mata melebar. Saat sel tubuh kekurangan oksigen tingkat kesadaran semakin turun, kejang, dan koma dapat terjadi.
Kulit mungkin terlihat normal atau sedikit pucat, nafas menjadi cepat dan dalam, tekanan darah serta nadi dapat menjadi tidak stabil.
Penyebab Keracunan Sianida
Sianida, seperti halnya karbon monoksida adalah penyebab sel kekurangan oksigen. Sianida mengganggu proses pembentukan sumber energi dan oksigen dengan mengikat enzim cytochrome c oxidase dan memblokir rantai transpor elektron mitokondria dan fosforilasi oksidatif.
Proses ini mengganggu produksi oksigen dari proses metabolisme sehingga sel tubuh kekurangan oksigen dan dan membuat penurunan jumlah adenosine triphosphate (ATP) sebagai sumber energi untuk fungsi metabolisme tubuh.
Faktor Risiko Keracunan Sianida
Risiko keracunan sianida terutama terjadi jika menghirup asap kebakaran. Sianida juga terbentuk sebagai hasil pembakaran tidak sempurna dari bahan yang mengandung nitrogen (plastik, vinil, akrilik, nilon, neoprene, karet, isolasi) sehingga orang dengan paparan bahan ini memiliki risiko lebih tinggi.
Korban kebakaran yang mengalami keracunan karbon monoksida harus diasumsikan juga terkena kadar racun sianida juga karena sebagian besar bangunan modern mengandung bahan-bahan ini.
Sumber lain termasuk paparan di tempat kerja, pemberian natrium nitroprusside berkepanjangan, insektisida, pengerjaan logam, dan biji beberapa buah seperti aprikot.
Diagnosis Keracunan Sianida
Keracunan sianida sulit dinilai karena gejalanya tidak spesifik. Setiap korban kebakaran yang menghirup asap kebakaran harus diasumsikan mengalami keracunan sianida. Laboratorium seperti hitung darah lengkap, elektrolit, pemeriksaan urine, skrining tox, pemeriksaan darah arteri, kadar karboksihemoglobin harus diperiksa.
Rontgen dada dan EKG juga harus menjadi bagian dari pemeriksaan awal. Pengukuran kadar sianida di darah bisa dilakukan namun mungkin memerlukan beberapa hari, tergantung pada fasilitas laboratorium.
Pengobatan Keracunan Sianida
Pengobatan awal pasien dengan keracunan akut membutuhkan penilaian cepat dan identifikasi rute paparan yang paling mungkin. Orang dengan paparan inhalasi yang dicurigai pertama-tama harus dievakuasi dari daerah yang terkontaminasi dan pakaian yang terkena dihapus.
Jika dicurigai sianida tertelan dan orang yang mengalami keracunan muntah, harus ditangani oleh tenaga medis terlatih yang memakai masker wajah, sarung tangan ganda, dan pelindung mata untuk mencegah kontaminasi selanjutnya.
Arang aktif dapat diberikan jika pasien sadar, waktunya dalam 1 jam dari menelan yang dicurigai. Meskipun mungkin tidak efektif dalam melawan keracunan sianida, arang aktif mungkin berguna pada pasien yang mungkin menelan racun lain selain sianida. Terapi oksigen dan pengobatan lain seperti anti-kejang, cairan infus dilakukan sebagai pengobatan penunjang.
Pengobatan utama keracunan sianida adalah pemberian anti-dotum, yaitu hydroxocobalamin. Indikasi untuk pemberian hydroxocobalamin termasuk kecurigaan keracunan sianida dari asap, terutama pasien dengan perubahan status mental, tekanan darah dan nadi tidak stabil, atau gagal napas.
Efek samping hydroxocobalamin di antaranya dapat menyebabkan sakit kepala, gangguan pencernaan, reaksi alergi, dan hipertensi juga membuat urine pasien tampak seperti anggur merah gelap.
Pencegahan Keracunan Sianida
Pencegahan dan penanganan kebakaran lebih awal dapat mencegah terjadinya keracunan. Pekerja yang menangani, menyimpan, menggunakan atau menghasilkan sianida harus dilatih untuk mengenali gejala keracunan sianida dan pertolongan pertama jika dicurigai terjadi keracunan sianida.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika terdapat kecurigaan telah terpapar sianida dan juga mengalami gejala yang mungkin terjadi karena keracunan sianida segera mendapatkan penanganan dari tenaga medis
Segera hubungi dokter apabila merasakan gejala-gejala keracunan. Penanganan yang tepat dapat meminimalisir akibat sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan.
Baca juga: Ini Alasan Keracunan Sianida Bisa Mematikan
Sebagai pertolongan pertama, coba hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Lebih mudah bicara dengan dokter melalui Video/Voice Call atau Chat. Sampaikan gejala yang dialami dan dapatkan rekomendasi terbaik dari ahlinya. Ayo, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store atau Google Play!
Selain itu, kamu juga bisa melakukan tes pemeriksaan kesehatan di Home Lab Halodoc. Download Halodoc Sekarang Juga!

Referensi:
Drugs. Diakses pada 2022. Cyanide Poisoning.
Healthline. Diakses pada 2022. What Is Cyanide Poisoning?
WebMD. Diakses pada 2022. First Aid & Emergencies. Cyanide Poisoning Treatment.
Diperbarui pada 23 Mei 2022
Topik Terkini
Artikel Terkait





