halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close
Advertisement

Keracunan Sianida

REVIEWED_BY  dr. Fauzan Azhari SpPD  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu Keracunan Sianida?
  2. Penyebab Keracunan Sianida
  3. Faktor Risiko Keracunan Sianida
  4. Gejala Keracunan Sianida
  5. Diagnosis Keracunan Sianida
  6. Pengobatan Keracunan Sianida
  7. Komplikasi Keracunan Sianida
  8. Pencegahan Keracunan Sianida
  9. Kapan Harus ke Dokter?
  10. FAQ

Apa itu Keracunan Sianida?

Keracunan sianida bisa berakibat fatal, bahkan menghilangkan nyawa seseorang. Kondisi ini biasanya terjadi saat seseorang tanpa sengaja menghirup atau menelan sianida.

Saat hal tersebut terjadi, biasanya muncul gejala kesulitan bernapas, kejang, hilang kesadaran, hingga henti jantung. Itulah mengapa keracunan bisa menjadi kondisi yang fatal. 

Semenjak zaman dahulu sianida dikenal sebagai racun dan telah digunakan dalam pembunuhan massal, dalam kasus bunuh diri, dan sebagai senjata perang.

Keracunan sianida kemudian bisa menyebabkan gangguan kekurangan oksigen dalam sel. 

Kabar buruknya, gejala penyakit ini bisa memburuk dalam waktu singkat, sehingga risiko kematian menjadi sangat tinggi.

Sianida sendiri merupakan senyawa kimia yang dapat ditemukan dalam bentuk gas atau krista.. 

Ada beberapa jenis sianida yang bisa berbahaya jika terhirup, yaitu hidrogen sianida, klorida sianida, sodium sianida, dan potasium sianida. 

Gejala Keracunan Sianida

Tanda dan gejala keracunan sianida biasanya terjadi kurang dari 1 menit setelah terhirup dan dalam beberapa menit setelah konsumsi.

Berikut ini gejala keracunan sianida yang perlu kamu ketahui:

1. Muncul Rasa Cemas

Gejala keracunan sianida umumnya diawali dengan rasa cemas karena otak kekurangan kadar oksigen, sehingga sel-sel otak tidak bisa berfungsi dengan baik.

Selain itu, tubuh akan mengalami stres metabolik akibat meningkatnya asam laktat, yang memicu gejala cemas dan kepanikan.

2. Kepala Terasa Pusing dan Sakit

Seseorang yang keracunan sianida juga dapat mengalami sakit kepala karena sianida menghambat penggunaan oksigen pada otak, yang akan menyebabkan tubuh kekurangan energi dan oksigen.

Selain itu, reaksi tubuh terhadap racun ini, seperti peningkatan tekanan darah dan stres, juga berkontribusi pada rasa sakit kepala.

3. Mata Kehilangan Fokus

Gejala keracunan sianida lainnya yaitu kehilangan fokus pada mata.

Sebab, sianida dapat mengganggu aliran oksigen ke otak, termasuk bagian yang mengatur penglihatan.

Kekurangan oksigen ini dapat menyebabkan kebingungan, pusing, dan kesulitan dalam memfokuskan pandangan.

4. Pupil Mata Melebar

Sianida juga memengaruhi sistem saraf, menyebabkan respons berlebihan seperti mydriasis atau pupil mata melebar.

Hal ini bisa terjadi karena tubuh berusaha merespons stres dan kekurangan oksigen, yang mengakibatkan otot-otot di sekitar pupil relaksasi dan membuat pupil melebar.

5. Mengalami Sesak Napas

Keracunan sianida juga ditandai dengan sesak napas karena sianida mampu menghambat kemampuan sel untuk menggunakan oksigen, yang menyebabkan hipoksia (kekurangan oksigen) di seluruh tubuh, termasuk otot-otot pernapasan. 

6. Kejang atau Koma

Hipoksia atau kondisi kekurangan oksigen akibat sianida menyebabkan gangguan fungsi otak yang serius, sehingga dapat memicu kejang.

Jika kondisi ini semakin parah dan tidak segera ditangani, otak bisa mengalami kerusakan lebih lanjut, yang berdampak pada kehilangan kesadaran atau koma.

7. Kulit Berubah Pucat

Ketika aliran oksigen terhambat oleh sianida dan tidak dapat berfungsi dengan efektif, aliran darah yang mengandung oksigen pada kulit akan berkurang, menyebabkan kulit tampak pucat atau kebiruan. 

8. Mual dan Muntah

Racun sianida ini dapat merangsang sistem saraf dan mengganggu saluran pencernaan, sehingga seseorang akan bereaksi seperti mual dan muntah sebagai respons tubuh untuk mengeluarkan racun.

Penyebab Keracunan Sianida

Sianida, seperti halnya  karbon monoksida adalah penyebab sel kekurangan oksigen.

Sianida mengganggu proses pembentukan sumber energi dan oksigen  dengan mengikat enzim cytochrome c oxidase dan memblokir rantai transpor elektron mitokondria dan fosforilasi oksidatif.

Proses ini mengganggu produksi oksigen dari proses metabolisme sehingga sel tubuh kekurangan oksigen dan  dan membuat penurunan jumlah adenosine triphosphate (ATP) sebagai sumber energi untuk fungsi metabolisme tubuh.

Faktor Risiko Keracunan Sianida

Risiko keracunan sianida terutama terjadi jika menghirup asap kebakaran.

Sianida juga terbentuk sebagai hasil pembakaran tidak sempurna dari bahan yang mengandung nitrogen (plastik, vinil, akrilik, nilon, neoprene, karet, isolasi) sehingga orang dengan paparan bahan ini memiliki risiko lebih tinggi.

Korban kebakaran yang mengalami keracunan karbon monoksida harus diasumsikan juga terkena kadar racun sianida juga karena sebagian besar bangunan modern mengandung bahan-bahan ini.

Sumber lain termasuk paparan di tempat kerja, pemberian natrium nitroprusside berkepanjangan, insektisida, pengerjaan logam, dan biji beberapa buah seperti aprikot.

Diagnosis Keracunan Sianida

Mendiagnosis keracunan sianida bukan hal yang mudah karena gejalanya sering menyerupai kondisi lain, seperti keracunan karbon monoksida, stroke, syok, atau gangguan metabolik berat.

Gejala seperti pusing, napas cepat, kebingungan, dan kehilangan kesadaran tidak spesifik sehingga dokter perlu mempertimbangkan berbagai kemungkinan.

Pada kasus kebakaran, terutama ketika korban menghirup asap tebal di ruang tertutup, dokter umumnya harus mengasumsikan adanya keracunan sianida sampai terbukti sebaliknya.

Hal ini karena sianida dapat dilepaskan dari pembakaran bahan sintetis seperti plastik, busa, dan kain tertentu.

Penanganan cepat sangat penting karena keracunan sianida bisa berkembang menjadi kondisi fatal dalam hitungan menit.

1. Pemeriksaan Laboratorium yang Diperlukan

Untuk mempersempit diagnosis, beberapa pemeriksaan laboratorium dilakukan segera:

  • Hitung darah lengkap (CBC): membantu menilai fungsi dasar tubuh, mencari tanda infeksi, anemia, atau perubahan sel darah yang mungkin terkait keracunan.
  • Elektrolit dan panel metabolik: mencari petunjuk seperti asidosis metabolik berat, ciri khas keracunan sianida karena gangguan penggunaan oksigen di tingkat sel.
  • Pemeriksaan urine dan skrining toksikologi (tox screen): berguna untuk menyingkirkan penyebab lain seperti obat-obatan atau zat kimia lain yang dapat memengaruhi status mental.
  • Analisis gas darah arteri (AGD): sangat penting untuk menilai tingkat keasaman darah (pH), kadar oksigen, dan bukti asidosis laktat, indikator kuat gangguan penggunaan oksigen akibat sianida.
  • Kadar karboksihemoglobin: dilakukan untuk menilai apakah keracunan karbon monoksida juga terjadi, karena keduanya sering dialami bersamaan pada korban kebakaran.

2. Pemeriksaan Penunjang Lain

Selain tes laboratorium, pemeriksaan pencitraan dan evaluasi jantung juga diperlukan:

  • Rontgen dada: membantu melihat kerusakan paru akibat inhalasi asap, edema paru, atau pneumonia yang dapat memperburuk kondisi.
  • EKG: penting untuk menilai gangguan irama atau tanda kerusakan jantung karena sianida dapat mengganggu fungsi otot jantung dan memicu aritmia.

Pemeriksaan-pemeriksaan ini bukan hanya untuk memastikan paparan sianida, tetapi juga untuk memetakan gambaran klinis lengkap yang diperlukan dalam pengambilan keputusan terapi darurat.

3. Pemeriksaan Kadar Sianida Dalam Darah

Pengukuran langsung kadar sianida dalam darah memang tersedia, tetapi sering tidak bermanfaat untuk penanganan awal. Alasannya:

  • Waktu pengerjaan bisa memakan beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung fasilitas laboratorium.
  • Hasilnya tidak selalu menggambarkan tingkat paparan klinis secara akurat karena sianida cepat berikatan dengan jaringan.
  • Pasien tidak boleh menunggu hasil ini untuk mendapatkan antidotum, terutama bila gejala mengarah pada keracunan berat.

Karena itu, diagnosis keracunan sianida biasanya bersifat klinis, yaitu berdasarkan gejala, riwayat paparan, dan temuan laboratorium pendukung.

Jika dokter mencurigai keracunan, terapi antidotum harus diberikan segera untuk mencegah kerusakan jaringan dan kematian.

Pengobatan Keracunan Sianida

Pengobatan awal untuk pasien dengan keracunan sianida memerlukan penilaian yang cepat dan identifikasi rute paparan.

Berikut adalah langkah-langkah yang harus diambil dalam pengobatan keracunan sianida:

1. Penilaian dan Identifikasi Paparan

Penilaian dan identifikasi paparan adalah langkah pertama dalam mengobati keracunan sianida, di mana tenaga medis cepat menentukan bagaimana seseorang terpapar, apakah melalui inhalasi (menghirup gas atau asap) atau konsumsi (menelan racun).

2. Evakuasi Pasien 

Apabila keracunan sianida disebabkan oleh paparan melalui inhalasi, pasien harus segera dievakuasi dari area terkontaminasi dan pakaian yang terkena gas atau asap sianida harus dilepas untuk mencegah kontaminasi lebih lanjut.

3. Penanganan Muntah 

Jika pasien yang dicurigai terpapar sianida mengalami muntah, tenaga medis terlatih harus menangani mereka dengan menggunakan masker wajah, sarung tangan ganda, dan pelindung mata.

4. Pemberian Arang Aktif 

Arang aktif dapat diberikan kepada pasien yang sadar dalam waktu satu jam setelah menelan racun, sebab arang ini membantu menyerap racun di dalam perut.

Meskipun tidak terlalu efektif untuk keracunan sianida, arang aktif bermanfaat jika pasien juga menelan jenis racun lain.

5. Terapi Oksigen dan Pengobatan Penunjang

Penting untuk melakukan terapi oksigen untuk meningkatkan pasokan oksigen pada tubuh pasien.

Sementara itu, perawatan tambahan seperti obat anti-kejang dan cairan infus akan membantu menjaga stabilitas kondisi pasien dan mempercepat pemulihan.

6. Pemberian Antidot 

Pilihan antidot untuk keracunan sianida di antaranya adalah hydroxocobalamin, sodium nitrite, dan sodium thiosulfate. Ketiga zat ini dapat disuntikkan melalui pembuluh darah.

Hydroxocobalamin 

Ini adalah obat pilihan di Eropa dan Australia dan telah disetujui oleh US Food and Drug Administration (FDA).

Hydroxocobalamin bekerja dengan mengikat sianida dan mengubahnya menjadi cyanocobalamin (vitamin B12), yang akan dibuang melalui ginjal. 

Obat ini cepat bekerja, aman digunakan, dan tidak mengganggu penggunaan oksigen oleh sel.

Namun, perlu diketahui bahwa hydroxocobalamin dapat menyebabkan efek samping seperti tekanan darah tinggi sementara, gangguan pencernaan, hipertensi, dan urine menjadi anggur merah gelap, serta reaksi alergi yang jarang terjadi. 

Sodium Nitrite dan Sodium Thiosulfate

Kedua zat ini biasanya digunakan bersama sebagai terapi kedua setelah hydroxocobalamin.

Sodium nitrite bekerja cepat, tetapi bisa berbahaya, sedangkan sodium thiosulfate lebih aman meskipun efeknya sedikit lebih lambat. 

Sodium nitrite membantu mengikat sianida, sementara sodium thiosulfate menyediakan sulfur yang diperlukan untuk mengubah sianida menjadi thiocyanate, yang kemudian dikeluarkan melalui urine.

Akan tetapi, sodium nitrite tidak boleh digunakan pada pasien dengan inhalasi asap, kecuali kadar carboxyhemoglobin sangat rendah.

Sebab, zat tersebut bisa mengurangi kapasitas darah untuk mengangkut oksigen.

Komplikasi Keracunan Sianida

Keracunan sianida dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius yang berakibat fatal, mengganggu berbagai sistem tubuh.

Berikut ini beberapa komplikasi yang mungkin terjadi:

  • Tekanan Darah dan Nadi Tidak Stabil: Sianida dapat mengganggu fungsi jantung dan pembuluh darah, menyebabkan fluktuasi tekanan darah dan nadi yang tidak teratur, sehingga meningkatkan risiko hilangnya kesadaran.
  • Edema Paru: Penumpukan cairan di dalam paru-paru atau edema paru karena racun sianida dapat menyebabkan sesak napas dan kesulitan bernapas.
  • Gangguan Jantung dan Sistem Saraf: Keracunan sianida dapat mengganggu irama jantung, menyebabkan aritmia, cardiac arrest atau gagal jantung, dan mengakibatkan kerusakan pada sistem saraf, termasuk kejang dan koma.
  • Kematian: Jika tidak segera ditangani, keracunan sianida bisa berujung pada kematian dalam waktu singkat yang disebabkan oleh kerusakan organ yang parah dan kegagalan sistem vital. 

Kesadaran akan komplikasi ini sangat penting agar dapat segera mencari penanganan medis yang cepat dan efektif sebelum terjadi dampak yang tidak diinginkan.

Pencegahan Keracunan Sianida

Pencegahan dan penanganan kebakaran lebih awal dapat mencegah terjadinya keracunan.

Pekerja yang menangani, menyimpan, menggunakan atau menghasilkan sianida harus dilatih untuk mengenali gejala keracunan sianida dan pertolongan pertama jika dicurigai terjadi keracunan sianida.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika terdapat kecurigaan telah terpapar sianida dan juga mengalami gejala yang mungkin terjadi karena keracunan sianida segera mendapatkan penanganan dari tenaga medis

Segera hubungi dokter apabila merasakan gejala-gejala keracunan. Penanganan yang tepat dapat meminimalisir akibat sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan. 

Baca juga: Ini Alasan Keracunan Sianida Bisa Mematikan

Sebagai pertolongan pertama, coba hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Lebih mudah bicara dengan dokter melalui Video/Voice Call atau Chat.

Sampaikan gejala yang dialami dan dapatkan rekomendasi terbaik dari ahlinya. Ayo, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store atau Google Play! 

Selain itu, kamu juga bisa melakukan tes pemeriksaan kesehatan di Home Lab Halodoc. Download Halodoc Sekarang Juga!

homelab halodoc
Artikel ini diperbarui pada 20 November 2025

Referensi:
Drugs. Diakses pada 2024. Cyanide Poisoning.
Healthline. Diakses pada 2024. What Is Cyanide Poisoning?
Medical News Today. Diakses pada 2024. Cyanide poisoning: Symptoms, causes, and treatment. 
Medscape. Diakses pada 2024. Cyanide Toxicity Treatment & Management.
WebMD. Diakses pada 2024. First Aid & Emergencies. Cyanide Poisoning Treatment.

FAQ

1. Apakah sianida bisa terbentuk dari kebakaran bahan rumah tangga tertentu?

Ya. Sianida dapat terbentuk ketika bahan sintetis seperti plastik, busa, dan kain poliester terbakar di ruang tertutup.

2. Benarkah tubuh manusia dapat menghasilkan sianida dalam jumlah sangat kecil?

Benar. Tubuh memproduksi sianida dalam jumlah amat kecil sebagai hasil sampingan metabolisme, tetapi langsung dinetralkan oleh enzim khusus.

3. Apakah semua orang memiliki sensitivitas yang sama terhadap sianida?

Tidak. Individu dengan gangguan fungsi hati atau tiroid biasanya lebih sensitif terhadap paparan sianida karena kemampuan detoksifikasinya lebih rendah.

4. Bisakah makanan tertentu melepaskan sianida jika tidak diolah dengan benar?

Bisa. Singkong pahit dan biji buah seperti apel atau aprikot mengandung senyawa glikosida yang dapat melepaskan sianida bila dikunyah atau diolah secara salah.

5. Apakah sianida bisa menyebabkan kerusakan jaringan tanpa menimbulkan tanda-tanda luar?

Ya. Sianida sering bekerja secara “diam-diam” karena menghentikan penggunaan oksigen di tingkat sel, sehingga kerusakan organ terjadi tanpa luka fisik yang terlihat.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp