halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Kista Epididimis

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

Pengertian Kista Epididimis

Kista epididimis adalah munculnya benjolan lunak non-kanker pada epididimis. Epididimis merupakan saluran pada alat reproduksi pria yang berfungsi untuk tempat menyimpan sperma sebelum ejakulasi, saat berhubungan intim, dan menjadi tempat pematangan sperma. Benjolan kista umumnya bersifat jinak dan tidak berbahaya.

Penyebab Kista Epididimis

Penyebab umumnya tidak diketahui dengan pasti. Namun, para ahli menduga penyakit ini terjadi karena sumbatan pada epididimis yang membawa sperma dari testis. Kista epididimis juga dapat terjadi akibat kelainan kongenital yang terkait dengan gangguan hormonal selama perkembangan janin.

Faktor Risiko Kista Epididimis

Umumnya kista ini terjadi pada pria dewasa yang berusia 40 tahun. Faktor risiko lainnya termasuk paparan molekul yang dapat menyebabkan terganggunya hormon (seperti diethylstilbestrol) yang terjadi pada ibu hamil selama perkembangan dan pembentukan janin.

Selain itu, kista epididimis juga dapat menjadi bagian dari sindrom disgenesis testis, yaitu sindrom yang terdiri dari empat kondisi testis tidak turun ke buah zakar (cryptorchidism), lubang kencing tidak di ujung penis tapi di bawahnya (hypospadias), gangguan spermatogenesis (pembentukan sperma), dan kanker testis yang terjadi karena gangguan perkembangan testis pada janin.

Gejala Kista Epididimis

Gejala kista epididimis yang umum dialami antara lain:

  • Munculnya rasa nyeri. Namun, rasa nyeri juga bisa tidak muncul pada beberapa orang.
  • Kista terasa seperti benjolan halus dan kencang di salah satu sisi atau keseluruhan buah zakar di atas testis. 
  • Bengkak dan kemerahan pada buah zakar atau perasaan tertekan di pangkal penis.

Diagnosis Kista Epididimis

Diagnosis kista epididimis dilakukan melalui pemeriksaan fisik, seperti tes transiluminasi. Tes ini dilakukan dengan menyinari benjolan dengan menggunakan cahaya. Tujuannya untuk melihat apakah benjolan berisi cairan atau massa yang padat. Benjolan kista akan terang ketika disinari dengan cahaya tersebut. 

Selain itu, kista epididimis hampir selalu teraba seperti benjolan yang banyak. Pemeriksaan penunjang seperti USG dapat diperlukan untuk memastikan diagnosis atau mengetahui apakah benjolan berisi massa yang padat atau cair.

Pengobatan Kista Epididimis

Kista epididimis yang terjadi tanpa disertai dengan gejala umumnya tidak membutuhkan pengobatan khusus. Prosedur bedah diperlukan jika terdapat gejala yang mengganggu atau ukuran kista semakin membesar. Prosedur bedah yang disebut dengan spermatocelectomy ini umumnya dilakukan secara rawat jalan dengan menggunakan anestesi lokal atau umum. 

Prosedur spermatocelectomy dilakukan dengan membuat sayatan di skrotum dan memisahkan spermatokel dari epididimis. Pembedahan dapat menimbulkan risiko berupa kerusakan yang menghambat jalannya sperma hingga mengganggu kesuburan. Sayangnya, kekambuhan masih bisa terjadi meski sudah menjalani pembedahan.

Pengobatan lain yang dapat dilakukan adalah aspirasi dan skleroterapi, tetapi ini jarang digunakan. Prosedur aspirasi dilakukan dengan memasukkan jarum khusus ke dalam spermatokel untuk menyedot dan membuang cairan. Jika spermatokel muncul kembali, dokter mungkin merekomendasikan aspirasi cairan lagi dan menyuntikkan zat kimia ke dalam kantung (skleroterapi). 

Zat pengiritasi akan menyebabkan kantong spermatokel menjadi parut, mengambil ruang yang ditempati cairan dan menurunkan risiko spermatokel kembali. Komplikasi skleroterapi berupa kerusakan pada epididimis.

Komplikasi Kista Epididimis 

Kista epididimis bisa dikatakan jarang berdampak pada komplikasi kesehatan. Akan tetapi, prosedur bedah spermatocelectomy nyatanya meningkatkan risiko terjadinya kerusakan pada organ epididimis dan vas deferens, saluran yang bertugas untuk mengangkut sperma dari epididimis menuju ke penis. Kondisi ini dapat berujung pada penurunan tingkat kesuburan pengidap.

Pencegahan Kista Epididimis 

Tidak ada cara untuk mencegah terjadinya kista epididimis. Namun, sebaiknya lakukan pemeriksaan buah zakar sendiri secara rutin untuk mendeteksi ada atau tidaknya benjolan pada area tubuh tersebut.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika merasakan adanya benjolan pada area epididimis, segera lakukan pemeriksaan kesehatan. Gunakan aplikasi Halodoc untuk tanya jawab dengan dokter secara daring atau cek kebutuhan obat di Toko Kesehatan. Aplikasi Halodoc dapat kamu download secara gratis melalui App Store maupun Play Store. 

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2022. What Is a Spermatocele (Epididymal Cyst) or Spermatic Cyst?
UW Health. Diakses pada 2022. Spermatocele (Epididymal Cyst).
Verywell Health. Diakses pada 2022. An Overview of an Epididymal Cyst.

Diperbarui pada 1 Juli 2022

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp