halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close
Advertisement

Leukemia

REVIEWED_BY  dr. Fauzan Azhari SpPD  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  • Apa Itu Leukemia
  • Jenis-Jenis Leukemia
  • Penyebab Leukemia
  • Faktor Risiko Leukemia
  • Gejala Leukemia
  • Apa Kata Studi tentang Leukemia?
  • Rekomendasi Dokter di Halodoc yang Bisa Bantu Perawatan Leukemia
  • Diagnosis Leukemia
  • Pengobatan Leukemia
  • Komplikasi Leukemia 
  • Pencegahan Leukemia
  • Perawatan Mandiri di Rumah untuk Penderita Leukemia
  • Bisakah Leukemia Dicegah?
  • Kapan Harus ke Dokter?
  • Kesimpulan

Apa Itu Leukemia?

Penyakit leukemia adalah jenis kanker darah yang terjadi akibat produksi sel darah putih yang abnormal secara berlebihan di dalam sumsum tulang. Sel darah putih (leukosit) berfungsi melawan infeksi, tetapi pada leukemia, sel-sel ini mengalami kelainan, sehingga tidak dapat bekerja secara optimal dalam melindungi tubuh.

Pada kondisi ini, sel darah putih yang abnormal akan menumpuk di sumsum tulang dan masuk ke aliran darah. Akibatnya, sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah merah dan trombosit dalam jumlah yang cukup, yang dapat menyebabkan anemia, gangguan pembekuan darah, serta peningkatan risiko infeksi.

Leukemia juga dapat menyebar ke organ lain seperti kelenjar getah bening, hati, limpa, otak, atau sumsum tulang belakang.

Leukemia merupakan jenis kanker yang paling sering terjadi pada anak-anak. Namun, dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat, banyak anak dan remaja yang dapat sembuh dari penyakit ini.

Jenis-Jenis Leukemia

Leukemia terdiri dari beberapa jenis utama, di antaranya:

1. Leukemia limfoblastik akut (acute lymphoblastic leukemia/ALL)

Jenis leukemia ini mempengaruhi limfosit, yaitu sejenis sel darah putih yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. ALL adalah jenis leukemia yang paling sering terjadi pada anak-anak, tetapi juga dapat menyerang orang dewasa. Penyakit ini dapat menyebar ke kelenjar getah bening, hati, limpa, dan sistem saraf pusat.

2. Leukemia mieloblastik akut (acute myeloid leukemia/AML)

AML terjadi akibat gangguan pada sel mieloid dalam sumsum tulang, menyebabkan produksi berlebihan sel blast (sel darah putih yang belum matang). AML adalah jenis leukemia akut paling umum pada orang dewasa dan merupakan jenis leukemia anak yang paling umum kedua setelah ALL.

3. Leukemia mielositik kronis (chronic myeloid leukemia/CML)

CML berkembang secara perlahan dan mungkin tidak menimbulkan gejala yang signifikan pada tahap awal. Banyak penderita CML baru terdiagnosis saat menjalani pemeriksaan darah rutin. Jenis leukemia ini lebih sering terjadi pada orang dewasa, terutama mereka yang berusia di atas 65 tahun.

4. Leukemia limfositik kronis (chronic lymphocytic leukemia/CLL)

CLL adalah jenis leukemia kronis yang paling umum pada orang dewasa. Beberapa kasus CLL berkembang secara lambat dan tidak memerlukan pengobatan selama bertahun-tahun. Namun, pada kasus lain, penyakit ini dapat mengganggu produksi sel darah normal dan membutuhkan terapi lebih lanjut.

Penyebab Leukemia

Leukemia adalah jenis kanker darah yang terjadi akibat pertumbuhan abnormal sel darah putih dalam tubuh.

Para dokter hingga saat ini belum mengetahui secara pasti, apa yang menjadi penyebab utama leukemia.

Namun, dalam sebagian besar kasus, penyebab leukemia adalah perubahan atau mutasi genetik yang terjadi secara spontan.

Mutasi genetik ini menyebabkan sel darah putih berkembang secara tidak terkendali dan mengganggu produksi sel darah normal lainnya dalam sumsum tulang.

Penting untuk dipahami bahwa mutasi ini tidak diwariskan dari orang tua, melainkan terjadi secara acak dalam tubuh seseorang.

Faktor Risiko Leukemia

Leukemia terjadi akibat mutasi genetik yang menyebabkan produksi sel darah putih abnormal.

Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terkena leukemia, antara lain:

  • Merokok. Kandungan benzena dalam asap rokok dapat merusak DNA sel darah dan meningkatkan risiko leukemia mieloid akut (AML).
  • Paparan radiasi dan bahan kimia. Radiasi tinggi dan zat seperti benzena yang ditemukan dalam polusi atau limbah industri dapat memicu mutasi genetik.
  • Terapi radiasi atau kemoterapi sebelumnya. Pengobatan kanker sebelumnya dapat merusak sel sumsum tulang dan meningkatkan risiko leukemia.
  • Riwayat keluarga. Meskipun leukemia umumnya tidak diwariskan, memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit ini dapat sedikit meningkatkan risiko.
  • Kelainan genetik. Sindrom Down, Li-Fraumeni, dan neurofibromatosis tipe 1 dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.
  • Gangguan sistem kekebalan tubuh.  Penyakit autoimun, infeksi HIV, atau penggunaan obat imunosupresif meningkatkan risiko karena sistem imun melemah.
  • Paparan pestisida dan bahan kimia beracun. Pekerja di lingkungan industri atau pertanian yang sering terpapar zat beracun memiliki risiko lebih tinggi.
  • Usia dan jenis kelamin. Beberapa jenis leukemia lebih sering terjadi pada kelompok usia tertentu; ALL lebih umum pada anak-anak, sementara AML dan CLL lebih sering terjadi pada lansia, serta lebih banyak menyerang pria.

Meskipun memiliki faktor risiko, tidak semua orang akan terkena leukemia. Menjalani pola hidup sehat dan menghindari faktor pemicu dapat membantu mengurangi risiko penyakit ini.

Jika mengalami gejala seperti sering kelelahan, infeksi berulang, atau memar yang tidak wajar, segera konsultasikan dengan dokter.

Gejala Leukemia

Gejala bisa berbeda-beda, tergantung jenisnya. Pada tahap awal, orang yang memiliki kanker leukemia adalah mereka yang  mungkin tidak akan mengalami gejala apa-apa.

Ketika muncul gejala, hal itu biasanya meliputi:

  • Kelemahan atau kelelahan.
  • Mudah memar atau berdarah.
  • Demam atau menggigil.
  • Infeksi yang parah atau terus kambuh.
  • Nyeri pada tulang atau persendian.
  • Sakit kepala.
  • Muntah.
  • Kejang.
  • Penurunan berat badan.
  • Keringat malam.
  • Sesak napas.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening atau organ seperti limpa.

Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala di atas, sebaiknya segera hubungi dokter di Halodoc.

Nah, Ini Dokter Spesialis yang Bisa Bantu Perawatan Leukemia.

Fakta tentang Leukemia

1. Leukemia pertama kali diidentifikasi oleh seorang patolog Jerman, Rudolf Virchow, pada tahun 1845.
2. Amerika Serikat, Jerman, Jepang, dan Inggris memiliki tingkat kejadian leukemia yang lebih tinggi dibandingkan negara lain. Faktor lingkungan, pola makan, dan tingkat deteksi dini yang lebih baik berkontribusi pada jumlah kasus yang tercatat.
3. Sebagian besar kasus leukemia terjadi karena mutasi genetik spontan, bukan karena faktor keturunan. Artinya, seseorang dapat mengembangkan leukemia meskipun tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini.

Apa Kata Studi tentang Leukemia?

Sebuah studi di Frontiers in Oncology (2022) menemukan bahwa leukemia menyumbang 2,5% kasus kanker baru dan 3,1% kematian akibat kanker global pada 2020. 

Risiko lebih tinggi tercatat di negara berpendapatan tinggi, dipengaruhi faktor seperti merokok, obesitas, kurang aktivitas, dan kolesterol tinggi. 

Meski angka kasus dan kematian menurun di banyak negara, tren peningkatan masih terlihat di Jerman, Korea, Jepang, Kanada, Inggris (insiden), serta Filipina, Ekuador, Belarus, dan Thailand (mortalitas). 

Studi ini menekankan pentingnya gaya hidup sehat, strategi pencegahan, dan riset lanjutan untuk menekan angka leukemia.

Rekomendasi Dokter di Halodoc yang Bisa Bantu Perawatan Leukemia

Bila kamu atau anak kamu mengalami gejala leukemia di atas, segera hubungi dokter di Halodoc untuk memastikan diagnosis. 

Nah, berikut beberapa dokter yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun yang bisa kamu hubungi untuk pengobatan penyakit prostat.

Dokter-dokter ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani: 

Ini daftarnya:

  • dr. Wiwiek Probowati Sp.PD-KHOM, FINASIM
  • dr. Muhammad Faris Sp.PD-KHOM, FINASIM
  • dr. Agung Firmansyah Sumantri Sp.PD-KHOM, MMRS, FINASIM

Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline. 

Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.

Diagnosis Leukemia

Diagnosis leukemia biasanya melibatkan beberapa tes, termasuk:

  • Pemeriksaan fisik: Dokter akan mencari tanda-tanda leukemia, seperti pembengkakan kelenjar getah bening, memar, atau pucat.
  • Tes darah: Tes darah dapat mengungkapkan jumlah sel darah yang abnormal, seperti jumlah sel darah putih yang tinggi atau jumlah trombosit yang rendah.
  • Biopsi sumsum tulang: Biopsi sumsum tulang melibatkan pengambilan sampel kecil sumsum tulang untuk diperiksa di bawah mikroskop. Ini adalah tes yang paling penting untuk mendiagnosis leukemia.
  • Tes pencitraan: Tes pencitraan, seperti rontgen, CT scan, atau MRI, dapat digunakan untuk mencari tanda-tanda leukemia di organ lain.
  • Tes genetik. Tes ini membantu mengidentifikasi jenis leukemia dan memperdiksi respons terhadap pengobatan.

Agar lebih jelas, kamu Perlu Tahu, Ini Prosedur Diagnosis Leukemia.

Pengobatan Leukemia

Pengobatan tergantung pada jenisnya dan faktor lainnya. Berikut pengobatan penyakit tersebut:

1. Kemoterapi

Ini adalah obat yang membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya. Mereka dapat disuntikkan ke dalam pembuluh darah vena (IV) atau saluran tulang belakang, disuntikkan ke dalam otot, atau diminum. 

Kemoterapi adalah pengobatan utama untuk sebagian besar leukemia pada anak-anak. Beberapa obat sering diberikan pada waktu yang berbeda.

Ini biasanya dilakukan dalam siklus, dengan waktu jeda di antaranya. Dengan begitu, anak bisa memiliki waktu untuk pulih dari efek samping.

2. Terapi radiasi

Ini adalah sinar-X berenergi tinggi atau jenis radiasi lainnya. Mereka digunakan untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya. Radiasi dapat dokter gunakan dalam kasus-kasus tertentu.

3. Kemoterapi dosis tinggi dengan transplantasi sel punca

Sel darah muda (sel induk) diambil dari pengidap atau dari orang lain. Pengobatan ini diikuti oleh sejumlah besar obat kemoterapi. Ini menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang. Setelah kemoterapi, sel induk diganti.

4. Terapi yang ditargetkan

Pengobatan ini mungkin efektif ketika kemoterapi tidak berhasil. Misalnya, dapat untuk merawat anak-anak dengan leukemia myeloid kronis (CML).

Terapi yang ditargetkan seringkali memiliki efek samping yang tidak terlalu parah.

5. Imunoterapi

Ini adalah pengobatan yang membantu sistem kekebalan tubuh sendiri menyerang sel kanker.

6. Perawatan suportif

Perawatan dapat menyebabkan efek samping. Obat-obatan dan perawatan lain dapat dokter berikan untuk mengatasi nyeri, demam, infeksi, serta mual dan muntah.

Bila kamu penasaran Dokter Spesialis Apa yang Menangani Leukemia, ketahui jawabannya di artikel tersebut.

Menurut WHO, kombinasi terapi seringkali diperlukan untuk mencapai remisi (tidak ada tanda-tanda kanker dalam tubuh).

Komplikasi Leukemia

Pengidap bisa mengalami komplikasi dari kanker atau dari pengobatannya. Komplikasi juga bisa berlangsung dalam jangka pendek atau jangka panjang.

Pengobatan jenis kanker ini bisa memiliki banyak efek samping. Beberapa efek samping mungkin kecil. Beberapa mungkin serius dan bahkan mengancam jiwa.

Kamu mungkin bisa minum obat untuk membantu mencegah atau mengurangi efek samping. Dokter juga akan memberi petunjuk mengenai apa yang harus kamu lakukan di rumah.

Komplikasi yang bisa terjadi, antara lain:

  • Infeksi: Leukemia melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko infeksi.
  • Anemia: Jumlah sel darah merah yang rendah dapat menyebabkan kelelahan dan sesak napas.
  • Perdarahan: Jumlah trombosit yang rendah dapat menyebabkan perdarahan yang sulit dihentikan.
  • Sindrom Lisis Tumor: Kondisi yang terjadi ketika sel-sel leukemia mati dengan cepat dan melepaskan zat-zat berbahaya ke dalam darah.
  • Efek Samping Pengobatan: Kemoterapi dan terapi radiasi dapat menyebabkan berbagai efek samping, seperti mual, muntah, rambut rontok, dan sariawan.

Kemungkinan komplikasi jangka panjang dari penyakit ini atau pengobatannya dapat meliputi:

  • Kembalinya kanker.
  • Pertumbuhan kanker lainnya.
  • Masalah jantung dan paru-paru.
  • Pada anak-anak, terjadinya masalah belajar.
  • Pertumbuhan dan perkembangan yang lambat pada anak-anak.
  • Masalah dengan kemampuan untuk memiliki anak di masa depan.
  • Masalah tulang seperti penipisan tulang (osteoporosis).

Pencegahan Leukemia 

Karena penyebab pasti leukemia belum diketahui, tidak ada cara pasti untuk mencegahnya. Namun, beberapa langkah dapat diambil untuk mengurangi risiko, seperti:

  • Menghindari Paparan Bahan Kimia Berbahaya: Hindari paparan benzena dan bahan kimia lain yang terkait dengan leukemia.
  • Berhenti Merokok: Merokok meningkatkan risiko leukemia mieloid akut (LMA).
  • Menjalani Pemeriksaan Kesehatan Rutin: Deteksi dini dapat meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan.

Klik gambar di bawah ini untuk temukan produk kesehatan yang kamu perlukan.

Perawatan Mandiri di Rumah untuk Penderita Leukemia

Selain pengobatan medis, ada beberapa langkah yang dapat kamu lakukan di rumah untuk membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup Anda:

  • Istirahat yang cukup: Leukemia dan pengobatannya dapat menyebabkan kelelahan. Pastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup.
  • Nutrisi yang baik: Makan makanan yang sehat dan seimbang dapat membantu Anda merasa lebih baik dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda.
  • Hindari infeksi: Cuci tangan secara teratur dan hindari kontak dengan orang yang sakit.
  • Kelola stres: Stres dapat memperburuk gejala leukemia. Temukan cara untuk mengelola stres, seperti yoga, meditasi, atau menghabiskan waktu di alam.

Bisakah Leukemia Dicegah?

Karena penyebab pasti leukemia belum diketahui, tidak ada cara pasti untuk mencegahnya. Namun, kamu dapat mengurangi risiko dengan menghindari faktor risiko yang diketahui, seperti paparan bahan kimia berbahaya dan radiasi.

Selain itu, menjaga gaya hidup sehat dengan makan makanan yang seimbang, berolahraga secara teratur, dan tidak merokok dapat membantu meningkatkan kesehatan kamu secara keseluruhan dan mengurangi risiko berbagai penyakit, termasuk kanker.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala leukemia yang mengkhawatirkan, seperti:

  • Kelelahan yang terus-menerus dan tidak membaik dengan istirahat.
  • Infeksi yang sering terjadi atau berlangsung lama.
  • Perdarahan atau memar yang mudah terjadi.
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.

Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan leukemia.

Kesimpulan

Leukemia adalah kanker darah yang serius yang membutuhkan diagnosis dini dan penanganan yang tepat. Jika kamu mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc.

Dengan pengobatan yang tepat dan perawatan suportif, banyak orang dengan leukemia dapat mencapai remisi dan menjalani hidup yang panjang dan sehat.

Kamu bisa beli obat online atau produk kesehatan lainnya dengan praktis dan mudah di Apotek Online Halodoc. 

Toko Kesehatan Halodoc Produknya 100% asli dan tepercaya. Tanpa perlu antre, obat bisa diantar hanya dalam 1 jam langsung dari apotek terdekat dari lokasi kamu berada. 

Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga dan dapatkan obat dari apotek 24 jam terdekat! 

 Diperbarui pada 11 November 2025.
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2025. Leukemia.
Cedars Sinai. Diakses pada 2025. Leukemia in Children.
Frontiers in Oncology. Diakses pada 2025. Disease Burden, Risk Factors, and Trends of Leukaemia: A Global Analysis. 

Frequently Ask Question

1. Virus yang menyebabkan penyakit leukemia adalah?

Beberapa jenis leukemia dapat dikaitkan dengan infeksi virus, seperti Human T-cell Leukemia Virus type 1 (HTLV-1) yang dapat menyebabkan leukemia sel-T dewasa (ATL). Namun, sebagian besar kasus leukemia tidak disebabkan oleh virus.

2. Leukemia akut adalah?

Leukemia akut adalah jenis kanker darah yang berkembang dengan cepat,  karena sumsum tulang menghasilkan sel darah putih abnormal dalam jumlah besar. Jenis utamanya adalah leukemia limfoblastik akut (ALL) dan leukemia mieloid akut (AML).

3. CML leukemia adalah?

Chronic Myeloid Leukemia (CML) adalah jenis leukemia kronis yang berkembang perlahan dan disebabkan oleh mutasi genetik yang menghasilkan kromosom Philadelphia. Penyakit ini memengaruhi produksi sel darah putih dalam sumsum tulang.

4. Chronic Myeloid Leukemia adalah?

Chronic Myeloid Leukemia (CML) adalah kanker darah kronis yang ditandai dengan pertumbuhan sel darah putih yang tidak normal dalam sumsum tulang. Penyakit ini berkembang bertahap dan sering dikaitkan dengan mutasi kromosom Philadelphia yang menyebabkan produksi protein BCR-ABL.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp