halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close
Advertisement

Leukoplakia

REVIEWED_BY  dr. Caisar Dewi Maulina  
undefinedundefined

Daftar Isi:

  • Apa Itu Leukoplakia?
  • Jenis-Jenis Leukoplakia
  • Gejala Leukoplakia
  • Penyebab Leukoplakia
  • Faktor Risiko Leukoplakia
  • Diagnosis Leukoplakia
  • Pengobatan Leukoplakia
  • Komplikasi Leukoplakia
  • Pencegahan Leukoplakia
  • Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Gejala Leukoplakia
  • Kapan Harus ke Dokter?
  • Pertanyaan Umum tentang Leukoplakia (FAQ)

Apa Itu Leukoplakia?

Leukoplakia adalah lesi atau bercak berwarna putih yang terbentuk pada selaput lendir mulut, termasuk lidah, bagian dalam pipi, gusi, dan langit-langit mulut.

Bercak ini terbentuk akibat pertumbuhan keratin berlebihan. Keratin adalah protein keras yang melindungi kulit dari gesekan dan iritasi.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), leukoplakia dianggap sebagai lesi prakanker. Artinya, leukoplakia berpotensi berkembang menjadi kanker mulut jika tidak ditangani dengan tepat.

Jenis-Jenis Leukoplakia

Terdapat beberapa jenis leukoplakia, di antaranya:

  • Leukoplakia Homogen: Bercak putih tipis, rata, dan memiliki tekstur yang seragam. Jenis ini umumnya tidak bergejala dan memiliki risiko kecil berkembang menjadi kanker.
  • Leukoplakia Non-Homogen: Bercak putih dengan tekstur tidak rata, bergelombang, atau berbintik. Jenis ini memiliki risiko lebih tinggi berkembang menjadi kanker dibandingkan leukoplakia homogen.
  • Leukoplakia Verukosa: Jenis leukoplakia non-homogen yang memiliki permukaan kasar dan berkerut seperti kutil.
  • Erythroleukoplakia: Lesi campuran berwarna merah dan putih. Area merah menunjukkan adanya peradangan dan peningkatan risiko keganasan.

Gejala Leukoplakia

Gejala utama leukoplakia adalah munculnya bercak putih atau abu-abu di dalam mulut.

Bercak ini biasanya:

  • Tidak terasa sakit
  • Tidak dapat dikerok atau dihilangkan.
  • Mungkin memiliki tekstur yang berbeda (halus, kasar, tebal, atau keras).
  • Terlokalisasi pada lidah, gusi, bagian dalam pipi, atau bibir bawah.

Pada beberapa kasus, leukoplakia dapat disertai dengan gejala lain, seperti:

  • Penebalan atau pengerasan jaringan di area bercak.
  • Nyeri saat mengunyah atau menelan.
  • Perubahan kemampuan merasakan rasa.

Penyebab Leukoplakia

Penyebab pasti leukoplakia belum sepenuhnya dipahami. Namun, kondisi ini sering dikaitkan dengan iritasi kronis pada mulut.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan iritasi kronis meliputi:

  • Merokok dan Penggunaan Produk Tembakau Lainnya: Tembakau adalah penyebab utama leukoplakia. Bahan kimia dalam tembakau dapat mengiritasi selaput lendir mulut dan memicu pertumbuhan sel yang abnormal.
  • Konsumsi Alkohol Berlebihan: Alkohol dapat mengiritasi jaringan mulut dan meningkatkan risiko leukoplakia, terutama jika dikombinasikan dengan merokok.
  • Gigi yang Tajam atau Tidak Rata: Gigi yang tajam atau tidak rata dapat menggesek dan mengiritasi lidah atau bagian dalam pipi.
  • Gigi Palsu yang Tidak Pas: Gigi palsu yang tidak pas dapat menyebabkan gesekan dan tekanan berlebihan pada gusi, sehingga memicu iritasi.
  • Kebiasaan Menggigit Pipi atau Bibir: Kebiasaan ini dapat menyebabkan iritasi kronis pada area yang digigit.
  • Infeksi Virus: Beberapa jenis virus, seperti Human Papillomavirus (HPV), telah dikaitkan dengan leukoplakia.

Sariawan bikin mulut terasa tidak nyaman? Simak selengkapnya, Ini 7 Rekomendasi Obat Sariawan yang Ampuh dan Mudah Ditemukan.

Faktor Risiko Leukoplakia

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena leukoplakia, antara lain:

  • Perokok atau pengguna produk tembakau lainnya.
  • Konsumsi alkohol berlebihan.
  • Memiliki riwayat infeksi HPV.
  • Kekurangan vitamin A atau vitamin B.
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Diagnosis Leukoplakia

Diagnosis leukoplakia biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik oleh dokter gigi atau dokter spesialis penyakit mulut.

Dokter akan memeriksa mulut untuk melihat adanya bercak putih atau lesi lainnya. Jika ditemukan bercak yang mencurigakan, dokter mungkin akan melakukan biopsi.

Biopsi adalah prosedur pengambilan sampel jaringan kecil dari bercak tersebut untuk diperiksa di laboratorium.

Hasil biopsi dapat membantu dokter menentukan apakah bercak tersebut jinak, prakanker, atau kanker.

Pengobatan Leukoplakia

Pengobatan leukoplakia tergantung pada ukuran, lokasi, dan jenis bercak, serta ada tidaknya gejala lain.

Tujuan pengobatan adalah untuk menghilangkan bercak dan mencegahnya berkembang menjadi kanker mulut.

Beberapa pilihan pengobatan leukoplakia meliputi:

  • Menghentikan Kebiasaan yang Menyebabkan Iritasi: Jika leukoplakia disebabkan oleh merokok, konsumsi alkohol, atau kebiasaan menggigit pipi, langkah pertama adalah menghentikan kebiasaan tersebut.
  • Menghaluskan Gigi yang Tajam atau Memperbaiki Gigi Palsu yang Tidak Pas: Tindakan ini dapat membantu mengurangi iritasi pada mulut.
  • Obat-obatan: Dokter mungkin meresepkan obat antivirus jika leukoplakia disebabkan oleh infeksi virus. Selain itu, retinoid (turunan vitamin A) topikal atau oral terkadang digunakan untuk membantu mengurangi ukuran bercak.
  • Operasi: Jika bercak leukoplakia besar, tebal, atau menunjukkan tanda-tanda prakanker, dokter mungkin merekomendasikan operasi pengangkatan. Operasi dapat dilakukan dengan pisau bedah, laser, atau cryotherapy (pembekuan).

Setelah pengobatan, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi atau dokter spesialis penyakit mulut untuk memantau kondisi dan mencegah kekambuhan.

Penasaran, berapa Harga Pasang Gigi Palsu 1 Biji: Ini Kisaran Biaya Terbaru.

Komplikasi Leukoplakia

Komplikasi utama leukoplakia adalah risiko berkembang menjadi kanker mulut.

Menurut sebuah artikel yang diterbitkan di Journal of the American Dental Association, sekitar 3-17% kasus leukoplakia mengalami transformasi menjadi karsinoma sel skuamosa, jenis kanker mulut yang paling umum.

Oleh karena itu, penting untuk mendiagnosis dan mengobati leukoplakia sedini mungkin. Selain itu, penting juga untuk melakukan pemeriksaan mulut secara rutin untuk mendeteksi perubahan yang mencurigakan.

Pencegahan Leukoplakia

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena leukoplakia, antara lain:

  • Berhenti Merokok dan Menghindari Produk Tembakau Lainnya: Ini adalah langkah terpenting dalam mencegah leukoplakia.
  • Membatasi Konsumsi Alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko leukoplakia.
  • Menjaga Kebersihan Mulut yang Baik: Menyikat gigi secara teratur, menggunakan benang gigi, dan berkumur dengan obat kumur antibakteri dapat membantu mencegah iritasi dan infeksi pada mulut.
  • Menghindari Iritasi Kronis pada Mulut: Hindari kebiasaan menggigit pipi atau bibir, dan segera periksakan gigi yang tajam atau gigi palsu yang tidak pas.
  • Melakukan Pemeriksaan Mulut Secara Rutin: Pemeriksaan rutin ke dokter gigi atau dokter spesialis penyakit mulut dapat membantu mendeteksi leukoplakia atau masalah mulut lainnya sejak dini.

Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Gejala Leukoplakia

Jika kamu mengalami gejala leukoplakia seperti bercak putih yang tidak kunjung hilang, nyeri, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter gigi.

Dokter gigi di Halodoc telah berpengalaman menangani berbagai masalah kesehatan gigi dan mulut, serta mendapatkan ulasan positif dari pasien sebelumnya. 

Berikut beberapa dokter yang bisa kamu hubungi melalui Halodoc:

  • drg. Agnes Triani: Dokter gigi lulusan Universitas Sriwijaya (2018) dengan pengalaman 6 tahun. Saat ini praktik di Gorontalo, anggota PDGI, dan tersedia untuk konsultasi masalah gigi dan mulut di Halodoc.
  • drg. Angel Monica: Dokter gigi lulusan Universitas Kristen Maranatha (2020) dengan pengalaman 4 tahun. Saat ini praktik di Bandung, Jawa Barat, anggota PDGI, dan tersedia untuk konsultasi masalah gigi dan mulut di Halodoc.

Dokter di atas siap memberikan saran medis yang tepat serta langkah penanganan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Dengan Halodoc, kamu bisa berkonsultasi dengan mudah, aman, dan nyaman langsung dari rumah tanpa harus repot pergi ke klinik.

Tunggu apa lagi? Ayo gunakan Halodoc sekarang juga!

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan diri ke dokter gigi atau dokter spesialis penyakit mulut jika:

  • Muncul bercak putih atau abu-abu di dalam mulut yang tidak hilang dalam beberapa minggu.
  • Bercak tersebut terasa sakit, menebal, atau berdarah.
  • Mengalami kesulitan mengunyah, menelan, atau berbicara.
  • Merasa ada perubahan pada kemampuan merasakan rasa.

Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mencegah leukoplakia berkembang menjadi kanker mulut.

Konsultasi dengan dokter gigi kini lebih mudah dan praktis melalui Halodoc.

Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.

Produknya 100% asli original dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.

Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Diperbarui pada 22 September 2025.
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2025. Leukoplakia.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Leukoplakia.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Leukoplakia.

Pertanyaan Umum tentang Leukoplakia (FAQ)

1. Apakah leukoplakia selalu berbahaya?

Tidak semua leukoplakia berbahaya. Namun, beberapa jenis leukoplakia memiliki risiko lebih tinggi berkembang menjadi kanker mulut. Oleh karena itu, penting untuk memeriksakan diri ke dokter jika Anda menemukan bercak putih di dalam mulut.

2. Apakah leukoplakia bisa menular?

Leukoplakia tidak menular. Kondisi ini disebabkan oleh iritasi kronis atau faktor risiko lainnya, bukan oleh infeksi bakteri atau virus (kecuali jika terkait dengan HPV).

3. Apakah leukoplakia bisa sembuh sendiri?

Leukoplakia mungkin bisa hilang dengan sendirinya jika penyebab iritasi dihilangkan. Namun, penting untuk tetap memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan bercak tersebut tidak berbahaya dan mendapatkan penanganan yang tepat jika diperlukan.

4. Apa perbedaan leukoplakia dan kandidiasis mulut (thrush)?

Kandidiasis mulut adalah infeksi jamur yang menyebabkan munculnya bercak putih di mulut. Berbeda dengan leukoplakia, bercak pada kandidiasis mulut biasanya dapat dikerok atau dihilangkan.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp