Limfogranuloma Venereum
Limfogranuloma venereum adalah salah satu penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini dapat menembus kulit dan menyebabkan penyumbatan di sekitar node.
Limfogranuloma venereum (LGV) dapat menyerang node limfa, alat kelamin bagian luar, rektum, dan mulut. Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini dapat menyebabkan terjadinya komplikasi.
Penyebab Limfogranuloma Venereum
Limfogranuloma venereum adalah suatu infeksi kronis sistem limfatik yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini ditularkan melalui kontak seksual, meliputi hubungan seks vaginal, anal, dan oral. Penyakit ini lebih sering dijumpai pada pria dibandingkan pada wanita.
Faktor Risiko Limfogranuloma Venereum
Berikut adalah beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi limfogranuloma venereum, antara lain:
- Melakukan seks yang tidak aman (tidak menggunakan kondom, berganti-ganti pasangan, berhubungan seks dengan orang yang riwayat seksualnya tidak jelas).
- Memiliki penyakit menular seksual lainnya.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Mengidap infeksi HIV.
Gejala Limfogranuloma Venereum
Gejala dari LGV dapat dirasakan beberapa hari hingga sekitar satu bulan setelah bakteri masuk ke dalam tubuh pengidapnya. Beberapa gejalanya, antara lain:
- Keluar cairan limfe dari kulit, yang berasal dari kelenjar limfe di selangkangan.
- Keluar darah atau nanah dari rektum.
- Luka kecil yang tidak nyeri pada genitalia pria atau wanita.
- Nyeri saat buang air besar.
- Pembengkakan dan kemerahan pada kulit di area selangkangan.
- Adanya pembengkakan kelenjar limfe selangkangan pada satu atau dua sisi.
- Pembengkakan labia atau bibir vagina pada wanita.
Diagnosis Limfogranuloma Venereum
Dokter akan mendiagnosis LGV dengan melakukan wawancara medis lengkap, pemeriksaan fisik yang menyeluruh, serta pemeriksaan penunjang yang sesuai, antara lain:
- Biopsi kelenjar limfe.
- Pemeriksaan laboratorium darah untuk mengevaluasi adanya bakteri penyebab LGV.
- Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi klamidia.
- Kultur Chlamydia trachomatis.
- CT scan untuk mendeteksi jangkauan dan banyaknya limfadenopati yang terjadi.
- Kolonoskopi dan sigmoidoskopi untuk mengidentifikasi penyebab gejala anorektal pada tersangka pengidap LGV dan dapat dilakukan bersama dengan biopsi jaringan rektum dan anus.
- Tes fiksasi komplemen untuk mendeteksi antibodi atau antigen spesifik dalam darah.
Pengobatan Limfogranuloma Venereum
Metode pengobatan untuk mengatasi LGV, antara lain:
- Pemberian antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab LGV. Antibiotik yang dapat diberikan, antara lain adalah:
- Doxycycline, yaitu antibiotik primer yang harus diberikan kepada pengidap LGV. Obat ini dapat diberikan kepada pengidap LGV baik yang positif terkena HIV maupun yang tidak terkena HIV. Kendati demikian, Doxycycline tidak boleh diberikan kepada wanita hamil.
- Erythromycin, yang merupakan antibiotik kategori B pada kehamilan. Obat ini relatif aman diberikan kepada wanita hamil dengan LGV.
- Azithromycin.
- Moxifloxacin.
Selain pemberian antibiotik, tindakan pembedahan untuk mengeluarkan nanah keluar atau mengangkat kelenjar getah bening yang membesar juga dapat dilakukan. Setelah menjalani prosedur ini, pengidap akan diberikan obat pereda nyeri dan pencegah terbentuknya ulkus. Pembedahan juga dapat dilakukan kepada pengidap LGV dengan komplikasi penyempitan rektum.
Baik pengidap maupun pasangan hubungan seksualnya, harus menghindari hubungan seksual yang tidak aman hingga keduanya selesai menjalani pengobatan LGV. Evaluasi rutin selama pengobatan LGV dapat berlangsung selama 1-2 minggu bagi pengidap LGV tahap awal, dan 3-6 minggu bagi pengidap LGV tahap lanjut.
Komplikasi Limfogranuloma Venereum
Jika tidak diobati, terdapat beberapa risiko komplikasi yang dapat terjadi dari limfogranuloma venereum, antara lain:
- Hubungan abnormal antara rektum dan vagina (fistula).
- Peradangan otak (ensefalitis – sangat jarang).
- Infeksi pada persendian, mata, jantung, atau hati.
- Peradangan jangka panjang dan pembengkakan alat kelamin.
- Jaringan parut dan penyempitan rektum.
Berita buruknya, komplikasi dari limfogranuloma venereum dapat terjadi bertahun-tahun setelah pengidapnya pertama kali terinfeksi. Oleh karena itu, segeralah memeriksakan diri jika merasakan gejalanya. Tujuannya agar penanganan dapat dilakukan sedari dini, sehingga risiko komplikasi dapat diminimalkan.
Pencegahan Limfogranuloma Venereum
Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah LGV, antara lain:
- Melakukan pemeriksaan kesehatan seksual secara rutin bagi mereka yang aktif secara seksual.
- Menggunakan kondom secara konsisten dan tepat saat melakukan hubungan seksual.
- Menghindari penggunaan sex toys karena dapat meningkatkan risiko penularan infeksi menular seksual.
Kapan harus ke Dokter?
Jika kamu atau kerabat terdekatmu mengalami beberapa gejala LGV yang tak kunjung membaik, sekaligus memiliki faktor risiko untuk mengidap LGV, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Tujuannya tentu saja guna menghindari risiko komplikasi yang mengintai.
Nah, melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa janji pemeriksaan kesehatan seksual secara praktis dan mudah. Klik gambar ini untuk mencari tahunya lebih lanjut:
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Lymphogranuloma Venereum (LGV).
Stanford Healthcare. Diakses pada 2022. Lymphogranuloma Venereum (LGV).
Medline Plus. Diakses pada 2022. Lymphogranuloma venereum.
MSD Manuals. Diakses pada 2022. Lymphogranuloma Venereum (LGV).
Diperbarui pada 25 Mei 2022.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan