Penyakit Menular Seksual PMS
DAFTAR ISI
- Apa Itu Penyakit Menular Seksual (PMS)?
- Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual (PMS)
- Penyebab Penyakit Menular Seksual (PMS)
- Faktor Risiko Penyakit Menular Seksual (PMS)
- Gejala Penyakit Menular Seksual (PMS)
- Diagnosis Penyakit Menular Seksual (PMS)
- Pengobatan Penyakit Menular Seksual (PMS)
- Komplikasi Penyakit Menular Seksual (PMS)
- Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Penyakit Menular Seksual (PMS)?
Penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit infeksi yang menular melalui kontak seksual, baik seks vaginal, oral maupun anal. Penularan penyakit ini bisa melalui darah, sperma, atau cairan tubuh lainnya.
Terkadang, penyakit ini bisa menular melalui kontak fisik intim lainnya. Beberapa PMS, seperti herpes dan HPV, bisa menyebar melalui kontak kulit ke kulit. Selain itu, pemakaian jarum suntik secara berulang atau bergantian di antara beberapa orang juga bisa menularkan penyakit.
Pentingnya melakukan skrining penyakit menular seksual yang terjamin privasinya!
Mudah saja, kamu bisa melakukan Skrining Penyakit Menular Seksual dari rumah dengan layanan Halodoc Home Lab (tersedia di Jabodetabek dan Surabaya).
Layanan homelab ini adalah tes laboratorium atau paket tes HIV dari Halodoc Pengambilan sampelnya oleh tenaga kesehatan tepercaya, serta bisa dilakukan di rumah atau di lokasi mana pun yang kamu pilih.
Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual (PMS)
Ada banyak jenis PMS, berikut adalah beberapa jenis yang paling umum terjadi:
1. Sifilis
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang terjadi akibat infeksi bakteri Treponema pallidum.
Penyakit ini mempunyai gejala berupa munculnya luka pada alat kelamin atau mulut.
Luka ini pada umumnya akan bertahan antara 1-2,5 bulan dengan tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi mudah menular.
Sifilis yang tidak kamu obati bisa menyebabkan kelumpuhan, kebutaan, impotensi dan bahkan terkena masalah pendengaran serta hilangnya nyawa seseorang.
2. Gonore
PMS ini terjadi akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae. Kondisi ini juga banyak orang kenali dengan kencing nanah, karena menyebabkan keluarnya cairan saat buang air kecil yang menyebabkan rasa nyeri pada penis atau vagina.
3. Klamidia
Klamidia merupakan PMS yang paling umum terjadi. Penyakit yang terjadi akibat Clamidia trachomatis ini memang tidak menimbulkan gejala yang signifikan.
Namun, klamidia tetap harus kamu waspadai karena penularannya bisa terjadi tanpa disadari oleh orang yang terinfeksi.
4. Kutil Kelamin
Kutil kelamin merupakan salah satu penyakit yang terjadi akibat virus human papiloma virus di sekitar alat kelamin.
Penyakit ini tidak menimbulkan rasa sakit tetapi biasanya akan muncul rasa gatal dan memerah.
Ada banyak mitos keliru tentang kutil kelamin. Agar tidak terkecoh, simak fakta 5 Mitos Tentang Penyakit Kutil Kelamin yang Perlu Diluruskan
5. HIV
HIV (human immunodeficiency virus) akan menyebar melalui cairan tubuh dan menyerang sistem kekebalan tubuh.
Pada tahap awal, HIV tidak akan menunjukkan gejala, karena virus akan “tidur” sementara waktu.
Virus ini akan menunggu sistem imun melemah, dan dapat berkembang menjadi penyakit acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) yang sangat mematikan.
Kamu juga bisa kunjungi halaman ini untuk mendapatkan informasi lanjutan mengenai kesehatan seksual.
6. Herpes genital
Ini adalah penyakit menular yang terjadi akibat virus herpes simpleks (HSV).
Herpes genital bisa menyebabkan rasa sakit, gatal dan luka di area genital pengidap.
Namun, pengidap bisa juga tidak mengalami gejala, tapi tetap bisa menularkan virus, bahkan ketika tidak memiliki luka yang terlihat.
Selain PMS, kamu juga perlu Waspadai Berbagai Jenis Penyakit Menular yang Umum di Indonesia.
Penyebab Penyakit Menular Seksual (PMS)
PMS bisa terjadi akibat beberapa hal, seperti:
- Bakteri, seperti clamidia trachomatis (klamidia), treponema pallidum (sifilis), neisseria gonorrhoeae (gonore).
- Virus, seperti human papilomavirus (kutil kelamin), human immunodeficiency virus (HIV).
- Parasit, yang menyebar melalui cairan tubuh.
Faktor Risiko Penyakit Menular Seksual (PMS)
Siapa saja yang aktif secara seksual berisiko tertular atau menyebarkan penyakit menular seksual.
Berikut faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit ini:
- Melakukan hubungan seks tanpa kondom. Berhubungan seks secara oral, vaginal, ataupun anal yang tidak aman merupakan faktor utama PMS.
- Memiliki banyak pasangan seksual. Selain itu, aktivitas seksual dengan lebih dari satu pasangan juga dapat meningkatkan risiko terkena PMS.
- Mempunyai riwayat IMS. Memiliki satu infeksi menular seksual membuat penyakit menular seksual lainnya lebih mudah tertular.
- Penyalahgunaan alkohol atau penggunaan obat-obatan rekreasional. Hal ini bisa menurunkan penilaian kamu dan, membuat kamu cenderung meelakukan perilaku berisiko, seperti seks bebas.
- Menggunakan narkoba suntik. Berbagi jarum suntik saat menyuntikkan narkoba dapat menyebarkan banyak infeksi serius. Contohnya adalah HIV, hepatitis B, dan hepatitis C.
- Usia muda. Kasus IMS lebih sering dilaporkan oleh orang berusia 15 hingga 24 tahun daripada mereka yang lebih tua.
Gejala Penyakit Menular Seksual (PMS)
Pada awalnya, sebagian gejala penyakit menular seksual mungkin tidak kamu ketahui.
Meski begitu, terdapat beberapa gejala yang perlu kamu waspadai, di antaranya:
- Mengalami perubahan pada urine.
- Rasa nyeri selama berhubungan seks.
- Kutil atau memar.
- Sakit panggul atau perut bagian bawah.
- Vagina terasa panas atau gatal.
- Keputihan abnormal atau perdarahan vaginal.
- Keluar cairan dari penis.
- Buang air kecil terasa menyakitkan atau panas.
Jika kamu mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, jangan tunda untuk melakukan skrining kesehatan sekarang juga!
Tenang saja, privasi terjaga dengan aman, kamu bisa melakukan Skrining Penyakit Menular Seksual dari rumah dengan layanan Halodoc Home Lab (tersedia di Jabodetabek dan Surabaya).
Layanan homelab ini adalah tes laboratorium atau paket tes dari Halodoc yang pengambilan sampelnya oleh tenaga kesehatan terpercaya.
Nah, tes ini dilakukan di rumah atau di lokasi mana pun yang kamu pilih.
Diagnosis Penyakit Menular Seksual (PMS)
Dokter biasanya memulai diagnosis PMS dengan menanyakan riwayat seksual kamu dan gejala yang kamu alami saat ini.
Bila ahli medis tersebut mencurigai kamu mengidap penyakit menular tersebut, ia mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik atau panggul untuk mencari tanda-tanda infeksi.
Beberapa tanda infeksi adalah ruam, kutil, atau keluarnya cairan.
Selain itu, beberapa tes laboratorium juga bisa dokter rekomendasikan untuk memastikan diagnosis, seperti:
- Sampel urine. Beberapa PMS dapat terkonfirmasi dengan sampel urine.
- Tes darah. Pemeriksaan ini bisa memastikan diagnosis HIV atau sifilis stadium lanjut.
- Sampel cairan. Bila kamu memiliki luka genital terbuka, ahli kesehatan mungkin akan menguji cairan dan sampel dari luka tersebut untuk mendiagnosis jenis infeksinya.
Kini, kamu bisa melakukan Skrining Penyakit Menular Seksual dari rumah dengan layanan Halodoc Home Lab (tersedia di Jabodetabek dan Surabaya).
Layanan homelab ini adalah tes laboratorium atau paket tes dari Halodoc yang pengambilan sampelnya bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional dan terpercaya.
Selain itu, kamu tidak perlu ke rumah sakit karena skrining dilakukan di rumah atau di lokasi mana pun yang kamu pilih.
Praktis bukan? Tunggu apa lagi? Yuk pakai Halodoc sekarang!
Pengobatan Penyakit Menular Seksual (PMS)
Pengobatan untuk penyakit ini bisa berbeda tergantungpenyebabnya. Infeksi menular seksual yang terjadi akibat bakteri umumnya lebih mudah untuk kamu obati.
Sedangkan yang terjadi akibat virus bisa dokter tangani dan obati, tapi tidak selalu bisa sembuh.
Bila kamu sedang hamil dan tertular PMS, penting untuk segera mendapatkan pengobatan untuk mencegah atau mengurangi risiko bayi kamu terinfeksi.
Pengobatan untuk penyakit menular seksual biasanya terdiri dari salah satu hal berikut, tergantung pada infeksinya:
Antibiotik
Obat ini yang biasanya diberikan dalam dosis tunggal, bisa menyembuhkan banyak PMS yang terjadi akibat bakteri atau parasit, seperti gonore, sifilis, klamidia, dan trikomoniasis.
Namun ingat, antibiotik harus kamu habiskan sesuai resep dokter untuk mencegah resistensi bakteri. Selain itu, penting untuk menghindari aktivitas seksual sampai tujuh hari setelah kamu selesai mengonsumsi antibiotik dan luka telah sembuh.
Obat antivirus
Bila kamu terkena herpes atau HIV, dokter mungkin akan meresepkan obat yang mencegah infeksi virus bertambah parah, yang disebut obat antivirus.
Komplikasi Penyakit Menular Seksual (PMS)
Beberapa PMS terkadang tidak menimbulkan gejala, sehingga membuat pengidapnya tak menyadari adanya penyakit tersebut dalam tubuhnya.
PMS yang kamu biarkan tanpa penanganan yang tepat bisa menimbulkan berbagai komplikasi, antara lain:
- Nyeri panggul.
- Komplikasi kehamilan.
- Peradangan mata.
- Radang sendi.
- Penyakit radang panggul.
- Infertilitas.
- Penyakit jantung.
- Kanker servik.
- Kanker dubur.
Bila ibu hamil tertular penyakit menular seksual, maka penyakit tersebut bisa menular ke bayi dan menyebabkan beberapa masalah kesehatan berikut:
- Infeksi.
- Radang paru-paru.
- Meningitis.
- Kebutaan.
- Kehilangan pendengaran.
- Kerusakan otak.
- Kematian.
Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)
Mencegah penularan penyakit ini dapat kamu lakukan dengan cara:
- Hindari melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu orang.
- Rutin menjaga kebersihan vagina.
- Selalu gunakan alat pengaman saat berhubungan intim. Gunakan kondom lateks atau poliuretan baru dengan benar sebelum melakukan tindakan seks apapun.
- Dapatkan vaksinasi. Mendapatkan vaksinasi sebelum berhubungan seks dapat mencegah beberapa jenis penyakit menular seksual. Terdapat vaksin untuk mencegah HPV, hepatitis A dan hepatitis B.
Kapan Harus ke Dokter?
Bila kamu mengalami tanda atau gejala penyakit menular seksual di atas, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter terpercaya ✔️ di Halodoc.
Penanganan yang cepat dan tepat akan menghindari kamu dari komplikasi berbahaya. Dapatkan juga panduan lengkap dari seksolog dan dokter hingga produk kesehatan seksual melalui gambar berikut.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Sexually transmitted disease (STD) symptoms; Genital herpes.
Medline Plus. Diakses pada 2023. Sexually Transmitted Disease.
Medical News Today. Diakses pada 2023. What you need to know about sexually transmitted infections.
Menampilkan hasil untuk:
Penentuan diagnosis dari penyakit menular seksual diawali dengan wawancara medis secara mendetail dan pemeriksaan fisik. Melalui wawancara dokter akan mencari berbagai gejala seperti adanya nyeri berkemih, keluar duh tubuh, demam, dan pembesaran kelenjar di daerah selangkangan. Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat berhubungan penderita. Misalnya pada penjaja seks komersil. Pencarian faktor risiko perlu dilakukan, untuk pencegahan infeksi berulang pada penderita. Pada pemeriksaan fisik, dokter akan mencari adanya bagian kelamin kemerahan dengan tanda radang yang jelas. Pemeriksaan penis atau vagina akan dilakukan secara menyeluruh dan teliti.
Pencegahan penyakit menular seksual dapat diupayakan dengan menghindari perilaku berisiko. Misalnya, tidak melakukan hubungan seksual dengan banyak partner atau bergonta-ganti pasangan. Selain itu, gunakanlah pengaman saat berhubungan.
Deteksi dan penanganan terhadap penyakit menular seksual perlu dilakukan sejak dini. Jika dibiarkan, penyakit menular seksual dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut: 1.Peradangan pada mata 2.Radang sendi 3.Nyeri panggul 4.Radang panggul 5.Infertilitas 6.Penyakit jantung 7.Kanker serviks 8.Kanker anus 9. Abses anus Penyakit menular seksual juga dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan. Beberapa penyakit menular seksual, seperti gonore, chlamydia, HIV, dan sifilis dapat menular dari ibu hamil ke janinnya selama kehamilan atau saat persalinan. Kondisi ini dapat memicu keguguran dan gangguan kesehatan atau cacat lahir pada bayi.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan