Lithium
DAFTAR ISI
- Apa Itu Lithium?
- Manfaat Lithium
- Dosis Lithium
- Hubungi Psikiater Jika Ingin Tahu Penggunaan Lithium
- Cara Penggunaan Lithium
- Perhatian Penggunaan Lithium
- Efek Samping Lithium
- Interaksi Lithium
- Kontraindikasi Lithium
Apa Itu Lithium?
Lithium adalah obat yang diresepkan dokter untuk penderita gangguan bipolar. Obat dapat membantu mencegah dan mengobati manic episode dan depresi dengan menstabilkan suasana hati seseorang.
Gangguan bipolar adalah suatu kondisi yang menyebabkan perubahan cepat pada suasana hati, tingkat energi dan aktivitas, serta konsentrasi seseorang.
Tanpa pengobatan, penyakit ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalankan tugas sehari-hari.
Manfaat Lithium
Obat ini sering digunakan sebagai terapi jangka panjang untuk mengelola gangguan bipolar dengan tujuan mengurangi keparahan manic episode dan depresif, sehingga gejala yang muncul tidak begitu parah.
Penggunaan obat ini bertujuan untuk menstabilkan suasana hati dan meminimalkan perubahan suasana hati yang berlebihan.
Dengan memengaruhi sistem saraf pusat, obat ini membantu seseorang dalam mengontrol emosi mereka dengan lebih efektif.
Selain itu, obat ini juga membantu individu dalam menavigasi dan mengatasi tantangan kehidupan sehari-hari dengan lebih baik, memberikan dukungan yang diperlukan untuk pemulihan yang berkelanjutan.
Dosis Lithium
Dosis obat ini biasanya direkomendasikan dokter atau psikiater sebanyak 2-3 kali sehari, dengan dosis masing-masing sekitar 300-400 mg.
Karena obat ini termasuk dalam kategori obat dengan indeks terapi yang sempit, ini berarti perlu pemantauan kadar dalam darah agar efektif namun tetap aman.
Dengan mengatur dosis dan memantau kadar obat ini secara teratur, dokter dapat memastikan bahwa pasien menerima manfaat terapeutik optimal dari obat ini tanpa risiko efek samping yang tidak diinginkan.
Monitoring ini merupakan bagian penting dari pengelolaan pengobatan Lithium untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya dalam pengobatan gangguan bipolar.
Hubungi Psikiater Jika Ingin Tahu Penggunaan Lithium
Jika kamu atau orang yang kamu sayangi membutuhkan obat ini atau memiliki pertanyaan lebih lanjut, kamu dapat segera menghubungi para ahli di Halodoc.
Berikut adalah beberapa psikiater berpengalaman yang tersedia untuk kamu hubungi.
Para ahli ini juga telah mendapatkan rating yang baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Berikut adalah daftarnya:
- dr. Mariati Sp.KJ
- dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ
- dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ
- dr. Debrayat Osiana Sp.KJ
- dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ
Dengan menggunakan Halodoc, kamu dapat melakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja karena dokter tersedia 24/7!
Jika dokter sedang tidak tersedia atau sedang offline, kamu masih bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Tak perlu khawatir, privasi kamu juga pasti terjaga dengan aman di Halodoc.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Cara Penggunaan Lithium
Obat ini tersedia dalam berbagai bentuk seperti tablet dan larutan yang dapat dikonsumsi sesudah maupun sebelum makan.
Setiap format tersebut memiliki dosis yang bervariasi, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi medis individu.
Jika mengonsumsi obat ini dalam bentuk larutan, gunakan suntikan plastik atau sendok yang disertakan pada kemasan untuk mengukur dosis yang tepat.
Jangan menggunakan sendok teh dapur karena dikhawatirkan tidak mengukur jumlah dosis yang tepat.
Perhatian Penggunaan Lithium
Ketika memulai pengobatan menggunakan obat ini, kamu juga akan menjalani tes darah setiap minggu untuk memastikan tingkat Lithium dalam darah tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Nantinya, psikiater mungkin akan mengubah dosis tergantung pada hasil tes darah.
Setelah didapatkan hasil yang sesuai, tes darah akan dilakukan setiap 3 hingga 6 bulan untuk memeriksa apakah kadar Lithium stabil.
Setelah menemukan dosis yang cocok untuk, biasanya dosis tersebut tetap sama, kecuali jika kondisi kesehatan berubah, atau dokter meresepkan obat lain yang mungkin memengaruhi cara kerja Lithium.
Efek Samping Lithium
Efek samping umum dari penggunaan obat ini biasanya bersifat ringan dan cenderung hilang dengan sendirinya, terutama pada awal penggunaan.
Beberapa gejala yang mungkin muncul meliputi:
- Mual.
- Diare.
- Mulut kering.
- Sensasi rasa logam di mulut
- Gemetar ringan pada tangan.
- Rasa lelah atau mengantuk.
Meskipun demikian, penting untuk terus mengonsumsi obat sesuai resep psikiater.
Namun, jika keparahan efek samping mengalami peningkatan atau jika gejalanya tidak hilang setelah beberapa hari, disarankan untuk berkonsultasi dengan psikiater atau tenaga ahli lainnya.
Peningkatan kadar Lithium dalam darah juga dapat menyebabkan efek samping yang serius.
Hal ini dikarenakan tingkat Lithium yang sangat tinggi dalam darah dapat mengganggu fungsi ginjal dan organ lainnya.
Interaksi Lithium
Sejumlah obat dapat memengaruhi interaksi dan efektivitas Lithium dan dapat mengubah kadar Lithium dalam darah.
Sebelum memulai penggunaan Lithium, konsultasikan terlebih dahulu dengan psikiater atau profesional kesehatan yang berkualifikasi, terutama jika sedang mengonsumsi:
- Obat diuretik, seperti furosemide atau bendroflumethiazide, yang meningkatkan frekuensi buang air kecil.
- Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), yang sering dokter resepkan untuk meredakan rasa sakit dan peradangan, seperti aspirin, ibuprofen, celecoxib, atau diklofenak.
- Obat-obatan yang dokter resepkan untuk masalah jantung atau hipertensi, seperti enalapril, lisinopril, atau ramipril (ACE inhibitor).
- Beberapa jenis obat yang dokter resepkan untuk mengobati depresi, seperti fluvoxamine, paroxetine, atau fluoxetine.
- Antibiotik tertentu, seperti oksitetrasiklin, metronidazol, kotrimoksazol, atau trimetoprim.
- Obat-obatan untuk mengobati epilepsi, seperti karbamazepin atau fenitoin.
Selalu konsultasikan dengan psikiater sebelum memulai atau menghentikan penggunaan obat apa pun untuk memastikan pengelolaan yang aman dan efektif dari pengobatan.
Kontraindikasi Lithium
Obat ini mungkin tidak cocok bagi beberapa individu. Untuk memastikan keamanannya, penting untuk memberi tahu dokter sebelum memulai penggunaannya apabila mengalami kondisi berikut:
- Pernah mengalami reaksi alergi terhadap obat ini atau obat lain.
- Mengidap penyakit jantung.
- Mengalami masalah ginjal yang parah.
- Memiliki kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme) yang tidak terobati.
- Memiliki kadar natrium rendah dalam tubuh, yang dapat terjadi akibat dehidrasi atau pola makan rendah natrium.
- Mengidap penyakit Addison, suatu kelainan langka pada kelenjar adrenal.
- Memiliki kondisi jantung langka yakni sindrom Brugada, atau jika ada anggota keluarga yang mengidap kondisi tersebut.
- Memerlukan operasi.
- Sedang merencanakan kehamilan, sedang hamil, atau menyusui.
Sebelum meresepkan obat ini, dokter akan melakukan serangkaian tes darah untuk memeriksa fungsi ginjal dan tiroid.
Dokter juga akan memantau berat badan dan terus memeriksanya selama pengobatan.
Jika memiliki penyakit jantung, dokter mungkin juga akan melakukan tes yang mengukur aktivitas listrik jantung (elektrokardiogram).
Itulah tadi informasi seputar Lithium, untuk informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk menggunakan layanan tanya dokter di Halodoc.
Tidak perlu khawatir dalam mencari bantuan bagi masalah kesehatan mental kamu, karena privasi kamu terjaga dengan aman.
Tunggu apalagi? Yuk, pakai Halodoc sekarang!
Referensi:
NHS. Diakses pada 2024. Lithium.
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Lithium (Oral Route).
Medical News Today. Diakses pada 2024. What to Know About Lithium.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan