halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Oppositional Defiant Disorder (ODD)

REVIEWED_BY  dr. Fadhli Rizal Makarim  
undefinedundefined

ODD (Oppositional Defiant Disorder) adalah kondisi ketika seorang anak menampilkan pola yang terus-menerus dari suasana hati yang marah atau mudah tersinggung, perilaku menantang atau argumentatif, dan balas dendam terhadap orang-orang yang berkuasa.

Perilaku anak dengan ODD sering mengganggu aktivitas sehari-hari anak yang normal, termasuk aktivitas dalam keluarga dan di sekolah. Banyak anak-anak dan remaja dengan ODD memiliki masalah perilaku lainnya, seperti gangguan perhatian defisit, ketidakmampuan belajar, gangguan mood (seperti depresi), dan gangguan kecemasan. Beberapa anak dengan ODD terus mengembangkan gangguan perilaku yang lebih serius yang disebut gangguan perilaku.

Penyebab ODD

Sampai saat ini penyebab pasti dari oppositional defiant disorder belum diketahui secara pasti. Namun, para peneliti  meyakini bahwa penyebab gangguan ODD adalah kombinasi kompleks dari faktor biologis, genetik, dan lingkungan. 

Faktor Risiko ODD

Beberapa faktor yang diduga dapat memicu terjadi ODD adalah:

  • Faktor Genetik

Penelitian menunjukkan bahwa genetik menyumbang sekitar 50 persen dari perkembangan ODD. Banyak anak dan remaja dengan ODD memiliki anggota keluarga dekat dengan kondisi kesehatan mental. Seperti gangguan suasana hati, gangguan kecemasan, dan gangguan kepribadian. 

Selain itu, banyak anak dan remaja dengan ODD juga memiliki kondisi kesehatan mental lainnya. Seperti ADHD, depresi dan kecemasan, yang menunjukkan hubungan genetik antara kondisi tersebut. 

  • Faktor Biologis

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perubahan pada area tertentu di otak dapat menyebabkan gangguan perilaku. Selain itu, ODD dikaitkan dengan masalah dengan neurotransmiter tertentu, yang membantu sel-sel saraf di otak berkomunikasi satu sama lain. Jika bahan kimia ini tidak seimbang atau tidak berfungsi dengan baik, pesan mungkin tidak sampai ke otak dengan benar yang menyebabkan gejala. 

  • Faktor Lingkungan

Memiliki kehidupan keluarga yang bermasalah, kekerasan pada masa kanak-kanak, dan pola asuh yang tidak konsisten, semuanya dapat berkontribusi pada perkembangan ODD. Selain itu, penolakan teman sebaya, tergabung dalam kelompok sebaya yang menyimpang, kemiskinan, kekerasan lingkungan, dan faktor sosial ekonomi yang tidak stabil juga dapat berkontribusi pada perkembangan ODD.

Gejala ODD

Tanda-tanda ODD umumnya dimulai selama tahun-tahun prasekolah. Kadang-kadang ODD dapat berkembang kemudian, tetapi hampir selalu sebelum masa remaja awal. Perilaku ini menyebabkan rusaknya hubungan dengan keluarga, kegiatan sosial, sekolah dan pekerjaan. 

Pedoman Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), diterbitkan oleh American Psychiatric Association, memberikan kriteria yang menjadi diagnosis anak terkena ODD. Kriteria DSM-5 termasuk gejala emosional dan perilaku yang bertahan setidaknya enam bulan. 

Berikut adalah gejala dan tanda kriteria ODD;

  • Suasana marah dan mudah tersinggung.
  • Sering kali dan mudah kehilangan kesabaran.
  • Sering sensitif dan mudah terganggu oleh orang lain.
  • Sering marah dan kesal.
  • Perilaku argumentatif dan menantang.
  • Sering berdebat dengan orang dewasa atau orang yang berwenang.
  • Sering secara aktif menentang atau menolak untuk mematuhi permintaan atau aturan orang dewasa.
  • Sering kali sengaja mengganggu atau mengganggu orang.
  • Menyalahkan orang lain atas kesalahan atau kesalahannya.
  • Ketidakpastian.
  • Sering dengki atau pendendam.
  • Telah menunjukkan perilaku dengki atau pendendam setidaknya dua kali dalam enam bulan terakhir.

Diagnosis ODD

Untuk menentukan apakah seseorang memiliki gangguan ODD, profesional kesehatan mental akan melakukan evaluasi psikologis yang komprehensif. ODD sering terjadi bersama dengan masalah kesehatan perilaku atau mental lainnya, sehingga gejalanya sulit dibedakan dari yang terkait dengan masalah lain.

Evaluasi anak dapat mencakup:

  • Penilaian termasuk kesehatan secara keseluruhan, frekuensi dan intensitas perilaku.
  • Emosi dan perilaku di berbagai pengaturan dan hubungan.
  • Situasi dan interaksi keluarga.
  • Strategi yang telah dicoba mengelola perilaku masalah.
  • Adanya gangguan kesehatan mental, belajar atau komunikasi lainnya.

Penanganan ODD

Perawatan yang tepat dapat membantu memperbaiki gejala ODD dan kualitas hidup pengidap. 

1. Terapi Individu

Terapi individu dengan profesional kesehatan mental menciptakan kesempatan untuk mempelajari metode baru dalam mengatur emosi dan perilaku, termasuk keterampilan untuk:

  • Mengelola amarah.
  • Berkomunikasi secara efektif.
  • Mengontrol impuls.
  • Menyelesaikan masalah.
  • Mengatasi frustasi dan stres.

2. Terapi Keluarga

Terapi keluarga dapat mendukung semua anggota keluarga dengan mengajarkan strategi produktif, untuk menangani dan mengelola perilaku yang berhubungan dengan ODD. Profesional terapi keluarga juga dapat menawarkan lebih banyak dukungan kepada keluarga dengan belajar dan menggunakan teknik pengasuhan yang efektif. Termasuk disiplin yang konsisten dan penguatan positif.

3. Pelatihan Orangtua

Perawatan untuk ODD mungkin juga mencakup program yang dirancang khusus untuk mengajarkan keterampilan baru kepada orangtua. Hal tersebut bermanfaat agar orangtua dapat berinteraksi secara lebih efektif dengan anak dan memberikan disiplin yang lebih konstruktif. 

4. Intervensi Di Sekolah

Dukungan di sekolah juga dapat bermanfaat bagi siswa dengan ODD. Hal ini dapat berasal dari guru, konselor bimbingan, dan staf sekolah lainnya. Intervensi sekolah mungkin berupa:

  • Menawarkan istirahat saat dibutuhkan untuk memberi siswa ruang untuk mengelola perasaan kewalahan dan frustasi.
  • Mengubah tempat duduk di kelas.
  • Membantu menghubungkan siswa dengan teman-teman yang mendukung.
  • Mendorong perilaku positif di kelas dan dengan teman sebaya melalui penguatan positif. 
  • Membuat rencana untuk mendukung kesulitan belajar dan gejala kesehatan mental. 

5. Obat-obatan

Tidak ada obat yang secara khusus mengobati ODD. Namun, beberapa obat dapat membantu mengatasi gejala yang muncul bersamaan. Psikiater mungkin akan meresepkan:

  • Antidepresan.
  • Antipsikotik.
  • Stimulan.

Komplikasi ODD

ODD sering membaik seiring bertambahnya usia anak, terutama ketika gejalanya ringan atau sedang. Baik dukungan keluarga dan terapi dapat membuat perbedaan besar dalam mengatasi ODD pada anak. 

Hanya saja, tanpa perawatan profesional dan pengasuhan yang suportif, gejala ODD sering kali memburuk. Orang dengan kondisi ini dapat mengalami komplikasi berupa:

  • Merasa sulit untuk mempertahankan hubungan sosial.
  • Memiliki konflik reguler dan masalah lain di sekolah.
  • Mengalami kesulitan untuk berhasil di sekolah atau pekerjaan.

Dalam beberapa kasus, ODD yang terjadi pada anak remaja dan orang dewasa bisa mendorong mereka menyalahgunakan zat-zat terlarang. Bahkan, hal tersebut menyebabkan pengidapnya berpotensi tinggi melakukan percobaan bunuh diri. 

Selain itu, gangguan perilaku dan kondisi kesehatan mental lain yang biasanya didiagnosis pada anak-anak, merupakan komplikasi potensial lain dari ODD. Beberapa anak dengan ODD terus mengembangkan kondisi ini, yang melibatkan perilaku yang lebih parah dan agresif. 

Pencegahan ODD

Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari dan menjauhi sikap oposisi dengan strategi berikut:

  • Kenali dan puji perilaku positif anak.
  • Memberikan instruksi yang jelas dan efektif.
  • Siapkan rutinitas dengan mengembangkan jadwal harian yang konsisten untuk anak.
  • Bangun waktu bersama dengan mengembangkan jadwal mingguan yang konsisten, yang melibatkan anak dan orangtua.
  • Bekerja sama dengan pasangan atau orang lain di rumah untuk memastikan prosedur disiplin yang konsisten dan tepat.
  • Menetapkan tugas rumah tangga yang harus diselesaikan oleh anak.

Kapan Harus ke Dokter?

Ibu harus memperhatikan kondisi anak, jika anak menunjukkan gejala ODD dan berpengaruh pada aktivitas sehari-hari dan juga saat di sekolah, sebaiknya segera menemui dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat. Untuk mendapatkan bantuan ahlinya, Ibu bisa download Halodoc untuk berbicara dengan psikolog anak melalui chat.

Jaga kesehatan mentalmu bersama Psikolog di Halodoc
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Oppositional defiant disorder (ODD)
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Oppositional Defiant Disorder (ODD)
Healthline. Diakses pada 2022. Understanding Oppositional Defiant Disorder

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp