
DAFTAR ISI:
- Apa Itu Operasi Bariatrik?
- Tujuan Operasi Bariatrik
- Manfaat Operasi Bariatrik
- Jenis-Jenis Operasi Bariatrik
- Kapan Harus Melakukan Operasi Bariatrik?
- Siapa Saja Kandidat Operasi Bariatrik?
- Persiapan Operasi Bariatrik
- Prosedur Operasi Bariatrik
- Risiko Operasi Bariatrik
- Pemulihan Pasca Operasi Bariatrik
- Di Mana Melakukan Operasi Bariatrik?
- Pertanyaan Umum Seputar Operasi Bariatrik
Apa Itu Operasi Bariatrik?
Obesitas menjadi masalah kesehatan global yang semakin meningkat.
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sejak tahun 1975, obesitas di seluruh dunia telah meningkat hampir tiga kali lipat.
Kondisi ini meningkatkan risiko berbagai penyakit serius, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, stroke, dan beberapa jenis kanker.
Operasi bariatrik adalah prosedur bedah yang bertujuan untuk membantu menurunkan berat badan pada orang yang mengalami obesitas parah.
Tujuan Operasi Bariatrik
Operasi bariatrik adalah pengobatan jangka panjang untuk obesitas kelas III. Menurut ahli, sebagian besar pengidap obesitas kelas III tidak bisa menurunkan berat badan dengan diet dan olahraga saja.
Prosedur ini bekerja dengan mengubah sistem pencernaan, baik dengan mengurangi ukuran lambung atau mengubah cara usus menyerap makanan.
Dengan kata lain, operasi bariatrik adalah suatu tindakan medis yang dilakukan untuk membantu pasien dengan obesitas morbid mencapai penurunan berat badan yang signifikan dan memperbaiki kesehatan mereka secara keseluruhan.
Yuk, Mengenal Operasi Bariatrik untuk Menurunkan Berat Badan.
Manfaat Operasi Bariatrik
Operasi bariatrik menawarkan berbagai manfaat kesehatan yang signifikan bagi mereka yang memenuhi syarat. Lebih dari sekadar penurunan berat badan, prosedur ini dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Berikut adalah beberapa manfaat utama dari operasi bariatrik:
- Penurunan berat badan jangka panjang: Operasi bariatrik dapat membantu mencapai penurunan berat badan yang signifikan dan mempertahankannya dalam jangka panjang.
- Peningkatan kondisi kesehatan terkait obesitas: Operasi ini dapat memperbaiki atau bahkan menyembuhkan berbagai masalah kesehatan yang terkait dengan obesitas, seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, sleep apnea, dan kadar kolesterol tinggi.
- Peningkatan kualitas hidup: Penurunan berat badan dapat meningkatkan mobilitas, energi, suasana hati, dan kepercayaan diri.
- Umur panjang: Penelitian menunjukkan bahwa operasi bariatrik dapat meningkatkan harapan hidup pada orang dengan obesitas parah.
Jenis-Jenis Operasi Bariatrik
Proses pembedahan bisa berlangsung beberapa jam, tergantung jenis operasinya. Berikut jenis-jenis operasi bariatrik:
1. Bypass Lambung
Operasi bariatrik yang paling umum dilakukan adalah metode bypass lambung. Caranya dengan mengurangi kemampuan perut untuk menampung makanan dan mengurangi penyerapan nutrisi.
Dokter bedah memotong bagian atas perut dan menutupnya dari sisa perut. Kantung yang dihasilkan biasanya hanya sebesar kenari yang hanya mampu menampung sekitar satu 30 gram makanan. Normalnya, perut bisa menampung sekitar tiga liter makanan.
Kemudian, ahli bedah memotong usus kecil dan menjahit sebagian ke kantong. Makanan kemudian masuk ke kantong kecil tersebut dan langsung masuk ke usus halus.
Normalnya, makanan perlu melewati lambung dan bagian pertama usus kecil. Setelah menjalani operasi, makanan akan langsung masuk langsung ke bagian tengah usus kecil.
2. Sleeve Gastrektomi
Metode ini dilakukan dengan mengangkat 80 persen bagian perut dan hanya menyisakan kantong panjang seperti tabung.
Tujuannya sama, mengurangi jumlah makanan yang bisa ditampung oleh perut. Cara ini juga bisa mengurangi produksi hormon ghrelin pengatur nafsu makan.
Bedanya dengan bypass lambung, gastrektomi bisa memberikan hasil yang signifikan dan tidak ada perubahan rute usus. Waktu rawat inapnya juga cenderung lebih singkat ketimbang metode lain.
3. Duodenal Switch
Metode ini terbagi menjadi dua prosedur. Prosedur pertama mirip dengan gastrektomi. Sedangkan operasi kedua untuk menghubungkan bagian ujung usus ke duodenum dekat perut.
Sama seperti kedua metode sebelumnya, tujuannya untuk mengurangi jumlah makanan yang bisa ditampung perut sekaligus mengurangi penyerapan nutrisi.
Sayangnya, tindakan ini berisiko menyebabkan malnutrisi dan kekurangan vitamin pada pasien.
Kapan Harus Melakukan Operasi Bariatrik?
Tindakan ini umumnya ditujukan untuk seseorang yang mengidap obesitas kelas III. Ciri-cirinya yaitu:
- Memiliki BMI 40 atau lebih tinggi.
- BMI mencapai 35 dan memiliki masalah kesehatan terkait kelebihan berat badan.
Pengidapnya perlu melakukan beberapa tes medis untuk mendiagnosis kondisi kesehatan yang berhubungan dengan obesitas.
Siapa Saja Kandidat Operasi Bariatrik?
Tidak semua orang dengan masalah berat badan berlebih bisa menjadi kandidat untuk operasi bariatrik. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu:
- Indeks Massa Tubuh (IMT) 40 atau lebih.
- IMT 35 atau lebih dengan masalah kesehatan serius terkait obesitas, seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, sleep apnea, atau penyakit jantung.
- Telah mencoba berbagai cara menurunkan berat badan lainnya, seperti diet dan olahraga, tetapi tidak berhasil.
- Memiliki komitmen untuk mengubah gaya hidup setelah operasi, termasuk mengikuti pola makan sehat dan berolahraga secara teratur.
- Memahami risiko dan manfaat dari operasi bariatrik.
Persiapan Operasi Bariatrik
Sebelum menjalani operasi bariatrik, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan untuk memastikan keberhasilan prosedur dan pemulihan yang optimal.
Persiapan ini meliputi:
- Evaluasi medis: Pasien akan menjalani serangkaian pemeriksaan medis untuk menilai kondisi kesehatan secara keseluruhan dan memastikan bahwa mereka memenuhi syarat untuk operasi.
- Konsultasi gizi: Ahli gizi akan memberikan panduan tentang perubahan pola makan yang perlu dilakukan sebelum dan sesudah operasi.
- Evaluasi psikologis: Evaluasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasien siap secara mental dan emosional untuk menghadapi perubahan gaya hidup yang akan terjadi setelah operasi.
- Berhenti merokok dan minum alkohol: Merokok dan minum alkohol dapat meningkatkan risiko komplikasi selama dan setelah operasi.
- Menghentikan obat-obatan tertentu: Beberapa obat-obatan, seperti pengencer darah, perlu dihentikan sementara sebelum operasi.
Prosedur Operasi Bariatrik
Operasi bariatrik biasanya dilakukan dengan teknik laparoskopi, yaitu menggunakan sayatan kecil dan kamera untuk memandu operasi. Teknik ini memungkinkan pemulihan yang lebih cepat dan mengurangi risiko komplikasi.
Secara umum, prosedur operasi bariatrik melibatkan langkah-langkah berikut:
- Pasien diberikan anestesi umum.
- Dokter bedah membuat beberapa sayatan kecil di perut.
- Kamera dan instrumen bedah dimasukkan melalui sayatan tersebut.
- Dokter bedah melakukan prosedur yang sesuai dengan jenis operasi yang dipilih.
- Sayatan ditutup dengan jahitan atau staples.
Lama operasi bariatrik bervariasi tergantung pada jenis operasi yang dilakukan, tetapi biasanya berlangsung antara 1 hingga 3 jam.
Risiko Operasi Bariatrik
Seperti semua prosedur bedah, operasi bariatrik juga memiliki risiko. Risiko ini dapat bervariasi tergantung pada jenis operasi yang dilakukan, kondisi kesehatan pasien, dan faktor-faktor lainnya.
Beberapa risiko yang mungkin terjadi setelah operasi bariatrik meliputi:
- Perdarahan.
- Infeksi.
- Pembekuan darah.
- Kebocoran pada saluran pencernaan.
- Mual, muntah, dan diare.
- Sindrom dumping (makanan terlalu cepat masuk ke usus kecil).
- Kekurangan nutrisi.
- Batu empedu.
- Hernia.
Penting untuk mendiskusikan risiko dan manfaat operasi bariatrik dengan dokter bedah sebelum memutuskan untuk menjalani prosedur ini.
Jadi, sebelum memutuskan untuk melakukan operasi bariatrik, ketahui 6 Risiko dari Operasi Bariatrik untuk Menurunkan Berat Badan.
Pemulihan Pasca Operasi Bariatrik
Setelah operasi bariatrik, pasien perlu menjalani rawat inap di rumah sakit selama beberapa hari. Selama masa pemulihan, pasien akan dipantau secara ketat untuk memastikan tidak ada komplikasi.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan selama masa pemulihan:
- Pola makan: Pasien harus mengikuti diet cair atau makanan lunak selama beberapa minggu pertama setelah operasi. Secara bertahap, makanan padat dapat diperkenalkan kembali.
- Suplemen: Pasien mungkin perlu mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral untuk mencegah kekurangan nutrisi.
- Olahraga: Olahraga teratur penting untuk membantu menurunkan berat badan dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.
- Kontrol rutin: Pasien perlu menjalani kontrol rutin dengan dokter bedah dan ahli gizi untuk memantau perkembangan dan mengatasi masalah yang mungkin timbul.
Di Mana Melakukan Operasi Bariatrik?
Operasi bariatrik hanya bisa dilakukan di rumah sakit tertentu yang menyediakan fasilitas ini.
Jika kamu punya pertanyaan lain seputar operasi penurunan berat badan, hubungi dokter lewat aplikasi Halodoc saja.
Dokter yang ahli di bidangnya akan menjawab pertanyaan kamu sekaligus memberikan solusi terbaik.
Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.
Produknya 100% asli original dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.
Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Diperbarui pada 16 September 2025.
Referensi:
P2PTM Kemenkes. Diakses pada 2025. Melawan Obesitas dengan Bariatric Surgery.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Bariatric surgery.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Bariatric surgery.
Pertanyaan Umum Seputar Operasi Bariatrik
- Apakah operasi bariatrik aman?
Operasi bariatrik umumnya aman, tetapi seperti semua prosedur bedah, ada risiko yang perlu dipertimbangkan.
- Berapa banyak berat badan yang bisa hilang setelah operasi bariatrik?
Penurunan berat badan setelah operasi bariatrik bervariasi tergantung pada jenis operasi yang dilakukan dan komitmen pasien untuk mengubah gaya hidup. Rata-rata, pasien dapat kehilangan 50-70% dari berat badan berlebih mereka dalam 1-2 tahun setelah operasi.
- Apakah operasi bariatrik bisa dilakukan pada remaja?
Operasi bariatrik dapat dipertimbangkan untuk remaja dengan obesitas parah yang memenuhi kriteria tertentu.
- Apakah ada efek samping jangka panjang dari operasi bariatrik?
Beberapa efek samping jangka panjang yang mungkin terjadi setelah operasi bariatrik meliputi kekurangan nutrisi, sindrom dumping, dan batu empedu.


