halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Parental Alienation Syndrome

REVIEWED_BY  dr. Caisar Dewi Maulina  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu Parental Alienation Syndrome?
  2. Penyebab Parental Alienation Syndrome
  3. Faktor Risiko Parental Alienation Syndrome
  4. Gejala Parental Alienation Syndrome
  5. Hubungi Psikolog Ini di Halodoc Jika Butuh Bantuan 
  6. Diagnosis Parental Alienation Syndrome
  7. Pengobatan Parental Alienation Syndrome
  8. Komplikasi Parental Alienation Syndrome
  9. Pencegahan Parental Alienation Syndrome

Apa Itu Parental Alienation Syndrome?

Parental alienation syndrome atau sindrom keterasingan orang tua (PAS) adalah istilah yang diciptakan oleh psikiater forensik Richard Gardner. Istilah ini dipergunakan untuk menggambarkan fenomena ketika anak-anak berbalik melawan satu orang tua, biasanya sebagai akibat dari perceraian atau perebutan hak asuh yang sengit. 

Fenomena ini dapat terjadi ketika salah satu orang tua menggunakan sejumlah strategi. Seperti cuci otak, mengasingkan, atau indoktrinasi anak untuk menjauhi mereka dari salah satu orang tua.

Manifestasi utamanya adalah kampanye orang tua untuk memfitnah anak terhadap orang tua, tanpa dasar yang jelas.

Orang tua ini disebut sebagai alienator, sedangkan orang tua yang diasingkan disebut sebagai orang tua alienated.

Penyebab Parental Alienation Syndrome

Penyebab utama keterasingan orang tua adalah ketika salah satu orang tua mendiskreditkan orang tua lainnya kepada seorang anak.

Sebagai contoh, mungkin seorang ibu memberitahu anaknya bahwa ayah mereka tidak menyayangi atau tidak ingin melihat mereka.

Contoh lainnya adalah ketika seorang ayah memberitahu anaknya bahwa ibu mereka lebih memilih keluarga barunya jika terjadi perceraian dan ibunya menikah lagi dengan orang lain.

Tuduhan bisa ringan atau bisa menjadi sangat parah. Namun, segala tuduhan sama-sama mendistorsi atau mengacaukan persepsi anak tentang orang tua mereka.

Pahami lebih dalam Penyebab Parental Alienation Syndrome pada Anak ini.

Faktor Risiko Parental Alienation Syndrome

Pada dasarnya fenomena parental alienation syndrome dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat menimbulkan fluktuasi dinamika hubungan orang tua, yaitu: 

  • Perceraian dan perebutan hak asuh anak. 
  • Ketidakharmonisan hubungan orang tua yang berujung pada pertengkaran pasangan secara tidak sehat. 

Gejala Parental Alienation Syndrome

Ada delapan gejala atau kriteria yang dapat muncul akibat parental alienation syndrome, antara lain: 

  1. Anak terus-menerus dan tidak adil mengkritik orang tua yang terasing. Terkadang fenomena ini juga disebut sebagai kampanye pencemaran nama baik.
  2. Anak tersebut tidak memiliki bukti kuat, contoh spesifik, atau pembenaran atas kritik yang dilontarkan kepada salah satu orang tua yang diasingkan. 
  3. Perasaan anak tentang orang tua yang terasing tidak objektif karena semuanya bersifat negatif.
  4. Anak mengklaim bahwa semua kritik adalah kesimpulan mereka sendiri dan berdasarkan pemikiran independen mereka sendiri. Namun, pada kenyataannya, orang tua yang mengasingkanlah yang mendoktrin anak dengan pemikiran tersebut. 
  5. Bagi anak yang dimanipulasi oleh orang tua alienator, dirinya akan memiliki dukungan yang tinggi terhadap orang tua pengasing. 
  6. Anak tidak merasa bersalah ketika menganiaya atau membenci orang tua yang terasing.
  7. Anak menggunakan istilah dan frasa yang tampaknya dipinjam dari bahasa orang dewasa ketika mengacu pada situasi yang tidak pernah terjadi atau terjadi sebelum ingatan anak.
  8. Perasaan benci anak terhadap orang tua yang diasingkan meluas hingga mencakup anggota keluarga lain yang terkait dengan orang tua tersebut. Misalnya, kakek nenek atau sepupu dari pihak keluarga tersebut.

Gardner kemudian menambahkan bahwa untuk mendapatkan diagnosis PAS, anak harus memiliki ikatan yang kuat dengan alienator dan sebelumnya telah memiliki ikatan yang kuat dengan pengasing tersebut.

Dia juga mengatakan anak tersebut harus menunjukkan perilaku negatif saat bersama orang tua yang diasingkan dan mengalami kesulitan dengan transisi hak asuh.

Fakta Tentang Parental Alienation Syndrome
Tidak semua alienator menyadari bahwa mereka sedang melakukan manipulasi. Beberapa mungkin benar-benar percaya bahwa mereka sedang melindungi anak mereka dari bahaya.

Hubungi Psikolog Ini di Halodoc Jika Butuh Bantuan 

Jika butuh saran terkait kondisi parental alienation syndrome, jangan ragu untuk bicara  dengan psikolog di Halodoc.

Mereka bisa memberikan saran yang dibutuhkan. Berikut pilihan psikolog yang bisa ibu hubungi.

Mereka juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang telah ditangani sebelumnya: 

1. Risvi Rayhani S.Psi, M.Psi, Psikolog

Risvi Rayhani S.Psi, M.Psi merupakan psikolog klinis anak dan remaja yang mendapat gelarnya dari Fakultas Psikologi Universitas Semarang pada 2013 dan Unika Soegijapranata pada 2021. 

Risvi Rayhani S.Psi, M.Psi, Psikolog berpraktik di Kota Semarang, Jawa Tengah, dan tergabung sebagai anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).

Dengan pengalaman 2 tahun yang dimiliki, ia mampu memberikan layanan konsultasi di Halodoc seputar parental alienation syndrome maupun kondisi lain.

Chat Risvi Rayhani S.Psi, M.Psi, Psikolog mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc

2. Eny Dwi Harsiwi S.Psi, M.Psi, Psikolog

Ibu juga bisa memilih Eny Dwi Harsiwi S.Psi, M.Psi untuk bertanya seputar parental alienation syndrome.

Eny Dwi Harsiwi S.Psi, M.Psi adalah lulusan Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro pada 2016 dan Unika Soegijapranata pada 2022. 

Saat ini, ia berpraktik di Kota Semarang, Jawa Tengah, dan tergabung sebagai anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).

Dengan pengalaman 2 tahun yang dimiliki, Eny Dwi Harsiwi S.Psi, M.Psi bisa memberikan layanan konsultasi di Halodoc seputar parental alienation syndrome.

Chat Eny Dwi Harsiwi S.Psi, M.Psi, Psikolog mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc

Itulah berbagai daftar psikolog yang bisa ibu hubungi untuk bertanya seputar parental alienation syndrome.

Tak perlu khawatir jika psikolog atau dokter sedang tidak tersedia atau offline. 

Sebab, ibu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.

Ayo hubungi psikolog di Halodoc sekarang juga!

Diagnosis Parental Alienation Syndrome

Parental Alienation Syndrome sebenarnya bukanlah diagnosis medis resmi. Artinya, diagnosis untuk mendeteksi kondisi ini secara spesifik belum dapat dilakukan.

Meski begitu, anak-anak dapat didiagnosis terkait gejala yang ditunjukan oleh mereka.

Nantinya, psikolog akan berusaha mencari akar permasalahannya dan memberikan pemikiran atau afirmasi positif kepada anak yang terdampak. 

Pengobatan Parental Alienation Syndrome

Hingga saat ini, tidak ada pengobatan yang dapat dilakukan untuk menangani PAS karena beberapa alasan. Pertama, PAS bukanlah diagnosis medis resmi.

Kemudian, jika PAS adalah kondisi yang diakui secara medis gejala dan keparahannya akan sangat berbeda pada tiap individu. 

Dalam beberapa situasi, terapi untuk menyatukan kembali anak dengan orang tua yang terasing dapat membantu.

Dalam kasus lain, memaksa seorang anak untuk menjalani terapi reunifikasi semacam ini malah dapat menimbulkan trauma. 

Menemukan pusat konseling keluarga terkemuka dan terapis berkualitas dan psikolog anak mungkin merupakan tempat terbaik untuk memulai.

Selain itu, perawatan perlu disesuaikan dengan situasi khusus keluarga, usia perkembangan anak, dan faktor lainnya akan ikut berperan.

Sebagai permulaan, bicarakan dengan dokter anak tentang spesialis kesehatan mental anak yang mereka rekomendasikan.

Komplikasi Parental Alienation Syndrome

Satu studi pada 2016 mensurvei 109 individu usia kuliah dan menemukan hubungan yang signifikan antara perilaku mengasingkan orang tua dan perilaku mereka yang telah terasing.

Dengan kata lain, anak-anak yang tunduk pada situasi pengasingan orang tua atau diasingkan keluarga dapat tumbuh dengan perilaku yang sama seperti si pengasing.

Tanpa konseling atau penanganan secara psikologis, anak-anak yang terasing dari satu orang tua dapat mengalami dampak emosional pemisahan keluarga, seperti:

  • Mengalami peningkatan kemarahan.
  • Memiliki perasaan pengabaian yang meningkat, atau bahkan kebutuhan dasarnya diabaikan saat terjebak di tengah pertengkaran orang tua mereka.
  • Mempelajari pola destruktif yang mereka sampaikan kepada orang lain.
  • Mengambil pandangan miring tentang realitas dan cenderung berbohong tentang orang lain.
  • Menjadi agresif dengan orang lain karena mempelajari mentalitas “kita vs. mereka”.
  • Melihat hal-hal sebagai sangat “hitam dan putih”.
  • Kurang empati dalam aspek kehidupan sosial.

Pahami juga tentang Dampak Psikologis Anak yang Ditelantarkan berikut ini.

Pencegahan Parental Alienation Syndrome

Pada dasarnya tidak ada cara yang efektif untuk mencegah parental alienation syndrome. Sebab, orang tua yang bercerai atau bertengkar setiap harinya berperan penting dalam membentuk terjadinya fenomena ini. 

Kendati demikian, orang tua dapat mengatur dinamika keluarga untuk membantu menjaga agar PAS tidak memengaruhi banyak orang.

Mulai dari anak-anak mereka, orang-orang terdekatl, dan anggota keluarga besar. Orang tua dapat membantu mencegah parental alienation syndrome dengan:

  • Mendorong komunikasi terbuka antara semua anggota keluarga dan pihak-pihak yang terlibat sehingga tidak ada ruang untuk rahasia.
  • Mempertimbangkan hak asuh penuh jika merasa mantan pasangan meracuni anak untuk menjauhimu dan pihak keluargamu. Keterasingan orang tua dapat menyebabkan perubahan dalam hak asuh.
  • Tetap aktif terlibat dalam kehidupan anak. Hal ini dapat ditunjukkan melalui minat dan kehadiran di kegiatan sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler anak.
  • Menghindari godaan untuk meremehkan orang tua lain atau mengeluh tentang tindakan orang tua lain kepada anak.
  • Mencari bantuan profesional konseling keluarga untuk meminimalkan risiko PAS. Selain itu, melakukan mediasi perceraian dengan seorang profesional juga direkomendasikan.

Jika kamu adalah seorang orang tua yang baru saja mengalami perceraian, dan melihat indikasi PAS pada anak, segeralah ajak anak untuk melakukan konseling.

Kamu juga bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk berbicara dengan psikolog atau psikiater kapan dan di mana saja. Yuk, klik gambar berikut untuk berbicara dengan psikolog sekarang:

chat dengan dokter
Diperbarui pada 17 Januari 2025
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2025. What Is Parental Alienation Syndrome?
Psych Central. Diakses pada 2025. What is Parental Alienation Syndrome (PAS)?
Choosing Therapy. Diakses pada 2025. Parental Alienation Syndrome: What it Is and 10 Signs to Watch For. 

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp