halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Pemeriksaan Feses

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  • Apa itu Pemeriksaan Feses?
  • Tujuan dan Indikasi Pemeriksaan Feses
  • Penyakit yang dapat Dideteksi dari Pemeriksaan Feses
  • Peringatan Pemeriksaan Feses
  • Beragam Pilihan Pemeriksaan Feses
  • Sebelum Pemeriksaan Feses
  • Prosedur Pemeriksaan Feses
  • Setelah Pemeriksaan Feses
  • Efek Samping Pemeriksaan Feses
  • Biaya dan Tempat Melakukan Pemeriksaan Feses

Apa itu Pemeriksaan Feses?

Pemeriksaan feses direkomendasikan dokter saat mengalami gangguan pencernaan. Prosedur dapat membantu mendiagnosis gangguan yang terjadi pada sistem pencernaan. Misalnya, infeksi parasit, virus, atau bakteri. 

Selain itu, pemeriksaan feses juga bertujuan untuk memeriksa apakah terjadi masalah lain pada pencernaan. Misalnya, gangguan penyerapan nutrisi atau bahkan adanya kanker.

Sampel feses pasien ambil secara mandiri, lalu dibawa ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut. Analisis laboratorium yang akan dokter lakukan adalah pemeriksaan mikroskopis, tes kimia, dan tes mikrobiologis. 

Sampel feses juga akan diperiksa dari segi warna, konsistensi, jumlah, bentuk, bau, adanya lendir, atau zat lain. Misalnya, adanya darah, lemak, sel darah putih, dan gula. 

Tujuan dan Indikasi Pemeriksaan Feses

Pemeriksaan feses bertujuan untuk membantu mengidentifikasi penyakit pada saluran pencernaan, hati, dan pankreas. Selain itu, pemeriksaan juga dapat mengevaluasi enzim tripsin atau elastase.

Enzim-enzim tersebut bertugas menentukan seberapa fungsi pankreas dalam pencernaan. Pemeriksaan ini juga bertujuan untuk menemukan penyebab masalah di saluran pencernaan. 

Dokter juga dapat merekomendasikan pemeriksaan feses untuk memastikan diagnosis kanker usus besar. Caranya dengan memeriksa darah di feses, atau mencari penyebab infeksi lain seperti parasit, bakteri, jamur, atau virus. 

Umumnya, dokter menyarankan pemeriksaan feses jika seseorang mengalami gejala berikut ini:

  • Diare yang berlangsung lebih dari beberapa hari.
  • Feses yang mengandung darah atau lendir.
  • Nyeri perut atau kram.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Demam.

Ada juga beberapa kelompok orang yang direkomendasikan untuk menjalani pemeriksaan feses, seperti:

  • Orang dengan usia yang masih sangat muda atau lanjut usia.
  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Kalangan yang sempat bepergian ke luar negeri, sehingga telah konsumsi makanan atau air yang tercemar.
  • Orang yang mengalami gejala penyakit yang cukup parah.

Mau tahu kapan sebaiknya melakukan pemeriksaan feses? Baca di artikel ini: “Kapan Sebaiknya Cek Feses Dilakukan? Ini Pertimbangannya”.

Penyakit yang dapat Dideteksi dari Pemeriksaan Feses

Berikut ini penyakit yang dapat dideteksi dari pemeriksaan feses:

  • Mendeteksi adanya bakteri, jamur, cacing, maupun virus pada saluran pencernaan.
  • Sebagai parameter pencernaan yang membantu diagnosa disfungsi usus, sehingga tidak diperlukan prosedur invasif.
  • Membantu mengetahui perawatan yang tepat. 
  • Mengetahui berapa banyak patogen yang memiliki potensi untuk diisolasi dan diidentifikasi.
  • Mendeteksi adanya gangguan pencernaan gizi atau sindrom malabsorbsi.
  • Menemukan perdarahan di dalam saluran pencernaan.
  • Mendeteksi kanker atau polip prakanker pada usus besar.
  • Mengetahui adanya alergi susu sapi, terutama pada bayi.
  • Menemukan penyebab masalah dari gangguan saluran pencernaan.
  • Memeriksa kadar enzim pada tinja pasien gangguan pencernaan.

Peringatan Pemeriksaan Feses

Jika dokter merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan feses, berikut beberapa hal yang perlu kamu ketahui terlebih dulu:

  • Jangan melakukan saat menstruasi atau mengalami perdarahan pencernaan akibat wasir.
  • Sampel feses tidak boleh jatuh ke lantai kamar mandi, klosir, terkena urine, atau tisu toilet.
  • Beri tahu dokter jika tengah mengonsumsi obat-obatan tertentu, termasuk obat herbal.
  • Beri tahu dokter jika sedang mengonsumsi suplemen atau multivitamin tertentu.
  • Hentikan penggunaan obat jenis antasid, laksatif, antidiare, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), antibiotik, dan antiparasit sebelum pemeriksaan.
  • Jenis pemeriksaan FOBT hanya dapat mendeteksi adanya darah pada feses, tapi tak dapat mengetahui penyebabnya.

Beragam Pilihan Pemeriksaan Feses

Berapa lama waktu pemeriksaan feses? Waktunya tidak melebihi 24 jam. Prosedurnya terbagi ke dalam dua jenis, yaitu:

1. Tes darah samar atau fecal occult blood test (FOBT)

FOBT adalah pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan darah yang tidak terlihat langsung oleh mata. Metodenya dengan mengambil sampel tinja pasien dan menganalisanya di laboratorium.

FOBT membantu deteksi dini adanya pendarahan di saluran pencernaan, seperti pada kasus kanker usus besar. Metode ini merupakan skrining awal untuk mengidentifikasi masalah yang memerlukan tindak lanjut dari dokter.

Hasilnya FOBT negatif jika dokter tidak menemukan darah. Namun, pasien dengan hasil negatif juga masih berisiko terserang kanker usus besar di masa depan. Untuk meminimalisirnya, lakukan tes FOBT setahun sekali.

Jika hasilnya positif, ini menandakan adanya darah pada sampel feses. Namun, ini tak selalu menandakan pasien mengidap kanker usus besar. Bisa jadi ia juga berisiko mengalami wasir atau polip.

2. Kultur feses

Kultur feses adalah tes laboratorium yang bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dan jumlah bakteri dalam sampel tinja. Metodenya dengan menanamkan sampel tinja pada media khusus yang mendukung pertumbuhan bakteri. 

Setelah beberapa waktu inkubasi, dokter akan mengidentifikasi dan mengidentifikasi bakteri yang tumbuh. Hasilnya dapat mendiagnosis infeksi bakteri pada saluran pencernaan, seperti infeksi Salmonella atau Campylobacter. 

Kultur feses juga dapat menentukan jenis antibiotik yang efektif dalam mengobati infeksi bakteri tersebut. Hasilnya memberikan informasi penting guna merencanakan pengobatan.

Sebelum Pemeriksaan Feses

Pemeriksaan feses bisa kamu mulai dengan pengambilan sampel feses. Ini bisa kamu lakukan di rumah ataupun di rumah sakit. Petugas medis akan menjelaskan cara pengambilan feses, dan memberi wadah untuk menampung sampel.

Sebelum pemeriksaan feses, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan, yaitu:

  • Hindari melakukan pemeriksaan feses jika sedang menstruasi atau mengalami perdarahan aktif yang terjadi akibat wasir.
  • Beri tahu dokter jika dalam beberapa hari ke belakang menjalani pemeriksaan rontgen yang menggunakan zat kontras barium. Sebab, ini  dapat memengaruhi hasil tes.
  • Beri tahu dokter jika baru-baru ini bepergian, terutama bepergian ke luar negeri, selama beberapa minggu atau bulan.
  • Sebelum pemeriksaan, beri tahu dokter mengenai obat-obat yang sedang kamu gunakan, termasuk obat resep, obat bebas, herbal, atau suplemen.

Klik artikel ini untuk mengetahui hal yang perlu dilakukan sebelum prosedur: Sebelum Cek Feses, Lakukan 4 Hal ini

Prosedur Pemeriksaan Feses

Bagaimana cara pengambilan sampel feses yang benar? Berikut tahap yang saat pengambilan sampel:

  • Gunakan plastik pembungkus atau kertas koran yang bisa kamu letakkan di kloset untuk mengambil sampel feses saat buang air besar.
  • Pastikan feses tidak berceceran atau menyentuh permukaan kloset, agar tidak terkontaminasi oleh air atau apapun.
  • Setelah mengeluarkan feses, gunakan sendok atau spatula yang tersedia untuk mengambil sampel feses dan pindahkan ke dalam wadah. Tidak perlu terlalu banyak, kira-kira seukuran biji kurma saja.
  • Setelah sampel feses dikumpulkan di wadah, segera tutup rapat di dalam kantong plastik.
  • Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun sampai bersih. 
  • Lalu, segera bawa wadah berisi sampel feses ke laboratorium. Disarankan untuk tidak lebih dari 24 jam, guna mencegah pertumbuhan bakteri dan mengaburkan hasil pemeriksaan.

Setelah Pemeriksaan Feses

Hasil dari pemeriksaan feses akan terlihat dalam 1-3 hari. Hasilnya terbagi ke dalam dua jenis, yaitu normal dan abnormal. Perbedaannya bisa terlihat dari warna dan tekstur feses pada pengidap. Ini penjelasannya masing-masing:

1. Hasil normal

Hasil pemeriksaan feses biasanya akan didapatkan dalam 1-3 hari. Adapun ciri feses yang dinyatakan normal adalah:

  • Berwarna cokelat, memiliki tekstur lembut, dan bentuknya konsisten.
  • Tidak terkandung bakteri, virus, jamur, parasit, lendir, nanah, darah, dan serat daging.
  • Mengandung sekitar 2-7 gram lemak dalam 24 jam.
  • Mengandung sedikit gula, atau kurang dari 0,25 gram/dL.
  • Memiliki pH atau tingkat keasaman 7,0–7,5.

2. Hasil abnormal

Sementara hasil abnormal pemeriksaan feses cirinya dapat terlihat dari warnanya. Ini penjelasan dari masing-masing warna:

  • Warna hitam. Menandakan obat zat besi untuk pengobatan anemia atau perdarahan saluran cerna bagian atas akibat tukak lambung atau karsinoma lambung.
  • Warna merah cerah. Menunjukkan perdarahan saluran cerna bagian bawah. Biasanya terjadi akibat fisura ani.
  • Warna coklat pucat dengan konsistensi berminyak. Menunjukkan defisiensi pankreas yang menyebabkan malabsorpsi lemak. Biasanya disertai dengan bau tidak sedap.
  • Warna kuning-hijau. Biasanya terjadi pada tinja bayi yang diberi ASI yang kekurangan flora usus normal. Masalah juga dapat terjadi karena pergerakan tinja yang cepat melalui usus.
  • Warna merah coklat. Menandakan adanya kandungan obat seperti Tetrasiklin, dan antibiotik Rifambisin.

Mau tahu lebih jauh mengenai arti dari warna feses? Baca di artikel ini: “Perlu Tahu 8 Hal Ini Jika Feses Berwarna Hitam”.

Selain itu, feses juga memiliki bau yang tidak normal. Hal ini biasanya terlihat pada kasus sembelit dan jenis makanan tertentu yang menghasilkan gas berlebihan, seperti infeksi bakteri dan malabsorpsi.

Ini tekstur feses dari hasil pemeriksaan yang abnormal:

  • Sangat keras. Terlihat pada kasus sembelit
  • Setengah terbentuk. Seperti pada kasus infeksi parasit
  • Lembut. Bisa terlihat dalam kasus infeksi parasit.
  • Sedikit lembek. Terjadi pada kasus diare.
  • Berair. Kebanyakan terlihat dalam kasus infeksi bakteri.

Efek Samping Pemeriksaan Feses

Beberapa potensi risiko setelah pemeriksaan, antara lain:

1. Ketidaknyamanan

Pemeriksaan feses mengharuskan pasien untuk mengumpulkan sampel tinja mereka sendiri. Meskipun tidak berbahaya, beberapa dari mereka mungkin merasa tidak nyaman atau malu untuk melakukannya.

2. Kontaminasi silang

Kontaminasi silang dapat terjadi jika tidak dilakukan dengan cermat, sehingga dapat mempengaruhi akurasi hasil tes. Karena itu, penting untuk mengikuti instruksi yang diberikan oleh dokter dengan cermat.

3. Ketidaknyamanan perut

Beberapa pasien mungkin merasakan ketidaknyamanan perut sementara saat melakukan tes feses. Hal ini umum terjadi jika mereka memiliki kondisi pencernaan yang sensitif.

4. Sensitivitas 

Pemeriksaan feses memiliki tingkat sensitivitas yang bervariasi, tergantung pada jenis yang dilakukan. Beberapa penyakit yang tidak terdeteksi dengan metode ini mungkin memerlukan tes tambahan.

5. Risiko infeksi

Dalam kasus yang jarang terjad terdapat risiko infeksi terkait dengan pengumpulan sampel feses yang tidak steril. Gangguan dapat diminimalisir dengan sterilisasi yang tepat dan mengikuti prosedur yang benar.

Biaya dan Tempat Melakukan Pemeriksaan Feses

Pemeriksaan feses dapat dilakukan di rumah sakit, laboratorium, atau pusat layanan kesehatan yang menyediakan. Pengambilan sampel feses dapat dilakukan secara mandiri di rumah atau di pusat layanan kesehatan.

Biayanya bervariasi tergantung dengan tempat dan fasilitas kesehatan yang kamu pilih. Sebagai acuan, kisaran biaya terendah yaitu sekitar Rp 23.500. Namun, kisaran acuan tersebut pun masih bisa berubah-ubah sewaktu-waktu.

Ingin melakukan pemeriksaan ini atau pemeriksaan kesehatan lainnya? Sekarang kamu bisa melakukannya secara praktis di rumah dengan layanan Halodoc Home Lab (tersedia di Jabodetabek dan Surabaya). 

Agar lebih cepat, silakan klik gambar di bawah ini untuk melakukan pemeriksaan:

homelab - cek feses
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2022. Stool Culture.
WebMD. Diakses pada 2022. Stool Sample Culture Test.
Kids Health. Diakses pada 2022. Stool Tests.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Stool Test.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Tests & Procedures. Fecal Occult Blood Test.
Prof. Dr. Dalya Basil Hanna. Diakses pda 2023. General Urine Examination and General Stool Examination.
National Health Service UK. Diakses pada 2022. How Should I Collect and Store a Poo (Stool) Sample?
Diperbarui pada 27 Desember 2023

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp