halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Pemfigoid Bulosa

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  • Pengertian Pemfigoid Bulosa
  • Gejala Pemfigoid Bulosa
  • Penyebab Pemfigoid Bulosa
  • Gejala Pemfigoid Bulosa
  • Faktor Risiko Pemfigoid Bulosa
  • Diagnosis
  • Pengobatan Pemfigoid Bulosa dan Efek Sampingnya
  • Pencegahan

Pengertian Pemfigoid Bulosa

Pemfigoid bulosa adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan timbulnya bula subepidermal (lepuhan) di kulit. Lepuhan ini berisi cairan dan terasa gatal. Penyakit ini diawali dengan kemerahan atau ruam (urtikaria) yang kemudian bisa berubah menjadi lenting besar berisi cairan setelah beberapa minggu atau bulan. 

Cairan di dalam lenting ini biasanya bening, tapi bisa berubah menjadi sedikit keruh atau terdapat bercak darah. Lenting biasanya muncul di area-area lipatan kulit seperti ketiak, paha atas, dan perut bagian bawah. Pada kasus yang parah, lepuh juga bisa menutupi sebagian besar kulit, termasuk bagian dalam mulut.

Gejala Pemfigoid Bulosa

Gejala utama penyakit ini adalah munculnya bula berisi cairan berwarna jernih yang tidak mudah pecah ketika disentuh. Terkadang, cairan ini juga bercampur dengan darah.

Selain itu, muncul juga rasa gatal dan sensasi kulit terbakar yang membuat tidak nyaman. Bula biasanya muncul di perut bagian bawah, pangkal paha, dan lengan. Sedangkan area lainnya yang mungkin menjadi tempat munculnya bula adalah lipatan kulit di sisi dalam sendi, paha, atau siku. 

Namun, pada beberapa kasus, penyakit ini juga bisa berkembang di mulut. Bila bula  pecah, maka dapat membentuk ulkus atau luka terbuka.

Penyebab Pemfigoid Bulosa

Sampai saat ini, penyebab pemfigoid bulosa masih belum jelas. Namun, kemungkinan penyakit ini ada kaitannya dengan gangguan  sistem kekebalan tubuh, efek yang ditimbulkan oleh penyakit lain, atau karena efek samping obat.

Penyebab lainnya dari pemfigoid bulosa adalah:

  • Obat. Penggunaan beberapa obat sekaligus dapat memicu pemfigoid bulosa, antara lain  penisilin, etanercept (Enbrel), sulfasalazine (Azulfidine), dan furosemide (Lasix).  
  • Terapi Cahaya serta Radiasi. Penggunaan terapi sinar UV untuk mengobati  penyakit kulit  tertentu dapat memicu pemfigoid bulosa. Contohnya, seperti terapi radiasi untuk pengobatan kanker.

Faktor Risiko Pemfigoid Bulosa

Ini adalah penyakit yang umumnya terjadi pada orang yang usianya di atas 60 tahun. Semakin bertambah usia seseorang, semakin tinggi risiko seseorang terkena penyakit pemfigoid bulosa.

Namun, bagi kamu yang masih muda, bukan berarti kamu tidak berisiko sama sekali mengalami kondisi ini. Bila kamu ingin mengetahui lebih lanjut seputar pemfigoid bulosa, silakan tanyakan saja pada dokter spesialis kulit untuk informasi yang lebih jelas.

Diagnosis 

Penyakit ini dapat didiagnosis dengan cara memeriksa biopsi jaringan kulit yang mengalami infeksi, sehingga dapat dilihat kandungan antibodi pengidap terhadap pemfigoid. Selain itu, kandungan antibodi pemfigoid dapat ditemukan di dalam darah, sehingga pasien disarankan untuk melakukan tes darah juga.

Pengobatan Pemfigoid Bulosa dan Efek Sampingnya

Pemberian obat untuk orang dengan pemfigoid bulosa dilakukan dengan tujuan untuk menekan sistem kekebalan yang menyerang jaringan kulit dan menyebabkan peradangan, meredakan gatal, serta membuat kulit kembali pulih seperti sedia kala. 

Obat-obatan yang biasanya digunakan untuk mengatasi pemfigoid bulosa antara lain kortikosteroid atau dengan obat imunosupresan. Jika tidak segera diobati, bula yang pecah dapat terinfeksi dan berkembang menjadi kondisi yang bernama sepsis, yaitu infeksi pada darah yang mengancam nyawa. 

Ketika kondisi ini muncul pada membran mukosa di area mulut atau mata, komplikasi yang mungkin terjadi adalah jaringan parut pada area tersebut.

Selain dengan pemberian obat, pengidap juga bisa melakukan perawatan mandiri, seperti:

  • Menghindari paparan sinar matahari pada kulit yang terinfeksi.
  • Membersihkan tubuh secara rutin untuk mencegah terjadinya infeksi.
  • Lakukan pengecekan pada kulit untuk melihat apakah ada tanda-tanda infeksi yang parah atau tidak. Misalnya, apakah ada perubahan warna dari kulit menjadi lebih merah, apakah bula bertambah besar, terasa nyeri atau pengidap merasakan demam. 
  • Rutin mencuci pakaian, seprai atau kain yang terkena cairan bula. 
  • Bila dirasa mengalami infeksi yang parah, segera hubungi dokter.

Pencegahan

Karena penyakit ini merupakan penyakit autoimun, sampai saat ini belum ada tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ini. Namun, pengidap bisa menghindari penggunaan obat-obatan yang berisiko menimbulkan pemfigoid bulosa ataupun paparan sinar matahari yang berlebih.

Kapan Harus ke Dokter?

Ketika infeksi dirasa semakin parah dengan disertai gejala demam, nyeri dan perubahan warna kulit di sekitar bula, kamu juga disarankan untuk segera pergi ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi. Sebagai pertolongan pertama, hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Lebih mudah bicara dengan dokter melalui Video/Voice Call atau Chat. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store atau Google Play! 

Referensi: 
NHS UK. Diakses pada 2022. Bullous Pemphigoid.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Bullous Pemphigoid.
MSD Manual. Diakses pada 2022. Bullous Pemphigoid.
Diperbarui pada 28 Juni 2022.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp